Marketing Trends

Accomindo dan Smailing DMC Kembangkan Konten "10 Bali Baru"

Accommindo bekerja sama dengan Smailing DMC mengembangkan konten perjalanan untuk tujuan wisata baru yang dikenal sebagai “10 Bali Baru”. Ini merupakan dukungan keduanya pada target yang ditetapkan Presiden Jokowi dan Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Seperti diketahui ada 10 tujuan pariwisata yang diprioritaskan telah diitetapkan oleh Presiden Jokowi dan Menteri Pariwisata Arief Yahya yaitu Danau Toba (Sumatera Utara), Belitung (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (Jakarta), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Gunung Bromo (Jawa Timur), Mandalika Lombok (Nusa Tenggara Barat), Pulau Komodo (Nusa Tenggara Timur), Taman Nasional Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku Utara).

Tujuan wisata yang telah menarik minat akhir-akhir ini adalah Mandalika, sebuah proyek besar yang dipimpin oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC). BUMN yang dikenal berhasil dalam mengembangkan dan mengoperasikan kompleks pariwisata terpadu, Nusa Dua di Bali selatan dan didirikan pada tahun 1973. ITDC digagas setelah sebuah studi lengkap dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia dan Bank Dunia untuk mengembangkan sebuah kompleks resor yang ramah lingkungan dan terintegrasi. Model sukses ini yang mereka harapkan untuk dapat direplikasi di Lombok Selatan dan di berbagai destinasi lain di Indonesia.

Sampai saat ini, dana sebesar US$ 300 juta telah dianggarkan untuk pengembangan Mandalika seiring dengan penandatanganan perjanjian kerangka kerja pembangunan oleh Vinci Construction Grands Projets senilai lebih dari US$ 900 juta. ”Vinci Construction Grands Projets yang bermarkas di Perancis adalah anak perusahaan Vinci, pemain global dalam perancangan dan pembangunan struktur dan bangunan teknik sipil utama.

Dalam pandangan Jason Lim, CEO Smailing DMC, sekarang ini merupakan waktu yang tepat untuk menciptakan minat pada tujuan tersebut. Maka itu pihaknya mengambil peran dalam mengembangkan konten dengan kekuatan pengalaman dalam menginformasikan, menghibur dan menginspirasi. “Kami memiliki 95 tenaga profesional asing dan lokal yang berbasis di Bali dan Yogyakarta yang dapat mendukung promosi 10 tujuan baru ini untuk memenuhi kebutuhan wisatawan in-bound global. Kami perusahaan travel yang siap untuk membangun program perjalanan “Next 10,” tegas Lim.

Tom O’Brien, Direktur Utama Accommindo, mengatakan, “Kerja sama Accommindo dan Smailing DMC dengan ide bahwa setiap tujuan memiliki cerita sendiri untuk diceritakan merupakan pendekatan terbaik dalam pemasaran perjalanan, terutama untuk mempengaruhi wisatawan dengan peluang untuk menjelajah lebih jauh.”

The Millennial Traveller Report, yang dirilis oleh World Youth Student and Educational (WYSE) Travel Confederation, menyebutkan lebih dari 320 juta perjalanan ke luar negeri akan dilakukan oleh turis muda pada tahun 2020, meningkat 47 persen dari 2013. Namun banyak turis modern tidak puas dengan hanya berada di sekitar pantai untuk menghabiskan seluruh liburan mereka. Mereka tidak ingin dianggap sebagai turis, dan mereka tidak tertarik dengan tempat wisata. Sebaliknya, mereka akan menginvestasikan sejumlah uang untuk pengalaman hebat: restoran yang keren, festival musik besar, perjalanan arung jeram atau jalur pendakian unik yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.

Lim berpendapat generasi millenial memilih menghemat uang di bagian lain dari kehidupan mereka demi mendapatkan perjalanan yang tepat yang mereka yakini akan memberikan pengalaman khusus dalam hidup mereka. “Dan cara yang ampuh untuk menjangkau masyarakat ini adalah dengan pemasaran konten,” katanya. Belum lama ini Accommindo juga merils thenexten.com, blog yang menampilkan kabar tentang destinasi wisata baru di Nusantara dan mendorong pengembangan konten tujuan wisata oleh siapa saja yang berminat seperti blogger, videografer atau bisa saja seorang reporter NY Times atau bahkan sebuah grup kru film.

Ia mencontohkan yang terjadi di kawasan Maya Bay dekat Phuket Thailand setelah film The Beach yang dibintangi Leonardo DiCaprio. Film dari 20th Century Fox pada tahun 2000 yang diambil dari novel Alexa Garland pada 1997 itu sangat mengagungkan jejak backpacking. Akibatnya, kawasan tersebut mendapat lonjakan besar kedatangan wisatawan di surga backpaker Bangkok, Khao San Road dan pulau-pulau selatan Thailand.

Gary Hayes produser film berbasis di Jakarta meyakini destinasi wisata Indonesia yang ikonik bisa menjadi inspirasi cerita film yang bagus sekaligus lokasi film yang menakjubkan. “Kami membantu produksi film Eat Pray Love saat pengambilan gambar di Indonesia, kami melihat setelah jutaan eksemplar buku karya Elizabeth Gilbert terbitan 2006 terjual, hal itu mengilhami banyak wisatawan spiritual untuk mengunjungi Bali, terutama setelah peluncuran film ini pada tahun 2010. Kami yakin Indonesia adalah negara ‘film sejati dengan latar belakang dramatis yang luar biasa, beragam budaya, sejarah dan monument-monumen megah,” kata Gary.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved