Technology Trends zkumparan

Aplikasi Jaksl Ajak Belajar Bahasa Isyarat Gratis

Sebuah organisasi nirlaba pengusung isu-isu komunitas penyandang tuli di Indonesia, Volume Up!, meluncurkan Jaksl,yakni aplikasi untuk belajar Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) dan sesuai kebutuhan (on demand).

Metode pengajaran terdiri dari tiga tingkat kesulitan yang mengacu pada standar nasional, serta berbasis video untuk pembelajaran yang lebih interaktif.

Aplikasi Jaksl merupakan respons terhadap tingginya minat masyarakat akan medium pembelajaran bahasa isyarat. Pengguna dapat mengetuk tiap kata untuk memunculkan klip pendek Jerick Hartono (aktivis tuli) dan Surya Sahetapy yang memperagakan kata tersebut dalam bahasa isyarat sesuai kaidah-kaidah BISINDO.

Saat ini sudah ada ada 2 level dengan total 600 kosa kata dan beberapa bulan ke depan akan ada 300 kosa kata tambahan di level 3. Aplikasi dapat di unduh di Play Store dan App Store secara gratis.

“Dunia tanpa suara adalah kenyataan bagi penyandang tuli. Akan tetapi, kami percaya semua hambatan berbahasa tersebut menjadi masalah kecil apabila dunia berkenan meminjamkan tangannya sebagai jembatan komunikasi. Terlebih saat ini dengan dukungan teknologi, kami melihat kemudahan berkomunikasi sudah sepatutnya bukan lagi menjadi tantangan,” ujar Jerick Hartono, remaja 17 tahun pendiri organisasi nirlaba Volume Up! yang juga merupakan penyandang tuli sebagian.

Jerick menuturkan, banyak dari penyandang tuli berasal dari keluarga yang terbatas secara finansial. Di tengah himpitan ekonomi sehari-hari, akses terhadap pelatihan berbahasa isyarat menjadi sebuah kemewahan. Kurikulum pendidikan di Indonesia pun belum sepenuhnya mampu mengakomodasi kebutuhan penyandang tuli untuk dapat piawai menggunakan bahasa isyarat. Hambatan untuk saling berkomunikasi tersebutlah yang sering kali mengisolasi para penyandang tuli dari hubungan dengan keluarganya, dan orang lain di sekitarnya.

“Saya bersyukur masih diberikan kemampuan untuk mendengar dengan dibantu alat (hearing aid) dan bersuara, tetapi di luar sana masih banyak penyandang tuli yang tidak seberuntung itu. Melalui aplikasi Jaksl, siapa saja dapat mempelajari BISINDO sebagai alat komunikasi yang inklusif. Mimpi kami, penyandang tuli di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk berkarya di tengah masyarakat,” tambah Jerick.

Direktur Pusat Bahasa Isyarat, Laura Lesmana Wijaya, menilai, pemanfaatan aplikasi ponsel sebagai sarana pembelajaran BISINDO merupakan pilihan tepat guna menjangkau masyarakat dari berbagai lapisan. Laura menggarisbawahi hasil riset Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2017 tentang persentase kepemilikan ponsel pintar atau tablet yang mencapai 50,08 persen. Artinya, lebih dari separuh masyarakat Indonesia sudah memiliki ponsel pintar sehingga peluang masyarakat umum belajar BISINDO semakin terbuka.

“Yang kita perlukan saat ini adalah munculnya kesadaran bahwa penyandang tuli memiliki hak yang sama dalam mendengar dan menyampaikan pendapat. Gagasan ini, ditambah dengan tanggapan positif dari komunitas penyandang tuli maupun masyarakat umum, mendorong kami untuk terus mempromosikan aplikasi JakSL kepada seluruh pemangku kepentingan,” jelas Surya.

Proses pembuatan aplikasi ini berkisar 8 bulan dengan bantuan pendanaan dari keluarga Jerick dan juga orang-orang terdekat. Ke depannya, Volume Up! akan mengembangkan aplikasi ini dengan menyediakan versi bahasa-bahasa daerah di Indonesia dan menjaring lebih banyak voluntir untuk bergabung.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved