Capital Market & Investment SWA Online

Strategi BJB Jadikan Sahamnya Jempolan

Strategi BJB Jadikan Sahamnya Jempolan

Likuiditas tinggi yang didukung fundamental kuat, ditambah kemampuan memberi nilai tambah kekayaan (wealth added index – WAI), menjadikan saham sebuah perusahaan di Bursa Efek Indonesia terus menjadi primadona di pasar saham. Demi memperoleh return yang tinggi dan di saat bersamaan meminimalkan risiko, investor umumnya memilih perusahaan terpercaya dan memiliki profitablitas yang tinggi. Akan tetapi, laba tinggi saja tidak cukup. Ada unsur lain yang bisa menjadi masukan, yaitu wealth added index (WAI), atau kemampuan perusahaan dalam memberi nilai tambah kekayaan.

Bank Pembangunan Jawa Barat dan Banten (Bank BJB) menjadi salah satu perusahaan yang sukses meningkatkan peringkat (Wealth Added Index). Sebelumnya, Bank BJB hanya bertengger di urutan ke -49. Berbeda jauh dengan saat ini yang melompat ke peringkat 9 dengan angka WAI mencapai Rp 22,34 triliun.

Direktur Utama BJB, Ahmad Irvan, membeberkan resep utama kinerja BJB yang cemerlang. Menurut dia, hal ini tidak terlepas dari pembangunan pondasi bisnis yang kokoh. “Apa yang kami capai sejauh ini tidak terlepas dari apa yang telah kami bangun sejak awal tahun 2015.,” ujarnya menjelaskan.

Pembenahan Sumber Daya Manusia, ia sebutkan, sebagai perubahan yang paling signifikan dalam mendongkrak kinerja, BJB memberlakukan sistem reward and punishment secara tegas, terukur, dan transaparan serta memberikan penilaian berbasiskan kinerja sehingga semua pihak termotivasi untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan.

Perusahaan, kata dia juga menyusun dan mengharmonisasikan arsitektur kebijakan untuk menjadikan semua business process yang ada di Bank BJB menjadi lebih efektif, lebih efisien, dan lebih aman bagi kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Sebagai contoh, credit process yang saat itu berlaku di Bank BJB, dianalisis dan sesuaikan sejalan dengan tingkat risikonya. Penerapan four eyes principles berlaku di setiap segmen kredit sehingga conflict of interest dapat lebih diminimalisasi. Dengan begitu, ia mengatakan, manajemen lebih lebih yakin bahwa kredit-kredit yang disalurkan Bank BJB adalah kredit berkualitas yang telah melalui proses assessment berlapis di mana business unit maupun risk management telah sama-sama melakukan kajian sesuai dengan porsi dan kapasitasnya. Pada bulan Juni 2016 atau sekitar enam bulan sejak strategi tersebut diterapkan, laba bersih Bank BJB tercapai 132% dari target. Bank BJB juga berhasil memperbaiki kualitas aset di mana pada akhir Desember 2016, tingkat kredit macet atau NPL sudah berada di level 1,69% atau jauh lebih baik dibanding pada tahun 2014 yang berada di atas 4%.

Ahmad menganalogikan Bank BJB sebagai pesawat terbang yang di dalamnya terdapat berbagai ruang dan fungsi yang saling menunjang untuk membentuk keseimbangan baik pada saat take off, flight, hingga akhirnya tiba di tujuan. Dari berbagai elemen yang ada dalam Bank BJB ini, seluruh lini bisnis menempati ruang kokpit atau kemudi (front end). Front end ini merupakan faktor penentu ke mana arah pesawat ini akan dibawa dan secepat apa laju pesawat ini mengudara, oleh karenanya front end dituntut untuk terus mengembangkan bisnis perusahaan dengan selalu mencari potensi atau peluang bisnis yang profitable.

Adapun dari sisi meningkatkan kepercayaan investor, Ahmad mengatakan, pihaknya rajin mengadakan analyst meeting yang rutin diadakan setiap triwulan. Bank BJB juga melakukan one-on-one meeting dan non-deal roadshow dan juga Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang bertujuan untuk melakukan pengkinian informasi tentang Bank BJB.

Per akhir tahun 2016, Bank BJB membukukan laba bersih sebesar Rp1,56 triliun atau tumbuh 14,4% dibandingkan dengan tahun sebelumnya (yoy). Kapitalisasi perusahaan naik signifikan dari Rp 10,28 triliun pada tahun 2012, menjadi Rp 32, 87 triliun pada tahun 2016. Harga saham tercatat Rp 3.390 di akhir tahun 2016, berbanding jauh dengan tahun 2012 yang hanya Rp 1.060. Meski begitu, Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat memasukan saham Bank BJB ke dalam radar Unusual Market Activity (UMA) pada 19 Desember 2016. Meski begitu adanya UMA, tidak serta merta berarti adanya pelanggaran di pasar bursa saham.

Editor : Eva Martha Rahayu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved