Management SWA Online Trends

Strategi CashLez Membidik Merchant

Strategi CashLez Membidik Merchant

Tren pengguna kartu kredit dan debit terus meningkat dari tahun ke tahun. Contoh dari bank plat merah hingga September tahun lalu, jumlah transaksi nasabah kartu kredit dan debit lewat mesin Electronic Data Capture (EDC) mencapai 92 juta kali transaksi dengan volume sebesar Rp76 triliun.

Hal ini sebagai indikasi bahwa pembayaran non tunai semakin diminati di Indonesia. Dari sini Teddy Setiawan Tee, Direktur Utama PT Cashlez Worldwide Indonesia tertarik membidani lahirnya Cashlez sebagai solusi pembayaran untuk para merchant baik perorangan maupun UKM dan SME.

Saat ini diperkirakan ada sekitar 2 juta merchant yang teregister, belum lagi masih banyak merchant yang tidak terdaftar. Para merchant yang akan dibidik Cashlez. Bahkan mereka akan dibuatkan apliaksi sesuai line bisnisnya untuk meningkatkan volume dan kegiatan marchant tersebut. Mengingat, aplikasi membantu untuk pembukuan, inventory, pembayaran dan lain-lain.

Platform yang disediakan startup ini memanfaatkan alat pembayaran mPOS (mobile point of sale) yang menyerupai mesin electronic data capture (EDC) yang dikeluarkan pihak perbankan. Diakui pria kelahiran Jakarta, 24 September 1979, mPOS bisa membantu penggunanya menerima transaksi menggunakan kartu kredit atau debit yang bertanda Master, VISA, JCB dan Union Pay. “Kami sudah bermitra dengan Bank Mandiri dan BNI untuk menggarap B2B dan juga B2C,” kata Teddy.

cashlez

Teddy Setiawan Tee, Direktur Utama PT Cashlez Worldwide Indonesia

Untuk mendapatkan card reader Cashlez pun sangat mudah, tidak diperlukan berbagai persyaratan termasuk deposit seperti alat transaksi pembayaran yang sudah ada. Hanya saja dikenakan biaya penggunaan card reader sebesar Rp 88 ribu/bulan. Merchant hanya dikenakan transaction fee sekitar 2% sebagai merchant discount rate.

Untuk menjamin keamannya, cashlez terus memperkuat fitur pembayaran layanan elektronik untuk mendapatkan sertifikat PCIDSS (the payment Card Industry Data Security Standard). Ini merupakan sebuah standarisasi internasional untuk menjamin keamanan data ketika bertransaksi dengan menggunakan kartu kredit atau debit yang ditetapkan. “Sertifikasi ini kami harapkan bisa menjadi tambahan modal untuk menyakinkan pelanggan menggunakan Cashlez,” katanya.

Cashlez dilengkapi dengan berbagai fitur seperti fitur e-Receipt, Calculator dan Photo Description mPOS. Fitur e-receipt juga dilengkapi dengan lokasi dimana transaksi itu terjadi, dengan menggunakan Geo-location information dari smartphone merchant. Dengan e-receipt pihak merchant dapat secara langsung mengeluarkan tanda terima online secara real time kepada konsumennya dan daftar transaksi tersebut disimpan secara online pada server Cashlez.

Diakui lulusan manajemen information system University of Arizona bisnis ini pasarnya besar sekali. Karena cashlez memberikan solusi pembayaran untuk merchant supaya mendapat customer base yang banyak. Apalagi dalam mengelola dana cash tidak mudah, risikonya besar ada penggelapan, pencurian, uang palsu dan lain-lain.

Dengan adanya Cashalez diharapkan bisa mengubah kebiasaan para merchant dengan memberikan tools card reader kepada para merchant dengan persyaratan yang sangat mudah. Kalau dulu EDC yang diberikan oleh beberapa bank. Itu pun dengan syarat yang susah, dan juga deposit.

Untuk merintis bisnis ini, Teddy telah mengeluarkan dana Rp 10-20 miliar untuk investasi. Dana tersebut , digunakan untuk menset up, hardware, membuat aplikasi, data center, dan membayar konsultan, intinya semua untuk membangun Cashlez.

Diakui dari sisi revenue masih kecil, karena untuk tahap awal, total transaksi per mPOS dbatasi sekitar Rp 50-100 juta per bulan. Saat ini bila dirata-rata untuk merchant UKM nilai transaksinya sekitar Rp 300-800 ribu/hari, sedangkan untuk sektor SME rata-rata transaksi Rp 3 juta/hari.

Kehadiran Cashlez yang baru soft opening 3 bulan lalu, menurut Teddy hingga akhir tahun ini ditargetkan bisa mendistribusikan 2.000 unit dongel/card reader, karena di tahun pertama sambil jalan dan melakukan berbagai perbaikan sambil mendengarkan masukan dari pengguna agar Cashlez semakin aman dan nyaman digunakan.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved