Technology Trends zkumparan

Aplikasi Gibby Jadi Marketplace Para Jastiper

Aplikasi Gibby Jadi Marketplace Para Jastiper
Aplikasi Gibby marketplace para jastiper

Berkembangnya jual beli via media sosial, menyuburkan profesi baru yaitu jastiper. Jastiper adalah penyedia jasa titip beli barang. Sebenarnya profesi ini sudah lama ada, namun dengan berkembangnya media sosial, penyedia jasanya makin marak.

Melihat fenomena ini juga berdasarkan pengalaman Yunita Hayashi salah satu pendiri Gibby menghadirkan startup yang merupakan marketplace para jastiper. Bersama Daniel Wiyono ia mengembangkan aplikasi layanan ini sejak 2016.

“Butuh waktu panjang karena latar belakang kami bukan teknologi. Saya dari perbankan dan Yunita juga namun dia telah lebih dulu paham bisnis ini,” ungkap Daniel saat wawancara khusus di Fx Sudirman Jakarta (11/03/2019).

Momen Big Bad Wolf 2019 (BBW) yang merupakan ajang buku impor terbesar Indonesia makin menguatkan keduanya untuk melahirkan Gibby. “Kami mengetahui banyak orang tidak punya kesempatan baik karena waktu maupun jarak untuk belanja buku idamannya di BBW. Apalagi kini BBW memberi kesempatan pada jastiper untuk bisa beli buku sebelumnya mereka tidak izinkan,” imbuhnya.

Yunita memiliki pengalaman sendiri, ketika membutuhkan barang yang hanya ada di luar negeri atau di seller tertentu, kerap menggunakan jastiper. Sayangnya ia beberpa kali harus kecewa karena mendapati jastiper yang tidak amanah. Mengirim barang melewati jauh dari yang dijadwalkan hingga membawa kabur uang yang dia titipkan, barang tidak diterima.

Ide Gibby datang sebenarnya juga karena hobi mereka: shopping dan travelling. Ketika travelling, mereka mendapati banyak barang-barang dan penawaran menarik yang sebetulnya pasti diminati orang lain, namun karena tidak tahu harus menawarkan di mana dan waktu yang terbatas akhirnya deal-deal tersebut lewat begitu saja. Mereka pun lalu iseng-iseng mulai melakukan Jastip dan menawarkan untuk membelikan untuk orang lain, yang disambut baik oleh orang-orang sekitar sehingga seringkali biaya travelling pun sepenuhnya terbayarkan.

Ide tersebut pun tervalidasi dengan booming-nya usaha Jastip atau Jasa Titip mulai tahun 2017. Berbekal ide dan pengalaman mereka dan tren pasar saat itu, mereka kemudian fokus untuk membuat aplikasi untuk mempertemukan Personal Shopper/Jastipper dan Requester/ Pembeli Barang, dan menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh Personal Shopper/Jastipper.

Setelah melalui masa-masa sulit di awal, Aplikasi Gibby versi Beta akhirnya diluncurkan kepada publik pada tanggal 28 Februari 2019 di acara BBW yaitu Platform Jasa Titip (Online ke Offline/O2O) dengan metode peer-to-peer.

Aplikasi Gibby memungkinkan siapa saja untuk menjadi penjual atau Personal Shopper (disebut ‘Gibster’) dan menawarkan barang-barang menarik untuk dijual kepada pembeli (disebut ‘Requester’) di mana saja bahkan di seluruh dunia.

“Kami mengebut para jastiper Gibby adalah Gibstwr. Cara kerjanya: para Gibster menawarkan barang untuk dijual melalui aplikasi Gibby. Harga yang mereka masukkan sudah termasuk komisinya. Barang yang ditawarkan bisa dari luar negeri, luar kota atau bahkan dalam kota,” kata Yunita.

Ia melanjutkan kemudian requester mencari barang-barang yang ditawarkan, jika mereka menyukai salah satu barang itu, mereka bisa membelinya, lalu membayarnya secara lunas. Kemudian Gibby akan mengirimkan notifikasi bahwa pembayaran suda diterima dan Gibster bisa membelikan barang orderan tersebht di toko dan mengirimkannya kepada Requester. Ketika Requester menerima barang dalam keadaan baik, maka pembayaran penuh akan dirilis oleh Gibby kepada Gibster

Menurut Daniel, intinya mereka ingin mengajak orang menambah penghasilannya dengan potensi ponsel pintar yang dimiliki, foto dan perjalanannya baik sekadar ke mal atau sampai ke luar kota atau luar negeri.

“Siapa pun dapat mulai menjual barang-barang menarik dengan membuat Live Shop tanpa harus memiliki inventori. Gibster hanya akan membeli barang setelah requester memesan dan membayar barang tersebut. Karenanya tidak perlu khawatir tentang inventory yang menumpuk,” tambahnya.

Menurutnya, Gibster juga mudah merekap untuk melacak daftar belanja dari saat membeli barang, mengemasnya, dan mengirimkan sampai barang sampai. “Pembayaran pun aman, barang pun dijamin sampai karena ada notifikasi pengingat. Kami penyediakan kanal pembayaran mulai dari GoPay, kartu kredit hingga debit ATM,” katanya. Saat ini sudah ada 2.500 pengunduh Gibby.

Daniel dan Yunita menegaskan bahwa saat ini pihaknya belum mengejar profit untuk Gibby. “Fokus di peningkatan awareness karena masih baru. Namun bagi Gibster atau jastiper bisa menentukan biaya jasa titip belinya mulai dari Rp 10 ribu hingga tidak ditentukan tergantung barang yang dibeli. Jasa tersebut belum termasu ongkos kirim,” katanya.

Ia dan Yunita berharap Gibby akan berkembang bahkan pembeli di Gibby bisa merasakan ketika Gibster ada di lokasi penjualan, jadi seakan-akan ada di sana. Melihat suasana tempat penjualan barangnya. Tentu dengan dukungan pengembangan teknologi pendukung.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved