Book Review Strategy

Membongkar Rahasia Sukses Presentasi Steve Jobs

Membongkar Rahasia Sukses Presentasi Steve Jobs

Judul : The Presentation Secrets of Steve Jobs Penuli : Carmine Gallo Penerbit : McGraw-Hill, 2010 Tebal : xv1 + 238 halaman

Banyak pihak yang mengatakan bahwa rahasia sukses produk Apple berada di tangan Steve Jobs — dari ide, kepemimpinan sampai teknik presentasinya. Tidak sedikit pendengar yang rela datang ke acara presentasi produk Steve sehari sebelumnya hanya untuk melihat dan mendengarkannya secara langsung. Bahkan, para penggemar Apple “tidak menerima” sewaktu mengetahui dia tidak bisa memberikan presentasi keynote dalam MacWorld Expo 2009.

Presentasi CEO yang selalu memakai baju turtleneck dan celana jins ini memang selalu memukau para pendengar. Selain karena produk yang inovatif, presentasinya selalu sukses luar biasa karena dia senantiasa memberikan experience. Steve Jobs does not deliver a presentation. He offers an experience.

Buku ini mengupas teknik presentasi yang menjadi “rahasia” sukses Steve secara mendetail. Buku ini dibagi menjadi tiga “akting”: pengembangan cerita, penyampaian pengalaman, serta penajaman dan latihan.

Bagian pertama memberikan tahapan praktis untuk membentuk cerita yang menyenangkan. Pemikiran dasarnya adalah cerita yang kuat akan memberikan kepercayaan diri dan kemampuan memenangi pendengar.

Komunikator yang efektif mempunyai perencanaan yang efektif, mengembangkan pesan dan headline yang kuat, mengembangkan narasi yang mudah diikuti pendengar, serta memperkenalkan “musuh” sehingga menghadirkan efek drama.

“Akting” pertama dibagi menjadi tujuh “babak” yang dimulai dengan perencanaan. Buku ini menyarankan kita membuat perencanaan sebelum membuka komputer. Buat sketsa di kertas ataupun papan tulis. Pikirkan juga headline, passion statement, pesan utama, analogi, demonstrasi, showcase, bukti, videoklip ataupun props yang mungkin dipakai nantinya.

Setiap presentasi harus mampu menjawab satu pertanyaan yang paling mendasar: mengapa pendengar harus peduli dengan ide/informasi/produk/jasa ini. Buat pesan ini sejelas mungkin dan ulangi minimal dua kali dalam pembicaraan ataupun dalam presentasi.

Steve telah meraih kekayaan US$ 100 juta pada saat dia berusia 25 tahun. Bukannya menikmati pensiunnya, dia malah terus mengembangkan passion-nya untuk mengubah dunia. Passion-nya terlihat jelas dalam presentasi sewaktu memperkenalkan produk baru, misalnya iPod pada 12 Oktober 2005. Passion ini yang menjadi rahasia kharisma dan aura yang dipancarkannya di atas panggung. Tanyakan pada diri Anda: apa yang sebenarnya ingin Anda jual? Yang kita jual dalam presentasi kita adalah mimpi akan kehidupan yang lebih baik.

Selanjutnya, kembangkan headline dari presentasi yang akan disampaikan. Pastikan headline tersebut singkat, tetapi efektif. Untuk mengujinya, lihat apakah headline tersebut bisa dipampangkan di Twitter (140 karakter).

Setelah itu, buat daftar semua poin yang ingin disampaikan lalu kelompokkan menjadi tiga poin utama saja. Poin utama ini yang akan menjadi “peta” dalam presentasi nantinya. Ke dalam tiga poin utama inilah kita akan menyelipkan cerita, analogi, atau metafora.

Satu pelajaran utama dari CEO Apple ini adalah dia selalu memperkenalkan “antagonis” dalam presentasinya. Dia selalu memperkenalkan sebuah masalah dengan detail untuk build the pain, sebelum memperkenalkan solusinya. Dalam satu presentasinya, Steve menyampaikan, “The only problem with Microsoft is they just have no taste.”

Memperkenalkan “musuh” ini artinya menyiapkan diri untuk memperkenalkan “pahlawan”. Produk pahlawan ini akan keluar dari status quo, menawarkan cara baru, serta memberikan inspirasi inovasi.

Semangat Zen telah berada dalam diri Steve sejak mendalami Zen pada 1976 (pernikahannya pada 1991 disaksikan pendeta Zen juga). Semua presentasinya memakai metode Zen yang sederhana yang disebut juga kanso. “Seni Zen Jepang mengajarkan bahwa kita dapat mengekspresikan kecantikan yang luar biasa dan menyampaikan pesan yang kuat melalui simplifikasi,” demikianlah kira-kira filosofinya.

Walaupun demikian, presentasi Steve tetap memakai satu prinsip utama: satu slide hanya memuat satu pesan. Untuk mengecek apakah kalimat yang dipakai cukup sederhana, buku ini menyarankan mengecek presentasi kita dengan memakai UsingEnglish.com.

Membuat slide yang sederhana seperti Steve akan membuat presentasi kita menjadi menarik karena sangat jarang sekali pendengar melihat presentasi yang demikian. Singkat kata, sama seperti Steve, gunakan gambar dan hindari pemakaian bullet points.

Sementara presenter biasa memakai angka untuk menggambarkan sesuatu, Steve selalu meletakkan angka tersebut ke dalam konteks. Misalnya, “Kami telah menjual 4 juta iPhone dalam 200 hari, yang berarti kami menjual 20.000 iPhone setiap hari”, atau “30 Giga cukup untuk menyimpan 7.500 lagu, 25.000 foto atau video 75 jam”. Membayangkan 7.500 lagu tentu lebih gampang daripada sekadar 30 Giga data.

Satu hal yang selalu dilakukan Steve adalah memakai demonstrasi produk dalam presentasinya. Dia senantiasa melakukan demonya dengan short, sweet dan substansial. Selain itu, dia juga selalu menampilkan momen “Holy Shit”. Momen tersebut telah direncanakan dengan matang untuk mendapatkan dampak yang maksimum. Kunci untuk mendapatkan momen ini adalah the more unexpected, the better.

“Akting” terakhir adalah mengenai refine and rehearse. Rahasia di balik kesuksesan Steve adalah latihan, latihan dan latihan. Walaupun telah terbukti begitu sukses dalam menyampaikan presentasinya, dia tetap melakukan latihan sampai menjadi “legenda”. Dia mengetahui apa yang akan dikatakan, kapan mengatakannya, dan bagaimana mengatakannya. Singkat kata, dia berlatih sampai presentasinya kelihatan effortless. Satu hal yang pasti: Steve tidak pernah menyampaikan presentasinya dengan memakai catatan.

Yang terakhir, have fun. Perlakukan presentasi seperti infotainment. Para pendengar selalu ingat mendapatkan pengetahuan dan hiburan.

Buku ini penuh tip yang bersifat praktis. Semua tip yang diberikan dalam buku ini mengacu pada gaya presentasi Steve yang terbukti berhasil. Selain berisi teori, buku ini juga dilengkapi dengan foto-foto untuk memperjelas maksudnya. Untuk melengkapinya, buku ini menyarankan untuk melihat adegan Steve melalui Youtube. Buku ini juga memberikan alamat Youtube secara spesifik untuk melihat adegan tersebut di bagian Notes (hlm. 219). Satu hal yang menarik mengenai Steve adalah tersedia sekitar 35.000 klip presentasinya di Youtube — bandingkan dengan Richard Branson, sekitar 1.000 klip, ataupun Jack Welch yang hanya 175 klip).

“Be a yardstick of quality. Some people aren’t used to an environment where excellence is expected.” Demikianlah nasihat Steve Jobs yang layak kita ingat sebagai motivasi untuk meningkatkan keahlian presentasi kita.(*)

Edison Lestari

Pengamat manajemen Indonesia.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved