Management Trends

25 Tahun Foodex Fokus Kembangkan Cita Rasa Nusantara

Tahun 2020 dianggap sebagai tahun ujian terberat bagi seluruh industri di Tanah Air. Tak terkecuali industri kuliner. Dengan mewabahnya virus Covid-19 sejak Maret 2020 banyak usaha resto and kafe yang terpukul.

Sepanjang periode April-Juni 2020 pola hidup masyarakat sudah banyak berubah. Termasuk perubahan pola konsumsi. Pada masa physical distancing, hampir semua masyarakat melakukan in house dining dan melakukan stock up untuk bahan baku masak. Alhasil, bisnis resto and kafe sepi pengunjung.

Lalu, apakah bisnis kuliner yang berada di hulu, seperti produsen bumbu dan bahan makanan ikut terpukul? Ternyata tidak demikian. Hal itu diutarakan oleh Jenny Rusli, Business Development Director PT Foodex Inti Ingredients dalam satu kesempatan.

“Memang selama pandemi ini membawa dampak besar untuk pola konsumsi masyarakat. Namun kami secara bisnis tetap tumbuh cukup positif selama pandemi ini,” ungkap Jenny. Menurutnya hal itu disebabkan karena Foodex melayani business to business industry di mana bahan-bahan yang diolah dapat dipakai di industri mie instan, snack, daging olahan dan horeaca (hotel, restaurant & cafe).

Foodex sendiri cukup optimistis untuk terus menggarap pasar food seasoning dan food ingredients di Indonesia. Alasannya karena memang industri tersebut memiliki pasar yang cukup besar. Apalagi Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki cita rasa kuliner yang unik dan beragam (dari Sabang hingga Merauke). “Boleh dibilang hampir setiap segmen industri memiliki kekhasan tersendiri. Apalagi segmen food service dimana setiap restaurant pasti memiliki keunggulan rasa tersendiri,” ujar Commercial Director PT Foodex Inti Ingredients Richard Kusuma.

Menurut Richard, pihaknya akan terus mengembangkan produk-produknya. “Tahun depan kami menargetkan perkembangan sekitar 15 persen dari saat ini,” kata Richard. Pandemi akan segera teratasi dan market secara otomatis akan membaik. “Dengan membaiknya kondisi pandemi, industri ritel dan F&B akan berkembang baik, dan spending power masyarakat akan meningkat,” tandas Richard. Ia juga mengungkapkan bahwa industri makanan akan tetap stabil dan cenderung meningkat, sedangkan food service akan meningkat jauh dibandingkan tahun ini.

Dengan misi menjadi solution provider bagi customer, Foodex tak pernah berhenti melakukan inovasi produk dan servis guna membantu pelanggan. Selain melakukan launching product, Foodex juga melakukan cost rationalization maupun quality improvement sebagai langkah strategis dalam mencapai target pertumbuhan bisnis.

Kini, perseroan memiliki pabrik di Kawasan Industri Delta Sillicon 3, Lippo Cikarang Bekasi mampu memproduksi food seasoning (savory & sweet), flavor ingredients, meat extracts, dan sauce sebesar 1.000 ton per bulan. Dengan kapasitas produksi sebesar itu, menurut Richard, pihaknya akan memberikan kontribusi terhadap perkembangan cita rasa kuliner di Indonesia.

“Saat ini kami sudah mendapatkan sertifikasi FSSC 22000 versi 5. Sertifikasi ini merupakan bagian dari komitmen untuk menghadirkan produk dengan kualitas tinggi,” imbuh Jenny. Juga, mengantongi jaminan halal di bawah MUI. “Keamanan pangan kami dijamin di bawah Sertifikasi FSSC versi 5,” ujarnya.

Selama 25 tahun terakhir ini, Foodex juga telah mengukir sejumlah prestasi. Sebut saja masuk 3 besar pemasok bumbu dan bahan makanan teratas di Indonesia dan selanjutnya juga menjadi salah satu perusahaan regional di ASEAN untuk bahan penyedap makanan. Lalu, membangun organisasi yang kuat dan produktif. Juga, terus menghasilkan produk baru yang inovatif sekaligus menawarkan kontribusi positif bagi pelanggannya.

Menurut Jenny, dalam lima tahun ke depan, Foodex akan melebarkan pasar ekspornya dan memperkenalkan cita rasa tradisional Indonesia kepada dunia. “Produsen pasta sambal tradisional sekarang memiliki umur simpan 6 – 12 bulan (dalam suhu tertentu) yang memungkinkan untuk diekspor ke pasar luar negeri. Saat ini, hingga 85% pasar Foodex pasar domesti dan 15% ekspor ke Timur Tengah dan ASEAN,” imbuh Jenny.

Foodex berharap dapat meningkatkan pangsa pasarnya di luar negeri dalam lima tahun ke depan. Produk seperti pasta sambal tradisional, saus, dan ekstrak daging alami bersertifikat halal sehingga lebih mudah untuk menembus pasar tersebut. “Ekstrak daging alami dapat digunakan secara luas dalam mi instan, bouillon, dan sup instan,” tambah Jenny.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved