Trends Economic Issues

Agar Gaji Tak Cuma Lewat Saja

digibank by DBS Bank ajak milenial lebih happy dengan investasi

Parkinson Trap kerap terjadi ketika kita mengalami kenaikan pendapatan. Ini adalah perilaku gaya hidup yang naik seiring kenaikan pendapatan. Akibatnya, kekuatan untuk menyimpan uang yang didapat jadi hilang. Digibank by DBS mengadakan talkshow agar kondisi ini tidak terjadi pada golongan kelas menengah baru Indonesia.

“Tidak heran kalangan menengah baru Indonesia, kala gaji atau pendapatan belum masuk, tagihan sudah datang,” ujar Aakar Abyasa Fidzuno, CEO & founder dari Jouska, Independent Financial Adviser pada acara talkshow “Financial Planning 101” Do More Festival yang diadakan oleh digibank by DBS di Kota Kasablanka Mall Jakarta (07/03/2020).

Ia mengingatkan jangan sampai parkinson trap terjadi karena gaya hidup naik seiring kenaikan income. “Power saving jadi hilang di kelas menengah ini. Menghabiskan pendapatan ekstra untuk gaya hidup dan konsumsi ketimbang untuk investasi,” sergahnya.

Menurut Aakar, jumlah investor kita masih rendah, terlebih investor ritel kurang dominan. “Junk bond kita tercatat Rp 70 triliun. Bbayangkan jika itu dialihkan ke SBN (Surat Berharga Negara). Lihat orang Jepang, rajin sekali menabung, bahkan surat utang Amerika banyak dimiliki masyarakat Jepang,” katanya.

Aakar mendorong para usia produktif Indonesia yang mendominasi populasi saat ini, tidak membiarkan negara berhutang ke luar negeri dengan menjadi pendukung pembangunan dan menempatkan penghasilannya dengan investasi di SBN.

Managing Director Head of Digital Banking Group PT Bank DBS Indonesia, Leonardo Koesmanto, mengatakan, digibank by DBS berkomitmen untuk mewujudkan intelligent way of banking dengan terus memperkaya fitur-fiturnya untuk dapat mengakomodir aspirasi emerging affluent Indonesia.

“Do More Festival diselenggarakan sebagai wadah bagi kami untuk menampung aspirasi mereka dan menawarkan fitur-fitur yang kami miliki sebagai solusinya. Salah satunya adalah fitur e-SBN di mana kami menjadikan investasi sebagai pilihan yang mudah, praktis, dan aman dalam mencapai kemandirian finansial sekaligus mendukung pemerintah dalam pembangunan nasional dengan menjadi mitra distribusi Sukuk Ritel seri SR012,” tambah Leo.

Leo menambahkan, masyarakat Indonesia yang tergolong segmen pasar emerging affluent adalah mereka yang aman secara finansial, dengan biaya konsumsi bulanan berkisar antara Rp1,2 juta hingga Rp6 juta.

“Dari segi pendidikan, masyarakat yang tergolong segmen ini memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi atau setidaknya menyelesaikan tingkat sarjana, yang kemudian mengarah pada pekerjaan dengan pendapatan yang lebih baik. Kemandirian finansial dianggap sebagai fondasi yang memungkinkan segmen ini untuk menjadi versi terbaik yang mereka bisa. Mereka percaya bahwa bukan soal seberapa banyak uang yang dihasilkan, melainkan apa yang dapat dilakukan dengan dana yang dimiliki tersebut,” jelasnya.

Mengamati keberadaan segmen pasar emerging affluent, digibank by DBS secara aktif berinovasi untuk menjadi intelligent way of banking sehingga dapat mengakomodir aspirasi mereka dalam mencapai kemandirian finansial.

Menurutnya, digibank by DBS memungkinkan nasabahnya untuk melakukan semua kegiatan perbankan hanya melalui genggaman, seperti membuka rekening, top-up e-wallet, membayar tagihan bulanan, transfer valas, Kredit Tanpa Agunan (KTA) dengan persetujuan hanya 60 detik, membuka deposito hingga berinvestasi dengan proses digital 100% from end-to-end.

Untuk lebih memahami aspirasi mereka dan memberikan pengalaman langsung terkait fitur-fitur aplikasi digibank by DBS, digibank by DBS menyelenggarakan Do More Festival. Bekerja sama dengan beberapa sosok muda terkenal yang ahli di bidangnya mulai dari financial planner, creativepreneur, traveler, dan business people, digibank by DBS mengangkat topik yang dekat dengan isu atau minat segmen ini. Dengan demikian, digibank by DBS dapat hadir memberikan solusi dari berbagai permasalahan yang dihadapi nasabah.

Topik-topik tersebut dikemas dalam sesi talkshow yang berbeda tiap harinya, antara lain mengenai Creativepreneur, di mana digibank ingin hadir sebagai solusi perbankan dan keuangan bagi para pelaku wirausaha kreatif agar mereka lebih sukses.

Kemudian ada juga topik mengenai perempuan dalam sesi talkshow Women on Talk. Pada sesi ini, digibank mengangkat isu-isu mengenai peran wanita dalam dunia pekerjaan, kontribusi mereka dalam dunia tech dan startup, hingga sebagai ibu rumah tangga, dan aspirasi wanita baik dalam pengelolaan keuangan ataupun perencanaan investasi bagi masa depan keluarga.

Topik lainnya yang menjadi salah satu minat yang paling banyak digemari saat ini adalah traveling. Dalam sesi talkshow Travel Hack, para inspirator menjelaskan berbagai tips traveling, mulai dari tips mencari penawaran menarik di online booking platform hingga traveling yang aman, juga memperkenalkan kartu kredit travel digibank yang memungkinkan mereka melakukan banyak hal.

Nasabah dapat memonitor penggunaan kartu kredit digibank hanya dari aplikasi, penukaran rewards kartu kredit digibank ke miles untuk upgrade kelas penerbangan, bahkan mengubah transaksi selama liburan menjadi cicilan melalui aplikasi digibank by DBS.

Topik yang tidak kalah pentingnya adalah mengenai keuangan yang dibahas dalam sesi talkshow Financial Planning 101. Sesi ini menguraikan lebih lanjut tentang investasi dasar mulai dari instrumen investasi hingga cara membeli. Lebih dari itu, sesi ini juga berbicara lebih banyak tentang memperoleh pendapatan tambahan di luar gaji dan menjadikannya sebagai pendapatan pasif.

“SR012 adalah produk investasi syariah yang ditawarkan oleh pemerintah kepada individu WNI sebagai instrumen investasi yang aman, mudah, terjangkau, dan menguntungkan. Oleh karena itu, SR012 sangat tepat untuk masyarakat yang ingin memulai berinvestasi sejak dini. Ditambah lagi dengan fitur e-SBN yang disediakan oleh digibank by DBS, sehingga masyarakat dapat dengan mudah berinvestasi kapan pun dan dimana pun,” ujar Direktur Pembiayaan Syariah Kementerian Keuangan RI, Dwi Irianti Hadiningdyah.

SR012 dapat dipesan mulai 24 Februari-18 Maret 2020 dengan pemesanan mulai dari Rp 1 juta. SR012 memiliki karakteristik dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Selain itu SR012 juga berpotensi memperoleh capital gain atau potensi keuntungan saat dijual kembali. Nilai kupon 6,3% (p.a) imbal hasil dibayarkan setiap bulan.

“Jadi kebiasaan masyarakat dengan klik di ponsel lalu beli, kami ingin mengubah gaya hidup masyarakat ketika gaji masuk, yang diklik adalah investasi dan ditabung. Jadi ditabung dulu baru kemudian untuk keperluan lain dan konsumsi,” tegasnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved