Trends zkumparan

Ambisi PJB Services Berkibar di Regional

PJB Services

A. Djati Prasetyo, CEO PT PJB Services

PT PJB Services (PJBS) berambisi mengibarkan panji-panji bisnisnya di kawasan Asia Tenggara. Target perusahaan jasa pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit listrik ini bukanlah pepesan kosong. Sebab, PJBS sudah membuktikan kemampuannya di kancah global, yakni menggarap jasa operasional dan pemeliharaan pembangkit listrik di

Azzour, Kuwait, dan Rabbigh, Arab Saudi. Kemampuan perusahaan di luar negeri itu merupakan salah satu hasil transformasi perusahaan yang diinisiasi dalam tujuh tahun terakhir ini. Dirut PJBS A. Djati Prasetyo mengisahkan, perusahaan ini di tahun 2010 perlahan-lahan melebarkan sayap bisnisnya, yakni menambah lini bisnis jasa operasional pembangkit listrik.

Tiga tahun kemudian bisnis jasa operasional itu semakin berkembang sehingga setara dengan bisnis perawatan pembangkit listrik. “Kami di tahun 2014 itu sudah dipercaya untuk mengoperasikan pembangkit, termasuk overhaul mesin pembangkit listrik. Nah dari transformasi ini, revenue dan laba bersih perusahaan tumbuh dua kali lipat,” ujar Djati saat dijumpai SWA di ruang kerjanya di Sidoarjo, Jawa Timur. Bisnis PJBS pun berkembang sebagai perusahaan penyedia jasa operasional dan pemeliharaan pembangkit listrik dari sebelumnya sebagai penyedia jasa pemeliharaan pembangkit listrik saja. Transformasi perusahaan ini mendongkrak kinerja fundamental perusahaan.

PJBS pada 2016 membukukan laba bersih Rp 129,18 miliar, meroket 82,91% dari Rp 70,62 miliar di tahun 2015. Pendapatan perusahaan di tahun lalu Rp 1,3 triliun.

“Kami berharap revenue dalam lima tahun mendatang bisa naik menjadi Rp 3,6 triliun-4 triliun,” tutur Djati mengenai target bisnis perusahaan. Proyeksi itu juga diiringi target PJBS untuk meningkatkan bisnis jasa operasional dan perawatan pembangkit listrik yang kapasitasnya diharapkan mencapai 17 ribu megawatt (MW) dalam lima tahun ke depan.

Target ini, menurut Djati, disokong oleh upaya perusahaan untuk meningkatkan kompetensi SDM dan teknologi, serta rencana memperluas sayap bisnis dengan menggarap pembangkit listrik swata (independent power producer). Saat ini, mayoritas pelanggan PJBS adalah perusahaan terafiliasi, yakni PT PLN (Persero) dan PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB). PJBS yang berdiri pada 30 Maret 2001 adalah anak usaha PJB yang tercatat sebagai pemegang saham mayoritas, yakni 98%; sisanya dimiliki Yayasan Kesejahteraan PT PJB.

PJBS mengklaim sebagai penguasa pasar di bisnis jasa pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit listrik di Indonesia saat ini. Perusahaan memperoleh kontrak kerja dari PLN melalui kemitraan dengan PJB. Pembangkit listrik PJB yang digarap PJBS yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton-Probolinggo (Jawa Timur, kapasitas 2X800 MW), PLTU Tanjung Awar-awar-Tuban (Ja-Tim, 2X350 MW), PLTU Pacitan (Ja-Tim, 2X315 MW), PLTU Rembang (Jawa Tengah, 2X315 MW), PLTU Bolok-Kupang (NTT, 2×16,5 MW), PLTU Banjarsari-Lahat (Sumatera Selatan, 2×100 MW); PLTU Indramayu (Jawa Barat, 3×350 MW), PLTA Asahan (Sumatera Utara, 2 x 90 MW), PLTU Bangka (2×30 MW), dan Belitung (2×16,5 MW).

Djati menambahkan, pihaknya menyediakan jasa operasional dan perawatan pembangkit listrik terpadu lantaran memiliki anak usaha yang mendukung bisnisnya ini. Contohnya, PJBS memiliki anak usaha PT Sertifikasi Kompetensi Pembangkitan (SKP) Tenaga Listrik yang didirikan tahun 2015. “Operator pembangkit listrik itu kan menurut undang-undang harus bersertifikat. Anak usaha kami ini mengadakan sertifikasi dan memasarkan produk sertifikasi ini ke sejumlah perusahaan di luar PJB atau PJBS,” imbuh alumni Jurusan Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada itu. Sebelum membangun SKP Tenaga Listrik, PBJS mendirikan anak usaha bernama PT Mitra Karya Prima (MKP) di tahun 2013. Perusahaan ini menyediakan jasa tenaga kerja, pelatihan, penyelenggara usaha teknik, konsultan manajemen, pengamanan, perawatan gedung, dan jasa yang terkait dengan bisnis MKP.

Reportase: Yosa Maulana


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved