Book Review Strategy

Siomay Pink, Berjuang Demi Cinta Lewat Wirausaha

Siomay Pink, Berjuang Demi Cinta Lewat Wirausaha

Pak Yono, begitulah ia dengan akrab disapa. Lelaki bernama lengkap Sriyono kelahiran Klaten, 21 Juli 1954 ini memiliki kisah hidup yang sarat akan perjuangan. Sempat merasakan berada pada grafik kehidupan yang menanjak, sempat pula berada pada titik terendah.

Tahun 1998 tepatnya, kala itu ia telah memiliki beberapa unit sepeda untuk berdagang siomay. Lantas dengan niat yang bulat, Pak Yono memberanikan diri melamar Mira. Selang dua tahun kehidupan rumah tangga mereka sebenarnya berjalan harmonis, dengan dianugerahi dua orang putri. Namun, di situlah titik balik Pak Yono menuju kehidupan yang lebih kelam. Ia ditipu oleh iparnya sendiri hingga berimbas pada bangkrutnya usaha siomay yang telah ia rintis selama berpuluh – puluh tahun.

Siomay Pink

Pak Yono, yang kala itu merupakan juragan siomay papan atas di Jakarta, kini harus menutup usahanya dan hidup dengan bejibun hutang yang melilit. Hal ini lah yang membuat istrinya meminta cerai. Ditambah lagi, Pak Yono juga dilarang untuk menemui kedua putrinya. Ia pun harus rela hidup luntang – lantung di Jakarta seorang diri.

Tiba – tiba terbesit satu inspirasi yang terpadu dari rasa kangennya terhadap kedua putrinya dengan semangatnya untuk melunasi hutang – hutang dan hidup lebih layak. Ia teringat akan warna kesukaan putrinya, Pink, dan direalisasikannya warna tersebut sebagai warna latar usaha siomay-nya yang baru. Tidak dinyana, justru penampilan siomay serta pedagangnya yang serba pink ini menjadi daya tarik pelanggan untuk mencicipi cita rasanya. Hingga akhirnya, tanpa disadari ia telah ramai diperbincangkan di dunia maya, lewat Twitter, Facebook, serta Kaskus. Hal tersebut tentu saja semakin mendongkrak popularitas “Siomay Pink”, untuk semakin mengembangkan omsetnya.

Nidya Febrianti Utami menulis buku ini dengan mengemas tampilan yang memikat serta penuh kesan santai di mana setiap ilustrasi cerita dipaparkan bersama dengan gambar. Selain itu gaya bahasa yang digunakan sangat memasyarakat sekali, dimana diksi yang dipilihnya merupakan diksi yang umum dipakai di masyarakat, sehingga sangat cocok untuk dikonsumsi oleh khalayak ramai.

Sementara itu satu kelemahan dari buku setebal 112 halaman dan diterbitkan oleh Gramedia ini adalah dari segi ceritanya yang cenderung kurang dalan. Setiap babak – babak cerita yang dikemas tak lebih disajikan dalam satu hingga dua paragraf saja.

Terlepas dari itu semua, buku ini dapat dikategorikan sebagai sumber inspirasi bagi semua orang baik itu yang telah lebih dulu bergelut sebagai wirausaha ataupun yamg belum. Banyak motivasi yang bisa kita petik dari buku ini seperti bagaimana Pak Yono bangkit dari keterpurukan, memaintain konsistensi dan memanage waktu. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved