Trends

2020, NCS Targetkan Pertumbuhan Pendapatan 40%

(Kiri-kanan): Nanang Rohyat Direktur IT PT NCS, Reni S. Siregar Direktur Utama PT NCS, Mahatma Indra, Direktur Operasional PT NCS disela-sela perayaan 25 tahun PTNCS, di Jakarta.

Persaingan bisnis kurir dan logistik kian ketat di Indonesia. Pemainnya bukan hanya pemain lokal, tapi pemain asing kian mendominasi dibisnis ini. Mengingat untuk memperkuat ekpansinya di Indonesia, beberapa pemain asing mengakuisisi ataupun melakukan joint venture dengan perusahaan lokal di indonesia dengan memboyong modal dan teknologi di Indonesia.

Di tengah sengitnya bisnis logistik di Indonesia, PT Nusantara Card Semesta (NCS) termasuk sebagai pemain lokal survive di tengah serbuan pemain logistik dari luar negeri. “Pendapatan kami 70% berasal dari pengiriman dokumen dan 30% pengiriman kargo. Prosentase ini harusnya berubah dalam 5 tahun ke depan, mengingat pasar e-commerce sangat besar di Indonesia,” kata Reni S. Siregar, Direktur Utama PT NCS.

Ia menambahkan, bila tahun ini pendapat NCS ditargetkan Rp 300 miliar, tahun 2020 ia menargetkan pendapatan tumbuh sekitar 40%. “Pertumbuhannya tidak boleh 10% tapi harus di atas 20%,” katanya.

Target yang dicanangkan NCS bukan main-main, mengingat di usianya ke 25 tahun, NCS tahun ini dan tahun depan akan melakukan penambahan jumlah cabang secara besar-besaran. Menurut Mahatma Indra, Direktur Operasional PT NCS, saat ini NCS memiliki 72 cabang, dan tahun 2020 akan menambah sekitar 61 kantor di kota/kabupaten di Indonesia.

Indra mengatakan, penambahan jumlah cabang tersebut sebagai upaya NCS untuk mewujudkan target pertumbuhan pendapatan di tahun 2020. Bila selama ini pendapatan berasal dari kantor pusat, maka dengan adanya cabang-cabang di daerah diharapkan bisa mendongkrak target tersebut dengan kerjasama dan pergerakan antar cabang semakin cepat.

Untuk mendukung bisnisnya, NCS melakukan berbagai inovasi untuk menunjang kebutuhan bisnis proses dan service yang dilakukan NCS dari mulai pick up, delivery, invoicing hingga reporting melalui iDss (Integrated Distribution Semesta System).

Menurut Nanang Rohyat, Direktur Teknologi Informasi IT PT NCS, untuk operasionalnya didukung aplikasi NCS Deal. Melalui aplikasi ini, pelanggan bisa mendapatkan kebutuhannya untuk mengirim paket atau dokumen yang hendak dikirim, melakukan cek ongkir, cek resi, mencari gerai NCS terdekat, hingga melakukan request pick up secara online bila telah siap mengirim paket atau dokumen.

Sementara, untuk bisa terhubung dengan kurir, pelanggan bisa menggunakan ICL Mobile, notifikasi permintaan pick up akan sampai kepada kurir dengan radius terdekat dari lokasi penjemputan. Kurir diberi pilihan untuk menerima atau menolak. Bila menerima, maka ia diberi waktu sekitar 30 menit – 1 jam untuk tiba di lokasi penjemputan untuk menjemput barang.

Setelah barang di-pick up, melalui aplikasi NCS Deal, penggan PT NCS bisa men-tracking secara berkala posisi barang yang dikirim. Tiap barang bergerak akan ada update yang tampil hingga barang diterima.

Menurut Reni, di era industri 4.0, yang dibutuhkan sebenarnya kecepatan info, di mana kurir meng-input data langsung ke server tanpa menunda waktu dan bisa diakses dari mana pun. “Kami terus meningkatkan quality of service untuk mempertegas komitmen NCS memberikan yang terbaik dan selalu meningkatkan kualitas pelayanan,” kata Reni.

Menanggapi banyaknya investor asing yang menggandeng perusahaan logistik lokal, menurut Reni, pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk melakukan penjajakan, asalkan investor tersebut tidak hanya membawa modal saja, tetapi di belakangnya ada bisnis yang bisa dikembangkan untuk memperbesar bisnis NCS.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved