Book Review

Teknologi Membuat Dunia Semakin Sosial

Teknologi Membuat Dunia Semakin Sosial
A World Gone Sosial How Companies Must Adapt to Survive

~~

Judul: A World Gone Social: How Companies Must Adapt to Survive

Pengarang: Ted Coiné dan Mark Babbitt

Penerbit: American Management Association

Cetakan: Pertama, November 2014

Tebal: xvii + 238 halaman

EKO WIDODO

Peresensi adalah Dosen

Program Studi Administrasi Bisnis

Unika Atma Jaya, Jakarta

Perubahan yang dialami umat manusia sebagian besar berasal dari perubahan teknologi yang digunakannya. Semenjak ditemukan roda hingga teknologi modern saat ini, teknologi selalu membuat perubahan dramatis terkait cara dan pola hidup manusia sehari-hari. Tiap kemunculan teknologi baru selalu membawa perubahan berarti dalam kehidupan manusia.

Kemunculan teknologi yang spektakuler bisa disamakan dengan munculnya meteor yang pernah meluluhlantakkan bumi di masa lampau, yang bisa membuat spesies sangat kuat semacam dinosaurus punah. Hanya spesies yang adaptif yang bisa bertahan dan berkembang lebih lanjut. Meteor telah memunculkan zaman baru. Begitu pula munculnya teknologi Internet dewasa ini: sebuah teknologi spektakuler yang membawa peradaban manusia memasuki zaman baru. Zaman yang memungkinkan manusia dapat berkomunikasi dan berinteraksi lebih mudah, murah dan cepat dengan sesamanya. Suatu zaman baru, yangmenurut penulis buku ini, dinamakan zaman sosial (social age).Buku ini ditulis untuk memberikan alat dan informasi yang memadai bagi manusia, khususnya kalangan bisnis, agar mampu bertahan dan berkembang di zaman baru ini. Jika kita tak mampu beradaptasi di zaman baru ini, kita akan punah, seperti halnya makhluk dinosaurus di masa lampau.

Dahulu, seiring perkembangan Revolusi Industri, ditemukan banyak mesin atau teknologi yang semakin mempermudah hidup manusia. Beberapa teknologi tak hanya membantu manusia, bahkan telah mampu menggantikan peran manusia di dalamnya. Dengan bantuan teknologi, manusia mampu melakukan banyak hal dengan lebih baik, serta menjadikan ketergantungan dan ikatan dengan manusia lain berkurang. Dengan demikian, manusia modern sering dipersepsikan sebagai makhluk individualis yang hanya memikirkan kepentingan diri sendiri. Nilai kebersamaan yang sangat kuat di masa lampau pun kian memudar.

Perkembangan teknologi ternyata memang membawa perubahan yang sulit ditebak arahnya. Tidak seperti kemunculan teknologi di zaman Revolusi Industri, munculnya teknologi Internet dewasa ini justru menjadikan seseorang lebih sering berinteraksi dengan pihak lain. Saling interaksi dan ketergantungan justru kian meningkat. Tidak ada seorangpun yang terisolasi di dunia modern saat ini. Teknologi memperluas jangkauan interaksi manusia, melampaui batas-batas yang telah ada sebelumnya. Teknologi Internet telah menjadikan manusia semakin sosial, sesuai dengan kodrat alaminya sebagai makhluk sosial.

Di duniayang baru ini, Internet menjadi pusat dari perkembangan teknologi. Internet dan turunannya yang berwujud media sosial mampu mengubah bagaimana cara perusahaan melakukan inovasi, pemasaran, membangun kerja sama tim dan melayani pelanggan dengan lebih baik. Di zaman sosial seperti saat ini, untuk bertahan dari kondisi persaingan yang semakin sengit, letak keunggulan kompetitif utama yang harus dimiliki oleh perusahaan hanyalah adanya hubungan atau ikatan yang kuat dan intim dengan para karyawan dan pelanggannya. Media sosial dengan berbagai bentuknya sekarang inimemudahkan kita untuk menjalin ikatan yang lebih intim dengan banyak pihak, tetapi tetap tidak meninggalkan sisi-sisi kemanusiaan kita. Kunci keberhasilan saat ini terletak pada kemampuan membangun jaringan personal dan institusi dengan semakin banyak pihak lain. Dalam hal ini, setidaknya dua prinsip utama yang harus ada untuk membangun suatu ikatan yang kuat dengan pelanggan dan karyawan adalah adanya kepercayaan (trust) dan keterbukaan (transparansi) dari kedua pihak.

Konsep utama yang diusung penulis buku ini adalah OPEN, kependekan dari Ordinary People, Extraordinary Network, yang merupakan syarat bagi keberhasilan perusahaan di zaman sosial kini. Yakni, memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada “orang biasa” agar mereka mampu membangun jaringan personal yang cukup besar demi keunggulan perusahaan, walau tetap harus disadari bahwa media sosial adalah semacam pedang bermata dua bagi perusahaan. Banyak orang menjadi cepat terkenal karena media sosial, tetapi juga banyak yang dipecat karena media sosial. Dengan sarana media sosial, banyak “orang biasa” dapat dengan cepat menjadi raksasa yang mampu mengembangkan atau menghancurkan perusahaan dalam waktu singkat. Perusahaan tak bisa lagi meremehkan kekuatan media sosial yang awalnya hanya diangggap sebagai alat main-main bagi kebanyakan orang. Perusahaan harus semakin hati-hati dengan postingan para karyawan ataupun pelanggannya, karena bisa mendatangkan dampak yang tak terduga. Semakin sulit membedakan, mana urusan perusahaan dan mana urusan pribadi. Maka, adanya kepercayaan dan keterbukaan menjadi penting dalam dunia seperti ini.

Dengan hadirnya media sosial, kita menjalin kerjasama dengan lebih banyak pihak. Bahkan, dengan para pesaing kita, sepanjang hal itu mendatangkan keuntungan bersama. Media sosial mampu memperkuat berbagai gagasan atau aspirasi yang ada.Dengan media sosial, kita juga bisa melihat dan memantau, bagaimana cara seseorang, baik karyawan maupun pelanggan kita, tentang cara bagaimana mereka berinteraksi dengan pihak lain. Pemahaman tentang cara mereka berinteraksi memudahkan kita melakukan interaksi yang menguntungkan dengan mereka. Terbentuknya interaksi ini juga memperkuat ikatan kita dengan karyawan dan pelanggan.

Jika Anda beranggapan bahwa buku ini tentang bagaimana media sosial atau teknologi telah mengungguli peran manusia, Anda salah. Bagaimanapun, kita tetap merupakan makhluk sosial, yang berubah hanyalah bagaimana cara kita berpikir, bekerja dan hidup di alam modern saat ini. Disini, terjalinnya hubungan sosial lebih dikedepankan daripada peran teknologi (more social, less media). Teknologi tetap hanyalah alat, pemahaman kita tentang manusia atau pelanggan lebih utama. Hubungan yang manusiawi harus dikedepankan. Media sosial harus dipandang sebagai alat saja yang dengan luar biasa mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas/frekuensi hubungan yang ada. Prinsip berhubungan dengan pelanggan harus selalu kita pegang, apapun bentuk medianya, yaitu mampu untuk selalu aktif mendengarkan, memberikan respons dengan cepat dan bersedia menemui pelanggan di manapun mereka berada. Media sosial sebenarnya tidak berbeda dengan komunikasi dari mulut ke mulut, hanya karena menggunakan teknologi, para pesertanya menjadi lebih luas, beragam dan banyak.

Pelanggan terkoneksi satu dengan yang lain melalui berbagai cara yang tak terbayangkan sebelumnya. Mereka selalu menemukan cara baru untuk berkomunikasi satu sama lain. Mereka saling berbagi informasi untuk menyolusi berbagai masalah yang dihadapi. Maka, yang dapat kita lakukan hanyalah aktif mendengarkan mereka. Dengan demikian, kita dapat memberikan solusi atas masalah yang mereka hadapi.Kerjasama antara konsumen dan produsen akan mendatangkan hasil yang luar biasa. Lihat saja apa yang terjadi pada Wikipedia, ensiklopedia terbesar di dunia yang dibangun atas dasar interaksi, komunikasi dan kepercayaan dari berbagai pihak yang bahkan tidak mengenal satu sama yang lain, tetapi menghasilkan karya yang sangat hebat. Dimasa depan, konsumen dan produsen akan kian erat bekerjasama untuk menghasilkan produk dan jasa yang mereka butuhkan secara bersama-sama. Produk dan jasa yang dihasilkan pada akhirnya merupakan hasil kolaborasi yang manfaatnya akan dinikmati bersama-sama dan demi kebaikan bersama pula.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved