Management Trends

4 Tantangan Bisnis Asuransi Generali di Indonesia

4 Tantangan Bisnis Asuransi Generali di Indonesia

Penetrasi asuransi jiwa Tanah Air membutuhkan banyak terobosan. Ini juga yang diusung Asuransi Jiwa Generali. Hal ini tentu saja membuahkan hasil, dari bukan siapa-siapa, tahun 2014 lalu mereka melesat dan mulai diperhitungkan para pemain besar. Rahasianya, perusahaan asuransi asal Italia ini mengembangkan produk bernama Automatic Risk Management System. Produk yang sudah dipatenkan ini layaknya rem untuk mengendalikan risiko yang muncul atas dana investasi.

Dengan begitu, hasil pengembangannya akan cukup untuk membiayai perlindungan asuransi hingga periodenya berakhir nanti. Produk tersebut sukses mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia. Pundi-pundi pendapatan premi mereka pun semakin gendut. Seperti logonya, Singa terbang, Generali dari tahun ke tahun terus berkembang. Berikut adalah petikan wawancara SWA dengan Eddy Tuhirman, CEO Generali.

generali

Apa strategi yang dilakukan Asuransi Generali agar bisa terus tumbuh secara signifikan penjualan?

Sebenarnya strategi kami itu cukup simple. Kami cukup fokus pada apa yang kami lakukan. Kami ada tiga bisnis besar antara lain employee benefit, yakni kalau ke perusahaan ini semua punya hubungan dengan perusahaan dan keuangan dari medical, life dan pensium. Sampai payrol pun kami bantu urus.

Kemudian di bank insurance, kekuatan kami ada di produk unit link. Kami deal dengan 14 bank partner untuk buat produk. Waktu kami masuk agency juga begitu. Jadi kami fokus dan disiplin dalam mengembangkan produk. Apapun rencana bisnis kami, akan selalu disiplin dan selalu monitor. Ibaratnya roket kalau terbang kan pasti ada melenceng sedikit, nah kami tidak mau melenceng, harus kami kendalikan lagi. Kami percaya akan simplicity, bahwa eksekusi itu harus dilakukan dan gampang dimengerti, bukan hanya bagi kami, tapi bagi agency dan employe benefit. Bahkan di seluruh aktifitas yang kami lakukan.

Contohnya seperti apa?

Contohnya, di employee benefit, kami baru saja meluncurkan web application, jadi dari HR sampai employee tahu keadaannya. Di level selanjutnya, kami kan mau bisnisnya dispilin dan simplicity. Waktu kami buat semua ini, kami bungkus, agar lebih baik dan berbeda bagi kompetitor. Dan terakhir adalah pengalaman konsumen, jadi ketika konsumen sudah deal dengan agency kami yang didapat adalah kemudahan.

Apa yang dilakukan dan diperhatikan untuk meningkatkan penjualan?

Kami selalu lebih baik dan berbeda dari kompetitor, serta memberikan experience bagi pelanggan kami. Salah satu solui di unit link, karena kami memang cukup kuat di unit ini dan bank insurance. Kami melihat di unit link bagi komponennya seperti ini. Ada investment, ada proteksi. Proteksi itu kan hubungannya dari life sampai meninggal. Semua asuransi jual ini. Jika kami masuk hanya sebatas ini, maka apa bedanya. Lalu dari sisi investment, kami bisa dibilang unik. Kenapa unik, karena investment di sini kami potong tiap bulan untuk bayar proteksi.

Bagaimana prosedurnya untuk bisa melakukan pengaturan terhadap jenis investasi?

Di investment kan ada 3 hal, ada equity, fixed income, dan money market. Jadi kalau equity turun, maka dipindahkan dulu ke money market. Kalau equity sudah turun lagi akan otomatis pindah ke equity. Di tiga ini ada balancing. Jadi cara kerjanya seperti mobil.

Pegawai kami memang sedikit, hanya 300 orang. Kuncinya di people, karena interaksi kastemer adalah dengan orang kami. Motto kami adalah soft integrity dan great attitude. Setiap orang harus ikut training ini untuk membuat people kami lebih baik. Kami punya value, be open, dan deliver the promise. Banyak hal yang kami kembangkan hal baru di Eropa ke Indonesia.

Apa terobosan yang dilakukan untuk tetap growth?

Saya contohkan, jika bicara mengenai customer experience. Kami akan kirim feedback pada kastemer dan langsung respons. Lalu di Eropa sistem end to end juga kami mulai implementasikan.

Berapa growth dalam beberapa tahun terakhir?

Dari 7 tahun terakhir di CIGR 1,39%. Kalau lihat market sebanyak sekitar 18,1%. 1,37% untuk agen.

Apa tantangan mengelola perusahaan omset triliunan?

Tantangannya adalah pertama dari segi people. Dengan pertumbuhan cepat tidak mudah untuk mengimbangi. Jadi harus dipikirkan. Kedua, dari segi market. Penetrasi pada market memang sangat rendah. Tetapi awareness pada market asuransi juga rendah.Ketiga, dari segi proses. Dengan geografi yang luas, kalau tidak prepare dan digitalisasi, ini akan jadi hambatan bagi kami untuk bisa melangkah lebih jauh. Keempat, regulasi. Regulasi ini besar pengaruhnya untuk mengatur perubahan.

Apa yang Anda lakukan untuk menghadapi tantangan tersebut?

Bicara regulasi kami tidak bisa berbuat apa apa. Kalau people kami banyak investasi di training baik internal dan eksternal. Pada level tertentu, akan ada level mentoring dan coaching antar negara. Jadi memang penting. Kalau proses, yang kami lakukan adalah memuat keterhubungan. Market, kami ekspansi distribusi. Agency kami genjot terus dan melakukan intensifikasi pada partner kami.

Apa yang menjadi menarik di Bisnis Asuransi Indonesia?

Market ini menarik, penetrasi GDP memang rendah yakni 2% orang juga belum banyak tercover. Kelihatannya indah. Tapi dari banyak perusahaan yang sudah masuk ke ranah ini, berapa yang sudah masuk ke angka triliunan. Kuncinya, ada di strategi mengenai apa yang dilakukan. Harus berpikir apa yang harus dilakukan sesuai target.

Apa target Generali ke depan?

Saya tidak bisa sharing target berapa, karena kami public company yang basisnya di Milan. Tetapi kalau targetnya ke mana, kami akan terus menjadi asuransi yang prinsipnya better, diffrent, dan customer experience. Ini akan terus menerus berjalan tanpa henti. Kami juga akan terus deliver promise pada pelanggan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved