Business Research Trends zkumparan

Anomali Coffee, Tak Sekadar Kedai Kopi

Founder Anomali Coffee, Irvan Helmi dan Muhammad Abgari.

Anomali didirikan tahun 2007 sebagai specialty coffee micro roaster dengan kopi asli dari Indonesia. Keberadaan Anomali menjadi kurator kopi Nusantara, memilih kopi dari berbagai daerah Indonesia yang terbaik dan disajikan melalui kedai kopi tersebut.

Salah satu pendiri Anomali Coffee, Irvan Helmi, mengungkapkan, ia merintis bisnis ini bersama Muhammad Abgari. Kala itu, belum terlalu banyak persaingan dalam bisnis coffee shop seperti saat ini, sehingga peluanga itu menguntungkan. Manajemen tidak menetapkan bahwa bisnisnya hanya sebatas kedai kopi, melainkan apapun asal memiliki ekosistem bisnis yang berhubungan dengan kopi Indonesia.

“Ketika orang lain hanya berpikiran untuk membuka cabang, justru kami membuat bisnis baru yang berhubungan dengan kopi. Tujuannya, agar menjadi sinergi bagi bisnis coffee shop kami,” ungkap Irvan. Ketika mereka berkembang dengan banyaknya yang menyukai biji kopi hasil roasting, Anomali kemudian ingin kedai kopinya disuplai oleh Anomali sendiri. Menurutnya, daripada menjadi pesaing, kenapa tidak menjadi supplier saja.

Biji kopi Anomali kini mulai dijual ke pelanggan hingga klien seperti pemilik kafé, restoran, hotel, bioskop. Kini, Anomali juga menjadi trader biji kopi dan berbagai peralatan mesin pembuat kopi. Kliennya juga ingin barista yang dilatih langsung oleh pihak Anomali. Hal ini akhirnya berkembang menjadi entitas bisnis lain yaitu barista training yang bernama Indonesia Coffee Academy.

“Aktivitas barista training ini telah dimulai sejak 2009, namun diresmikan menjadi Indonesia Coffee Academy di tahun 2015. Ketiga entitas itu menjadi fondasi yang kuat bagi Anomali Coffee untuk terus berkembang,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, Anomali saat ini memiliki 9 Q Grader, terbanyak dalam suatu perusahaan di Indonesia. Q Grader adalah sertifikasi yang dikeluarkan oleh Coffee Quality Institute (CQI), sebuah lembaga independen asal California kepada orang yang mampu menguji kualitas dan cita rasa kopi.

Anomali mencari pemasok biji kopi terbaik dalam suatu musim di setiap tahunnya. Pihaknya menawarkan kopi dengan rasa yang tidak selalu sama tetapi kualitasnya akan selalu bagus. Rasa akan selalu berbeda dengan kualitas yang tetap tinggi. Ini yang menjadi perhatian dalam salah satu bisnis yang dijalankannya. Menurut Abgari, Anomali juga berinisiatif untuk menjual biji kopi agar bisa diseduh di rumah. “Ini meningkatkan jangkauan Anomali agar orang bisa menikmati kopi kami di kafe melainkan juga bisa di rumah,” ujarnya.

Saat ini jumlah outlet Anomali sebanyak 13 outlet yang tersebar 9 di Jakarta, 2 di Bali, 1 di Makassar, dan 1 di Surabaya. Untuk produksi biji kopi dan kopi bubuk sudah dipasarkan di beberapa supermarket seperti Kem Chicks dan Food Hall. “Selain itu kami juga menyuplai biji kopi ke lebih dari 150 klien. Sementara untuk mesin kopi saat ini kami mendistribusikan mesin kopi dari 8 negara, mulai dari mesin roasting, espresso maker, grinder, dan spare-part lainnya,” tambahnya.

Memang bisnis coffee shop menjadi kontributor utama pendapatan Anomali sebesar 70% dari total pendapatan. Sementara untuk bisnis non-kafe 30%. Animo yang besar pada kelas kopi milik Anomali menjadi ceruk bisnis yang ingin selalu dikembangkan. Total lulusan Indonesia Coffee Academy hingga saat ini mencapai 1.700 orang, baik profesional maupun orang yang hobi kopi.

Target ke depan yang akan dilakukan Anomali pada tren industri kopi saat ini adalah berusaha membumikan specialty coffee agar dapat dikonsumsi masyarakat dan menjadi standar baru dalam menikmati kopi. “Saat ini kami berdua sedang mengembangkan suatu bisnis baru yang arahnya ke sana,” ujar Irvan.

Abgari menambahkan, pihaknya ingin orang Indonesia memang menjadi pelaku utama industri perkopian dunia. “Indonesia termasuk negara penghasil kopi terbesar. Kami ingin brand Indonesia eksis di kancah global,” harapnya.

Reportase: Jeihan Kahfi Barlian

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved