Management Trends zkumparan

AMV Gandeng Mesra Mitranya Menuju Industri 4.0

Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto (kanan) bersama Presiden Direktur AMV Jefri R. Sirait (kiri),

PT Astra Mitra Ventura (AMV) menggandeng mitra dalam mewujudkan target-target bisnisnya. Bukan sekadar memberikan pinjaman, selayaknya pasangan, AMV juga berdampingan dengan mitranya mempersiapkan diri menuju Industri 4.0.

“Kami mengedepankan partnership dengan mitra-mitra AMV, inilah bedanya dengan banking,” ujar Jefri Rudyanto Sirait, Presiden Direktur AMV (16/10/2018) di PT Sagateknindo Sejati saat melakukan Gemba (kunjungan lapangan). Langkah gemba ini salah satu yang tidak ada di perbankan kepada para nasabahnya. Justru di AMV, ini merupakan upaya rutin agar pihaknya makin memahami mitranya dan melihat langsung kemajuan para mitra.

Pada Gemba kali ada tiga lokasi yang dikunjungi, yang merupakan Industri Kecil Menengah (IKM) mitra usaha AMV yaitu PT CGS Indonesia, PT Rekadaya Kreasi Indonesia dan PT Sagateknindo Sejati. Tema yang diusung Exist Day – In Charge of Change: Shifting Business to Industry 4.0 and Creating Impactful Community. Gemba merupakan puncak acara dari rangkaian tahunan pengembangan bagi para mitra usaha AMV. Tema ini diambil juga dalam upaya mengangkat pemberdayaan masyarakat dan persiapan infrastruktur teknologi dalam menuju industri 4.0.

Dalam Gemba kali ini Pri melihat banyak nilai tambah dari pelaku tier 1 dan 2 yang masuk dalam rantai pasok Grup Astra yang juga pasangan usaha AMV. “Kami mendorong para pelaku IKM bisa menjadi aset bermanfaat untuk bangsa ini. Data mencatat ada 60 juta UKM di Indonesia, 20 juta-nya industri menengah. Saya percaya pada kualitas. Di Sagateknindo sudah ekspor 8% dari total produksi pabrik yang fokus memproduksi mur. Hanya saja saya melihat bahan bakunya masih impor, jadi porsi ekspor harus diperbesar lagi,” jelasnya.

Jefri menambahkan, AMV menyadari di era digital saat ini inovasi tidak terbendung, Industri 4.0 merupakan hasil dari inovasi itu sendiri. “Pemahaman harus ditekankan dalam mempersiapkan perubahan agar ketakutan hilang. Apakah dengan adanya Industri 4.0, manusia menjadi kurang digunakan? Ada pengurangan karyawan? Belum tentu. Justru ini bisa menjadi peluang kolaborasi, membangun ekosistem dan membuat yang tidak tahu menjadi tahu, untuk mendorong bisnis lebih besar lagi,” paparnya.

Dan AMV selalu mengambil posisi sebagai mitra, tegasnya, bukan sekedar financing sejak dulu hingga sekarang memasuki era VUCA. “Mitra kami harus menjadi tim kami yang kuat, menuju perusahaan lebih besar. Jadi harus ada good character, mental kuat, agar IKM naik kelas,” imbuhnya.

Ia menyebut hingga saat ini total sudah Rp 900 miliar nilai kredit yang AMV sudah gelontorkan. Dan pertumbuhan penyaluran kredit dalam 2-3 tahun dobel digit per tahun. Ini berkat menjadikan mitra AMV selayaknya pasangan “menikah”, ada engagement. Selayaknya mencari jodoh agar pasangannya tepat, tidak salah, AMV selalu memperhatikan karakter mitra yang direkrut.

Rudy, Pendiri Sagateknindo, merasakan manfaat menjadi bagian dari AMV. Seperti kegiatan Gemba ini, pihaknya bisa mengenal banyak direksi Grup Astra yang tentunya ini sangat bermanfaat untuk bisnisnya yang memang terkait komponen otomotif. “Ada beberapa direksi anak usaha yang sebelumnya kami tidak kenal melalui gemba ini jadi lebih kenal,” katanya. Apalagi tema kali ini terkait Industri 4.0, yang sebenarnya secara bertahap sedang diterapkan di pabriknya. “Kami menyampaikan ke karyawan teknologi mendorong bisnis bertumbuh, jadi jangan takut, justru teknolgi membutuhkan karyawan-karyawanbaru yang memahami teknologi baru seperti IoT. Tidak perlu khawatir pengurangan karyawan,” tutur Rudy. Ia merasakan bedanya banking dengan AMV, bahwa mereka digandeng sebagai mitra, sehingga merasakan manfaat lebih besar dari kolaborasi selain pendanaan. Selain itu ia juga merasakan adanya pembinaan.

Hal yang sama dirasakan Adit Pendiri Rekadaya,Kreasi mengamini yang disampaikan Rudy, bahwa ia juga merasakan manfaat lebih bersama AMV. “Bank itu ibarat hanya teman saja, sedangkan AMV adalah pasangan. Bukan sekadar nasabah. Tidak ada gathering IKM produsen komponen otomotif di bank,” ungkapnya. Tentang kesiapan menghadapi Industri 4.0, menurut Adit di era disrupsi ini yang utama adalah mengubah perilaku. Bukan sekadar menggunakan teknologi, bahwa perkembangan Industri 4.0 harus membawa perubahan yang lebih baik melalui inovasi.

Jefri menekankan satu hal yang menjadi perhatian khusus mitra usaha AMV adalah cepatnya perubahan sistem industri menuju era 4.0, yaitu penciptaan nilai tambah pada setiap rantai produksi. Saat ini beberapa mitra usaha AMV telah mengembangkan infrastruktur pendukung seperti internet of things (IoT), big data, cloud computing, dan lainnya. “AMV berkomitmen dalam melakukan penguatan modal, membantu pertumbuhan mitra usaha, dan saat ini siap untuk mendukung permodalan dalam membangun infrastruktur mitra usaha yang akan masuk ke dalam industry 4.0,” tuturnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved