Book Review Review

Buku ORIDA Agar Milenial Kenal Sejarah Uang Daerah

Untuk mengenalkan uang daerah kepada milenial dan kado Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75 tahun, Suwito Harsono dan Michelle Suharli merilis buku Oeang Republik Indonesia Daerah (ORIDA) 1947-1949.

Penulisan buku ORIDA butuh waktu sekitar 3 tahun. Buku mulai ditulis pada saat deklarasi pendirian Masyarakat Numismatik Indonesia (MNI), yaitu 2 Maret 2018. Sedangkan penulisannya selesai bertepatan pada Hari Uang Nasional yakni tanggal 30 Oktober 2019. Akhirnya mulai dijual umum pada tanggal 2 Maret 2020.

Suwito mengklaim, buku ORIDA dapat menjadi referensi nasionalisme generasi penerus bangsa. “Kami juga mendorong pemerintah untuk menerbitkan uang peringatan buku ORIDA ini,” ujarnya di Lake View Cafe, Tangerang (2/2/2020).

Buku yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama ini masuk dalam multi kategori, yaitu: Hobi, Numismatika, Pengetahuan-Ilmu Sosial dan Sejarah. Buku ini berisi gambar, deskripsi dan sejarah singkat tentang uang kertas atau alat tukar lain berbahan kertas yang berlaku di Republik Indonesia dalam kurun waktu 1947-1949.

Lebih dari 500 varian uang dan alat tukar kertas yang beredar di lebih dari 75 daerah di Indonesia dimuat dalam buku dengan lebih dari 451 halaman dan penuh warna. Buku ini merupakan buku pertama yang membahas khusus hanya ORIDA yang diterbitkan olehGramedia Pustaka Utama.

“Buku ORIDA ini buku tentang hobi koleksi uang kuno pertama yang memuat kata sambutan dari Menteri Keuangan, mantan Gubernur Bank Indonesia, Rektor Unika Atma Jaya, Purnawirawan Letnan Jenderal Militer, tokoh Numismatis Belanda dan Ketua Umum MNI.

Michell, penulis buku ini yang sebelumnya sudah ditetapkan sebagai penulis best-seller, membuka acara peluncuran ORIDA dengan penjelasan nilai historis ORIDA dalam perjuangan untuk mempertahankan RI dari upaya kembalinya penjajah Belanda pasca proklamasi kemerdekaan.

Akibat agresi militer Belanda, produksi dan distribusi Oeang Republik Indonesia (ORI) terhenti dan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi mengizinkan daerah-daerah untuk menerbitkan danmendistribusikan uang atau alat pembayaran lokal.Dalam situasi darurat yang mengancam kemerdekaan RI saat itu, penerbitan ORIDA mengandung makna tentang eksistensi dan kedaulatan RI.

Masyarakat internasional memahami bahwa sebuah negara merdeka memiliki mata uang tersendiri dan pengakuan kedaulatan dari negara lain ketika mata uang sebuah negara memiliki nilai tukar (kurs) terhadap mata uang negara-negara lain. Suwito, penulis Buku ORIDA yang merupakan juri internasional dalam bidang filateli, melanjutkannya dengan pemaparan singkat tentang bagaimana penulisan buku ini dimulai hingga selesainya.

Michelle menguraikan bidang Numismatika mendukung perekonomian bangsa dan negara. Numismatika adalah kegiatan atau studi mengumpulkan mata uang, termasuk: koin, token, uang kertas dan benda-benda terkait lain. Numismatika mempelajari, antara lain, sejarah mata uang itu sendiri, cara pembuatan, ciri-ciri, variasi hingga sejarah politik terbentuknya mata uang tersebut.

Buku ORIDA memuat uang daerah yang mengandung banyak hal untuk diteliti dan merefleksikan situasi budaya, ejaan, jenis huruf, pejabat daerah dan hal lain di daerah itu. ORIDA memuat uang dan alat tukar berbahan kertas yang saat ini jumlahnya sudah sangat terbatas, kondisi umumnya tidak bagus lagi dan jarang dikoleksi oleh para numismatis. “ORIDA dalam buku ini merupakan heritage dari perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan RI,” jelasnya.

Meski penulisan 3 tahun, namun upaya mengumpulkan uang-uang ini sudah lebih dari 10 tahun, baik di dalam maupun di luar negeri. Fakta menarik bahwa uang-uang daerah banyak disimpan oleh kolektor Belanda dan kondisinya pun masih relatif baik. Negara-negara seperti: Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Jepang, China, Belanda, Jerman, Inggris, Australia dan Amerika, pemerintah dan rakyatnya sangat menghargai uang kuno dengan menyimpannya sangat rapi dan berani membeli dengan harga tinggi. Hal ini terungkap dari kisah istri para penulis ketika diminta kesaksian bagaimana kesungguhan penulis menyusun buku ORIDA.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved