Beda zaman beda preferensi profesi yang diminati generasi di masanya. Di era Orde Baru banyak anak muda yang mendambakan bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), namun kini tidak zaman lagi. Sekarang, banyak anak muda yang lebih menyukai berbisnis sendiri. Edward Mahendra Anditio Wibisono misalnya, dia lebih suka menjalankan bisnis sendiri ketimbang bekerja di kantoran jadi karyawan.

Dengan mengibarkan bendera PT Sain Nutraceutical Lab bersama rekan-rekannya tahun 2018, Anditio menekuni usaha penjualan alat-alat kesehatan di sela-sela kesibukan kuliahnya. Perkembangan teknologi digital memudahkan anak-anak milenial berbisnis secara daring. Apalagi dia didukung oleh kedua orangtuanya.

Mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya jurusan S1 Branding ini menjelaskan, PT Sains Nutraceutical Lab adalah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan besar alat dan jasa kesehatan serta farmasi. Adapun lini produk yang dimiliki antara lain tisu dan APD (Alat Pelindung Diri) seperti masker, sarung tangan, dan plastik. Khusus untuk produk tisu, SNL sudah membubuhkan merek pada produk tersebut, yakni Kaplok yang mana sering memenangkan tender tender pemerintah dan BUMN . “Saya ingin belajar mencari uang lebih awal dan mematahkan stereotype yang mengatakan, anak muda belum siap kalau disuruh bekerja mencari duit atau bekerja,” tutur pria kelahiran Kudus, 26 Juni 2001.

Anditio mengaku tidak kesulitan membagi waktu antara kuliah dan bisnis, karena saat ini masih menjalani perkulihan jarak jauh (online). “Aku tidak perlu bolak-balik kampus, jadi masih punya banyak waktu untuk mengurus SNL, termasuk jika sedang UTS atau UAS,” ucap CEO & Pendiri PT Sains Nutraceutical Lab, ini.

Sebagai anak muda, Anditio memetik banyak pelajaran dari berbisnis, antara lain bagaimana menghadapi calon klien dan mitra bisnis, yang usianya jauh lebih tua. “Di sini saya belajar bagaimana cara mengendalikan diri yang baik agar tetap di terima pelanggan dengan baik dan menghilangkan sifat kekanak-kanakan, karena menghadapi orang dewasa harus lebih berpikir rasional dan profesional,” imbuh pria yang sewaktu kecil bercita-cita menjadi atlet ini.

Dengan terus terang Anditio mengatakan, dia berusaha untuk berbagi berkat dengan rekan rekannya seperti selama ini yang sudah di dilakukannya dan didukung penuh dari kedua orang tua dalam menjalankan usahanya. Demikian juga dalam urusan mengelola finansial misalnya, dia banyak dibantu oleh ibunya Hillary . “Tiap bulan saya dapat dobel, uang jajan dan gaji. Gaji saya tabung untuk masa depan saya,” tuturnya.

Di sela kesibukannya, Anditio pun aktif di media sosial. Sejak tahun 2019, dia sudah sering mengisi konten di TikTok. Awalnya dia mengaku hanya iseng, namun lambat laun viewer dan follower nya semakin banyak hingga puluhan ribu. Adapun konten yang diunggah ke TikTok adalah tarian modern. “Kontennya menari. Awalnya salah satu video viral, karena masuk official account di mana-mana,” tandasnya.

Saat ini, follower Tiktok akunnya sudah menyentuh angka 36.000 dengan jumlah video yang sudah diunggah sekitar 500-an. Atas keberhasilan menarik banyak follower dan viewer di TikTok, dia pernah diminta untuk me-review salah satu produk masker. “Baru-baru ini saya juga mendapat tawaran dari salah satu seller di Shopee dan official Shopee untuk menjadi influencer, tapi masih saya pelajari dulu penawarannya,” tuturnya lagi.

Untuk meraih sukses di masa depan, Anditio akan berupaya lebih pintar dalam mengatur waktu, bersikap lebih dewasa, dan memperkuat mental untuk bertemu orang banyak. Dia berharap, kuliahnya bisa menjadi bekal untuk meraih suskes.“Untuk kelulusan ada dua cara, skripsi atau project improvement. Untuk project improvement, kami mesti menciptakan solusi untuk suatu perusahaan, dan perusahaan tersebut mau menggunakan solusi kami maka akan dinyatakan lulus,” cerita lelaki yang akrab disapa Dito ini.

www.swa.co.id