Trends zkumparan

4 Tantangan Berinvestasi di Tahun 2022, Apa Saja?

4 Tantangan Berinvestasi di Tahun 2022, Apa Saja?

Indonesia diperkirakan masih akan mengarungi tahun 2022 dengan ketidakpastian, terutama di bidang investasi. Hal ini diungkapkan oleh Research Analyst Ternak Uang Veren Geby Salim, dalam sebuah sesi live class bertajuk ‘Cara Cuan Baru di Tahun 2022’ yang digelar baru-baru ini.

Menurut prediksi Veren, setidaknya ada empat tantangan yang akan menemani para investor di sepanjang tahun 2022. Pertama, risiko kenaikan kasus Covid-19 dan variannya. Meski jumlah kasus positif Corona di Indonesia mengalami penurunan, masyarakat tetap perlu berhati-hati dengan perkembangan varian Omicron. Veren pun mengingatkan agar pelaku investasi untuk menjalankan bisnisnya sesuai dengan aturan pemerintah.

Kedua, krisis energi dan inflasi global. Krisis energi diperkirakan masih akan menerjang China hingga Eropa pada tahun 2022. Imbasnya bahkan menimbulkan inflasi di Amerika Serikat hingga mencapai 6%, dengan implikasi yang akan terasa hingga ke Indonesia.

Ketiga, tapering off the fed. Kenapa inflasi Amerika Serikat akan berpengaruh ke Indonesia? Veren menjelaskan, ketika inflasi tinggi, suku bunga ikut meningkat dan akan berpengaruh pada penurunan demand, sehingga menimbulkan gejolak keuangan di negara-negara emerging market, seperti Indonesia. Meski demikian, pemerintah memperkirakan ekonomi Indonesia 2022 bisa tumbuh 5-6%, atau naik dari tahun sebelumnya yang hanya 3,5 – 4%.

“Tentunya, untuk mencapai target tersebut tidak mudah, tanggung jawabnya ada di kita juga selaku masyarakat Indonesia. Dengan adanya pemulihan ekonomi, maka akan ada kenaikan inflasi dari 2,5 – 3,5% dan suku bunga di kisaran 3,75 – 4%,” ujarnya.

Sementara dari kacamata investor, kata Veren, ketika ada indikator kenaikan suku bunga, ada peluang investasi yang bisa kita lirik, yaitu pasar uang. Kenapa? “Karena sebagian besar instrumen di pasar uang itu investasinya di time deposit, dan dengan kenaikan deposit investor maka akan naik juga nilai investasinya,” sambung Veren.

Veren juga mengingatkan, berkaca pada volatilitas tahun 2021 yang sudah tinggi, maka pasar uang bisa menjadi pelabuhan saat market tidak kondusif lagi akibat Covid-19.

Terakhir, perubahan iklim. Menurut Veren, perubahan lingkungan terutama perubahan iklim, tanpa disadari bisa memberi dampak pada ekonomi dunia dan akhirnya berpengaruh pada hasil investasi. Maka dari itu, dampak perubahan iklim terhadap pengembalian investasi bergantung pada tiga hal utama, yakni output ekonomi akibat kenaikan suhu, biaya upaya mitigasi, dan kerugian aset terlantar (stranded asset).

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swz.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved