Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk. Ira Noviarti mengatakan perekonomian yang terkontraksi telah menyebabkan perubahan perilaku konsumen di Indonesia. Kini, pihaknya memprediksi ada 8 perubahan perilaku konsumen yang akan terus bertahan bahkan setelah pandemi berakhir.

Dalam paparan pada acara Indonesia Data and Economic Forum (IDE) 2021, “Reimagining the Future of Indonesia”, Unilever meninjau adanya urgensi pelaku FMCG untuk merespons perubahan perilaku konsumen dan memanfaatkan momentum yang membuka banyak peluang baru.

“Konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang pertumbuhan ekonomi tertinggi dengan menyumbang 57,6% dari Produk Domestik Bruto. Kami siap untuk terus memainkan peran dalam mendorong konsumsi masyarakat menuju kebangkitan perekonomian nasional,” sambung Ira.

Kedelapan perilaku tersebut adalah: (i) Gaya hidup bersih dan sehat: Kesehatan akan tetap menjadi perhatian konsumen, sehingga brand yang terpercaya dan berkualitas akan semakin dicari. (ii) Konsumen akan mencari produk yang membantu mereka tetap produktif di dalam rumah sekaligus melindungi diri secara efisien dan praktis di luar rumah. (iii) In home romance atau in home experience menjadi semakin penting (iv) Komunitas yang lebih kuat yakni pandemi telah memperkuat rasa solidaritas bangsa Indonesia.

Selanjutnya (v) Fenomena Reverse Maslow, yakni kebutuhan psikologis, rasa aman, lingkungan yang sehat dan higienis, dan keamanan finansial adalah prioritas utama konsumen. (vi) Konsumen mencari value dan bukan harga semata dalam setiap produk yang mereka beli. (vii) Gaya hidup serba digital di mana internet membantu konsumen bertransaksi dan berkegiatan.

Yang terakhir (viii) lahirnya smart opportunist. Poin ini berkaitan dengan social selling melalui media sosial, mulai dari menjajakan barang-barang yang berhubungan dengan perlindungan kesehatan, hingga makanan/minuman.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id