Book Review Strategy

Ingin Punya Start-Up yang Sukses?

Oleh Rinny
Ingin Punya Start-Up yang Sukses?

Judul : 7 Steps to A Successful Startup

Simple Lesson before You Quit Your Day Job Penulis : Naeem Zafar Penerbit: Five Mountain Press, 2 Februari 2011 Tebal : 90 halaman

You make your own rules, your own company, and your own destiny. Kewirausahaan, terutama bisnis kecil dan menengah, merupakan bagian penting dalam perekonomian Indonesia. Krisis moneter 1997/1998 telah membuktikan bahwa bisnis kecil dan menengah lebih mampu bertahan dalam badai krisis dibanding perusahaan besar. Tentu saja masih segar di ingatan kita, bagaimana sekitar 12 tahun silam, perusahaan besar tumbang karena harus berhadapan dengan pembayaran utang yang berdenominasi mata uang asing. Di sisi lain, bisnis kecil dan menengah relatif tidak memiliki utang dalam bentuk dolar sehingga relatif mampu menopang perekonomian nasional.

Saat ini, proporsi wirausaha di Indonesia hanya 0,38% dari total populasi. Bandingkan dengan negara tetangga, Malaysia dan Singapura yang sekitar 3% dan 7% dari populasinya adalah pengusaha. Idealnya, Indonesia membutuhkan 2% dari populasi sebagai wirausaha untuk bisa mencapai kemakmuran bangsa.

Salah satu bentuk komitmen Indonesia memajukan kewirausahaan adalah dengan menobatkan tahun 2011 sebagai tahun kewirausahaan Indonesia. Salah satu bentuk konkret dari komitmen ini, Indonesia menjadi tuan rumah ASEAN Regional Entrepreneurship Summit yang diadakan di Bali pada Juli 2011. Acara ini merupakan momen yang penting karena mampu mempertemukan angel investor dan pemodal ventura dari Amerika Serikat dengan berbagai pengusaha muda di Indonesia.

Sebagai salah satu pemenang Entrepreneur Delegation Showcase yang diadakan oleh Global Entrepreneurship Program Indonesia, saya memperoleh kesempatan berinteraksi langsung dan mendapat nasihat bisnis yang berharga dari pengarang buku ini yang merupakan salah satu dari 12 delegasi pengusaha AS yang datang ke Indonesia menghadiri acara tersebut.

Naeem Zafar, penulis buku ini, memiliki pengalaman nyata yang dipadukan dengan dunia akademisi. Selain mengajar mata kuliah Kewirausahaan dan Inovasi di program MBA di Universitas Berkeley, AS, Naeem juga menjabat berbagai posisi penting di perusahaan berbasis TI di Silicon Valley, Kalifornia. Beliau juga menjadi serial entrepreneur selama lebih dari dua dekade sekaligus sebagai penasihat perusahaan start-up.

Naeem memaparkan 7 langkah due diligence yang harus dilakukan sebelum terjun di dunia bisnis. Langkah ini penting dilakukan terutama bagi seseorang yang memutuskan pindah kuadran dari pegawai menjadi wirausaha. Hampir sebagian besar wirausaha lebih tertarik menginvestasikan waktunya dalam memformulasikan ide bisnis (produk/layanan) mereka ketimbang melakukan perencanaan dan persiapan bisnis itu sendiri (due diligence). Fakta membuktikan kebanyakan kegagalan new venture terletak dari ketidakjelasan perencanaan dan persiapan bisnisnya.

Tujuh langkah due diligence tersebut terdiri dari 7 pertanyaan dasar yang harus dijawab sebelum memulai bisnis. Walaupun secara sekilas ke-7 pertanyaan di bawah seperti kumpulan pertanyaan yang enteng, pertanyaan ini mengundang jawaban yang sangat fundamental atas kesuksesan start-up.

Pertanyaan pertama: Mengapa Anda ingin menjadi wirausaha? Ini adalah pertanyaan dasar yang harus dijawab sebelum Anda melanjutkan ke pertanyaan berikutnya. Menjadi wirausaha bukanlah profesi yang cocok bagi setiap orang. Apakah Anda memiliki atribut, seperti: kemampuan pengambilan keputusan tanpa memiliki data dan informasi yang cukup ataupun memiliki persistensi serta kebulatan tekad untuk menjadikan ide bisnis sebagai suatu kenyataan?

Kedua: Apakah terdapat kebutuhan yang belum terpenuhi (unmet demand) di pasar? Start-up yang berhasil adalah bisnis yang bisa mengidentifikasi kebutuhan dan menyediakan solusi terhadap kebutuhan tersebut. Hal ini lebih berarti daripada menemukan ide dan mencari pasar yang sesuai dengan ide tersebut. Google dan Yahoo! adalah contoh bisnis yang menyediakan solusi atas permasalahan yang dihadapi ketika Internet diluncurkan, di mana sulitnya mencari informasi yang tepat dari jutaan informasi yang tersebar di Internet. Kedua perusahaan itu bisa melihat peluang bisnis Internet dengan menyediakan fasilitas search engine.

Ketiga: Seberapa besar pangsa pasar yang ingin dituju? Besaran pasar (market size) adalah ukuran dari pengeluaran pembeli setiap tahunnya untuk membeli produk sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapinya. Penting juga memperoleh informasi mengenai pertumbuhan pasar yang dituju.

Keempat: Apakah produk yang ditawarkan memiliki poin diferensiasi dibanding produk sejenis di pasar? Maka, pemahaman akan produk pesaing dan bagaimana produk yang akan ditawarkan bisa menjawab permasalahan yang dihadapi pembeli dengan cara yang berbeda. Berbagai aspek bisa menjadi pembeda produk satu dengan yang lainnya. Namun, jika harga hanya satu-satunya aspek pembeda, Anda harus berhati-hati. Sangat mudah pesaing menurunkan harga dengan tujuan agar bisnis Anda keluar dari pasar, dan kemudian menaikkan kembali harga setelah Anda keluar.

Kelima: Bagaimana bisnis Anda bisa menghasilkan keuntungan dan siapa yang akan menjadi pembeli produk Anda? Pertanyaan ini terkait dengan pemahaman akan model bisnis. Model bisnis juga harus memiliki skalabilitas sehingga bisa menciptakan bisnis yang berkembang dan profitabilitas tinggi.

Buku ini memberikan sebuah nasihat yang sangat praktikal akan skalabilitas. Sebuah bisnis dikatakan memiliki skalabilitas jika biaya yang dibutuhkan untuk melayani 10 pelanggan jauh lebih rendah dibanding biaya yang dibutuhkan untuk melayani 10 pelanggan pertama.

Keenam: Apakah Anda memiliki tim yang bisa menyukseskan bisnis Anda? Jarang sekali ditemukan hanya ada satu “hero” yang memprakarsai start-up yang sukses. Memulai bisnis adalah pekerjaan yang terlalu besar untuk satu orang. Mungkin Anda berpikir bahwa Microsoft dan Apple diinisiasi hanya oleh satu orang. Kenyataannya tidak, Microsoft sebenarnya dimulai oleh Bill Gates dan Paul Allen; Apple oleh Steve Jobs dan Steve Wozniak. “Two heads are better than one,” hal yang patut diingat dalam membangun tim.

Ketujuh: Mengapa Anda harus memulai bisnis sekarang? Waktu yang tepat adalah kunci memulai bisnis. Mungkin saja telah terjadi perubahan regulasi yang memungkinkan produk segera diluncurkan, atau biaya produksi yang turun tajam sehingga bisa menjangkau target pasar yang lebih luas.

Jika Anda berencana pindah kuadran, luangkanlah waktu 5-15 jam per minggu untuk melakukan due diligence dengan menjawab ke-7 pertanyaan di atas. Jawaban atas ke-7 pertanyaan tersebut akan menjadi permulaan dari perencanaan bisnis Anda.

Bagi banyak orang, memulai bisnis adalah suatu hal yang menakutkan dan pastinya mengundang tingkat stres yang tinggi. Namun, kehidupan wirausaha membawa tingkat kepuasan sendiri. You make your own rules, your own company, and your own destiny. Siapkah Anda dengan kehidupan itu? Dan jika ya, jawablah ke-7 pertanyaan mendasar tersebut sebagai titik awal perjalanan kewirausahaan Anda.

Rinny

Peresensi adalah Konsultan Accenture.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved