Book Review

Membangun Jaringan yang Menguntungkan dan Berkelanjutan

Membangun Jaringan yang Menguntungkan dan Berkelanjutan

Kemampuan membangun jaringan (networking) yang andal merupakan kompetensi profesional yang harus dimiliki seseorang yang berkecimpung dalam dunia bisnis saat ini. Agar bisnisnya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, para pelaku bisnis perlu memiliki jaringan yang kuat, dapat dipercaya dan berkelanjutan. Jaringan yang berkualitas ini selalu diperlukan di mana pun, kapan pun, dan dalam posisi apa pun.

Keberhasilan seseorang banyak ditentukan oleh kualitas koneksi atau jaringan yang dimilikinya. Karena, ketika persoalan yang dihadapi semakin besar dan kompleks, mustahil baginya menyelesaikan segala persoalan itu seorang diri. Perlu pihak lain yang dapat diandalkan untuk membantu atau membukakan jalan. Dalam kondisi seperti ini, semakin luas dan berkualitas jaringan yang dimiliki, semakin besar kemungkinan keberhasilan yang bakal diraih.

Strategic Connections

~~

Judul : Strategic Connections: The New Face of Networking in a Collaborative World

Pengarang : Anne Baber, Lynne Waymon, André Alphonso dan Jim Wylde

Penerbit : American Management Association

Cetakan : Pertama, Mei, 2015

Tebal : xiii + 243 halaman

Eko Widodo

Peresensi adalah Dosen Program Studi Administrasi Bisnis, Unika Atma Jaya, Jakarta

Mengingat semakin pentingnya peran jaringan dalam manajemen bisnis dewasa ini, muncul paradigma baru di bidang bisnis yang terkait dengan pengembangan jaringan ini yang dikenal dengan istilah: tempat kerja berorientasi jaringan (network-oriented workplace), yakni pengembangan jaringan menjadi tulang punggung organisasi. Di tengah persaingan yang kian ketat ini, keahlian membangun jaringan dengan banyak pihak menjadi keunggulan kompetitif yang dimiliki seseorang dan menjadi dasar utama bagi pengembangan organisasi di masa depan.

Di masa lalu, jaringan yang dimiliki organisasi kerap lebih banyak hanya mengandalkan jaringan personal yang dibangun karena keahlian dari diri individu yang bekerja di organisasi tersebut. Masih jarang organisasi bisnis yang dengan sadar dan secara sistematis mendorong karyawannya membangun jaringan yang lebih luas dan berkualitas. Kondisi sekarang pun, masih banyak organisasi yang membatasi karyawan untuk dapat leluasa membangun jaringan, mereka cenderung hanya diminta fokus pada bidang pekerjaannya masing-masing. Bahkan, kebijakan dan prosedur yang berlaku di organisasi sering malah menghambat dan membatasi karyawan untuk membangun jaringan yang lebih luas. Hubungan dengan pihak luar dibatasi karena dianggap dapat mengganggu kinerja mereka.

Padahal, di alam persaingan yang kian keras dan tak pasti ini, keberadaan suatu jaringan yang kuat dan menguntungkan memampukan organisasi menjadi semakin mudah untuk bertahan dan berkembang di tengah gempuran perubahan. Organisasi harus menjadi lebih adaptif terhadap perubahan. Lewat jaringan yang ada, organisasi dapat lebih cepat mengantisipasi dan mengatasi masalah yang muncul akibat terjadinya perubahan di lingkungan bisnis. Karena itu, berubahnya cara pandang dan lanskap persaingan membuat organisasi harus mulai mengapresiasi jaringan yang telah dibangun karyawan mereka. Sering, jawaban atas suatu masalah yang dihadapi seseorang tidaklah terletak di lingkungan kerja mereka. Maka, karyawan harus keluar dari lingkungan kerja sehari-hari untuk menemukan pihak lain yang memiliki sumber daya, ide atau jaringan koneksi yang bisa membantu menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Di sisi lain, perkembangan teknologi memungkinkan kita dengan mudah dan cepat membangun jaringan pertemanan yang semakin banyak dan luas. Namun, banyaknya jumlah jaringan yang dimiliki tidak menjamin keberhasilan seseorang jika jaringan tersebut tidak berkualitas. Dengan segala kemudahan yang ada saat ini, kerap orang terlalu sibuk dengan gadget-nya sehingga mengabaikan potensi hubungan yang bakal terjadi. Banyak yang hanya mengandalkan teknologi untuk membangun jaringan tetapi tidak pernah bertemu secara fisik. Padahal, bagaimanapun, hubungan tatap muka (face to face) lebih cepat mendatangkan keuntungan dan memiliki potensi keberlanjutan yang lebih tinggi. Banyak orang yang kelihatannya memiliki banyak koneksi tetapi ternyata tidak memberikan kontribusi yang berarti bagi diri dan organisasinya. Nah, buku ini ditulis terutama untuk memandu kita membangun jaringan yang berkualitas; jaringan yang mampu memberikan kontribusi yang tinggi terhadap bisnis kita, dapat dipercaya dan tetap berkelanjutan dalam jangka panjang.

Organisasi telah bergeser dari pengelolaan berdasarkan perintah dan pengendalian (command and control) menjadi bekerja bersama dan berkolaborasi (connect and collaborative) dengan banyak pihak lain. Organisasi menjadi lebih egaliter; dalam organisasi seperti ini, semakin dibutuhkan adanya keterbukaan dan transparansi di antara anggotanya. Di mana pun, syarat utama yang diperlukan untuk memperoleh hubungan yang menguntungkan dan berkelanjutan adalah diperolehnya suatu kepercayaan (trust) dari banyak orang. Tanpa adanya kepercayaan ini, tidaklah mungkin seseorang bisa membangun jaringan yang besar dan berkelanjutan di dunia yang semakin terbuka dan terkoneksi seperti saat ini.

Jaringan adalah suatu proses yang diciptakan, dipelihara dan dikapitalisasi dengan sadar dan bebas yang didasarkan pada kepercayaan untuk menghasilkan hubungan yang saling menguntungkan individu dan keberhasilan organisasi. Karena suatu proses, untuk membangun jaringan yang berkualitas memerlukan waktu lama dan usaha keras. Ini melibatkan upaya untuk memulai, memelihara dan memanfaatkan hubungan yang telah terjadi, didasarkan pada kepercayaan kedua belah pihak, serta mampu memberi hasil yang berharga, baik bagi individu maupun organisasi dalam jangka panjang.

Terkait hal itu, setiap orang setidaknya memiliki empat jaringan, yaitu jaringan kerja (WorkNet) yakni bekerja bersama orang-orang tersebut; jaringan organisasi (OrgNet), yaitu kontak yang kita miliki dengan orang yang berbeda divisi dalam satu organisasi; jaringan profesional (ProNet) yakni jaringan profesi yang dimiliki dengan orang-orang yang berada di luar organisasi; serta jaringan kehidupan sehari-hari (LifeNet), yaitu jaringan pertemanan dan keluarga yang kita miliki sehari-hari.

Semua jaringan tersebut, kalau dipelihara dengan baik, akan memberi kontribusi positif dalam pengembangan karier dan organisasi serta membantu mengatasi segala masalah yang dihadapi. Setiap hari kita dapat membuat suatu hubungan (contact) yang baru. Namun, hanya hubungan yang bernilai dan berkelanjutanlah yang akan membantu diri dan organisasi kita di tengah perubahan yang semakin cepat ini agar mampu berkembang dengan baik. Tidak ada cara yang jitu untuk melatih seseorang menghadapi apa yang terjadi di masa depan. Masa depan tidak pasti dan tidak seorang pun yang tahu apa yang akan terjadi. Namun, jika kita membangun hubungan atau jaringan yang bisa melintasi sekat-sekat yang ada saat ini, kita akan bisa membangun sinergi yang mampu menghadapi apa pun perubahan yang terjadi. Bersama jaringan yang ada, kita bisa lebih fleksibel. Fleksibilitas memudahkan kita beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang terjadi.

Ketika kita bertemu seseorang, sering kita tidak menganggap itu sebagai kesempatan yang berharga untuk membangun suatu hubungan yang bernilai dan berkelanjutan. Akibatnya, pertemuan yang terjadi tidak memberi hasil apa pun dan mudah terlupakan. Buku ini memberikan panduan yang cukup detail dan konkret tentang bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menjalin hubungan yang menguntungkan dan berkelanjutan. Membuat hubungan yang bernilai tidak berhenti pada satu titik saja. Kita harus mulai suatu percakapan, memeliharanya dan kemudian menindaklanjuti agar setiap hubungan yang terjadi menjadi suatu hubungan yang menguntungkan kedua belah pihak.

Ketika perubahan terus terjadi, membangun jaringan adalah sesuatu yang semakin sulit, tetapi semakin diperlukan. Keberadaan jaringan yang baik akan membantu Anda bekerja dengan lebih baik dan lebih cepat untuk mewujudkan tujuan organisasi. Hubungan yang berkualitas dapat menciptakan suatu nilai baru (a new value) bagi organisasi. Sekali lagi, gerak organisasi harus bergeser dari command and control ke arah connect and collaborate, organisasi harus berubah dari monolog menjadi dialog dengan para pihak yang berkepentingan.(*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved