Book Review

Memanfaatkan Kekuasaan dengan Tepat

Oleh Editor

Judul : Acting with Power

Penulis : Deborah Grunfeld

Penerbit : Currency, 2029

Tebal : 336 halaman

Kekuasaan acapkali diartikan sebagai hal yang negatif. Kenyataan mengenai kekuasaan bukanlah sebuah hal yang buruk atau baik, dan orang yang memiliki kekuasaan tidak selamanya lebih superior ataupun lebih cacat.

Kenyataan mengenai power adalah apa yang kita perbuat dengan kekuasaan kita bergantung pada apa yang ada di pikiran kita pada saat menggunakan kekuasaan tersebut. Pada akhirnya, pertanyaannya bukanlah seberapa banyak kuasa yang kita miliki, tetapi apa yang kita perbuat dengan kuasa tersebut yang mendefinisikan siapa diri kita dan apa dampak kita.

Acting with power dapat dimainkan dengan power up maupun power down. Untuk memainkan kekuasaan dengan baik, kita harus menguasai command-and-control dan respect-and-connect.

Pada saat menjamu tamunya untuk board meeting sekolah bisnis di tahun 2016, Zhu Rongji, mantan Perdana Menteri China, mengundang CEO Pepsi dan CEO Coca-Cola di ruangan yang sama. “Sebelum meeting, biasanya saya menanyakan kepada staf saya, apa yang lebih mereka sukai: Coca-Cola atau Pepsi. Beberapa menyukai Coca-Cola, beberapa menyukai Pepsi. Kalau saya, keduanya.” Semua tamu tertawa.

Lelucon tersebut merupakan seni, bukan hanya untuk mengurangi ketegangan karena dua kompetitor raksasa dunia berada di ruangan yang sama, tetapi juga untuk menunjukkan bahwa Zhu akan fair untuk keduanya sekaligus memiliki kekuasaan untuk make or break bisnis di China. Dia memainkan power up dan down di saat bersamaan. Dia menunjukkan siapa yang berkuasa. tetapi juga menunjukkan rasa respek kepada semuanya. Dia memainkan control, tetapi juga connect di saat bersamaan.

Agar menjadi pemimpin yang efektif, kita harus bisa memainkan kedua play up dan play down dengan nyaman. Playing up memang kelihatan kasar dan biasanya manusia tidak ingin menunjukkan superioritasnya tanpa mengintimidasi. Walaupun demikian, playing up ada kalanya tidak dapat dihindari karena manusia membutuhkan seseorang untuk memimpin, memberikan arahan, dan menjaga agar semuanya berada dalam kontrol. Memiliki seorang pemimpin akan menjadikan anggotanya merasa rileks dan fokus pada pekerjaan. Pada saat kita menjadi pemimpin, kita harus berani memainkan peran play up ini.

Riset yang dilakukan Universitas Berkeley menunjukkan, anggota tim yang menunjukkan overconfidence akan jauh lebih dihargai daripada anggota lainnya. Sekalipun nantinya mereka menyadari bahwa orang yang overconfident tersebut salah, rasa hormat tersebut tidak hilang. Kesimpulannya, manusia menghargai orang yang rela mengambil risiko pribadi untuk memimpin kemajuan tim. Playing up merupakan hal yang efektif pada saat tim membutuhkannya.

Pada saat Roelof Botha, CEO Sequoia Capital, ingin merekrut Jess Lee, CEO startup Polyvore, dia muncul dengan pakaian karakter kartun dan poster “Wanted” karena Jess sangat menyukai cosplay kartun. Tentu saja, Jess langsung menerima tawaran tersebut karena Jess menyadari mereka akan menerima dirinya dengan hobinya yang unik. CEO perusahaan modal ventura paling sukses di dunia memainkan play down.

Play down menunjukkan kehangatan dan keinginan untuk membawa seseorang menjadi anggota tim. Play down merupakan hal yang low-key tetapi high-impact. Play down dibutuhkan untuk membangun koneksi, membangun kepercayaan, dan membuat orang merasa nyaman.

Bermain “up” adalah untuk menunjukan otoritas dan bermain “down” adalah untuk merakyat. Kemampuan memainkan “up” dan “down” merupakan keahlian sosial yang sangat penting untuk dimiliki. Kedua pendekatan tersebut, apabila dimainkan dengan konteks yang tepat dan waktu yang tepat, akan sangat efektif untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Dalam lingkungan yang ambigu, buku ini memberikan nasihat untuk memperhatikan partner kita dengan teliti dan memainkan power up untuk dianggap serius sekaligus memainkan power down agar tidak dianggap sebagai ancaman. Selain itu, selalu prioritaskan kepentingan tim. Ada kalanya kita harus berada di depan dan memimpin walaupun kita tidak menyadari kita berada di mana. Di saat lain, kita harus berdiam di belakang dan membiarkan orang lain yang memimpin.

Kehidupan itu sama seperti drama. Kekuasaan yang kita miliki berjalan beriringan dengan peran yang kita mainkan. Sama seperti aktor, yang tidak akan pernah membiarkan rasa insecure-nya menghadang mereka memainkan peran yang harus dimainkan, pemimpin yang memiliki aspirasi untuk sukses dan memakai kekuasaan dengan tepat harus memainkan drama yang membaur dengan tim.

Pada saat ditawari pekerjaan di Google oleh Eric Schmidt, Sheryl Sandberg nyaris menolaknya karena merasa posisi yang ditawarkan merupakan kemunduran. Eric pun menasihatinya, “Kalau Anda ditawari kursi di pesawat roket, Anda tidak akan menanyakan kursi yang mana tetapi langsung mengambilnya.” Alhasil, Sheryl mengambil posisi tersebut dan kemudian menyatakannya sebagai nasihat terbaik yang pernah diterimanya.

Semua orang pasti mengira bahwa penjaga penjara pasti berperilaku keras bahkan kejam. Faktanya, studi di penjara yang dilakukan Stanford menemukan ada tiga kategori perilaku penjaga penjara dan jumlahnya hampir berimbang: agresif, birokrat, dan penyenang. Perilaku penjaga penjara hampir sama dengan perilaku eksekutif dalam studi mengenai power dan leadership: eksekutif akan play up, play down, ataupun play straight.

Pada saat mendapatkan posisi baru, banyak eksekutif yang merasakan imposter syndrome. Mereka merasa tidak punya kualifikasi untuk posisi tersebut. Pada saat dipromosikan, eksekutif tersebut tidak merasa sebagai orang baru, tetapi manusia sekitarnya tidak menganggap eksekutif tersebut sebagai manusia lama. Perasaan tidak mampu ini akan mengganggu eksekutif dari hal yang lebih penting: menunjukkan bahwa kita peduli. Alasannya sederhana: riset membuktikan bahwa biasanya eksekutif sudah dianggap kompeten. Sarannya sederhana: langsung bergerak ke lapangan untuk menunjukkan bahwa mereka mendapatkan waktu dan perhatian kita.

Presiden George Bush mendapatkan respons yang negatif sewaktu badai Katrina karena terlalu lama ke Lousiana, sekaligus fotonya adalah dari pesawat mengitari daerah bencana. Sebaliknya, Wali Kota Rudi Giuliani mendapatkan rasa hormat karena langsung bergerak ke lokasi WTC sewaktu 911 dengan mengenakan helm keselamatan.

Studi menunjukkan, memiliki motif yang kuat untuk mendapatkan kekuasaan merupakan hal yang sehat dan merupakan prediksi untuk kepemimpinan yang efektif. Namun, mendapatkan kekuasaan sebagai tujuan akhir tanpa komitmen akan peran ataupun menyelesaikan masalah yang nyata merupakan prediksi akan korupsi.

Dave McClure menggapai kejayaan sebagai pendiri 500 startup yang telah menginventasikan US$ 390 juta di 1.800 perusahaan startup teknologi dan banyak yang telah sukses. Proposisi 500 startup sangat unik karena mereka berinvestasi di pendiri yang bukan berkulit putih, Amerika, dan pria. Kenyataannya, di bulan Juli 2017, McClure harus mengundurkan diri sebagai CEO dan mengakui melakukan pelecehan seksual kepada founder wanita.

Riset penulis buku ini terhadap psikologi kekuasaan menunjukkan bahwa orang yang dikondisikan memiliki kekuasaan, sekalipun dalam laboratorium, akan kehilangan plot. Orang yang tidak memiliki kekuasaan akan menavigasi kehidupan dunia dengan sangat hati-hati untuk menghindari berada dalam masalah.

Ya, sama seperti yang dikatakan penulis buku, kesimpulan dari risetnya mengenai power adalah sukses, impact, dan kepuasan bukanlah berasal dari seberapa besar power yang kita kumpulkan ataupun seberapa powerful kita di mata orang tetapi apa yang bisa kita lakukan untuk orang lain dengan power yang kita miliki.

Deborah Gruenfeld merupakan profesor di Stanford GSB dan Acting with Power merupakan salah satu mata kuliah paling populer di Stanford. Buku ini sangat menarik karena memberikan perspektif baru tentang cara memainkan dan memanfaatkan kekuasaan.

Sebagai penutup, acting with power merupakan hal yang dipelajari dan dapat dipelajari. Manfaatkanlah kekuasaan untuk membuat perubahan yang positif. (*)

Edison Lestari

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved