Trends

Ariel Wibisono: Bisnis Angkutan Darat Terus Menggeliat

Ariel Wibisono: Bisnis Angkutan Darat Terus Menggeliat
Armada truk PT Putra Rajawali Kencana (Pura Trans) (dok)

Supply Chain Indonesia (SCI) memprediksi sektor transportasi Indonesia pada tahun 2018 didominasi oleh sub sektor angkutan darat (53,15%), angkutan udara (36,10%) dan agkutan lainnya yaitu angkutan laut (6,77%), angkutan sungai, danau, dan penyeberangan (2,41%), dan angkutan rel (1,57%).

Kontribusi kelima sub sektor transportasi tersebut terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) tahun 2018 sebesar Rp 666,2 triliun, atau meningkat sebesar Rp 50,7 triliun (8,23%) dibandingkan tahun 2017 sebesar Rp 615,5 triliun.

Tahun 2019, sektor transportasi Indonesia akan tumbuh sebesar 11,15% menjadi Rp 740,4 triliun. Kontributor tertinggi masih dari angkutan darat sebesar Rp 380,8 triliun atau sekutar 51,43%.

Prospek jasa transportasi darat berbasis jalan masih sangat menjanjikan, ditopang masifnya pembangunan infrastruktur dan ekspansi pabrik yang dilakukan beberapa perusahaan besar.

Direktur Utama PT Putra Rajawali Kencana (Pura Trans) Ariel Wibisono menuturkan, pemerintah telah merampungkan pembangunan tol Trans Jawa yang membentang dari Merak- Probolinggo sepanjang 969 kilometer (km). Fasilitas ini dan Sistem Logistik Nasional yang terintegrasi akan mempermudah dan mempercepat arus pengiriman barang dengan menggunakan truk.

Ia menambahkan, dari sisi pasar, proyek pembangunan pemerintah terus meningkat dan kebutuhan serta konsumsi ritel tumbuh sebesar 5-6% per tahun. Ini akan mendongkrak permintaan jasa pengiriman barang. “Pasar dan fasilitasnya juga sudah ada, sehingga pertumbuhan harus meningkat. Ini juga sejalan dengan agenda pemerintah. Setelah infrastruktur tuntas, tentunya pemerintah berniat memacu ekonomi,” kata Ariel.

Khusus di Jawa, kata Ariel, omzet bisnis pengangkutan dengan truk tahun ini diprediksi mencapai Rp 1 triliun. Tahun depan, jumlahnya diprediksi naik 50% menjadi Rp 1,5 triliun. Tren ini akan terus berlanjut hingga empat tahun berikutnya.

Diakui Ariel, pengusaha truk kini juga dapat bersinergi dengan angkutan multimoda, seperti kereta api dan tol laut untuk mempercepat proses pengiriman barang dapat menjangkau lintas provinsi dan pulau.

Hal ini membuat masa depan bisnis truk akan cerah terus. Karena order akan tetap ada dan proses bisnis juga terbantu dengan adanya geliat infrastruktur. Volume yang terus meningkat akan diimbangi kecepatan pengiriman yang disinergikan dengan antarmoda lainnya.

Ariel menyarankan untuk menjaga kinerja sektor ini, pemerintah perlu merilis kebijakan kondusif. Misalnya, monitoring jembatan timbang sebaiknya ditempatkan langsung di pintu keluar masuk area industri sebagai tempat yang lalu lintas barangnya padat, sehingga aturan-aturan dan regulasi pemerintah mengenai pembatasan berat dapat tersampaikan ke pemangku kepentingan, industri penghasil serta industri pemilik barang.

Selain itu, klasifikasi barang dapat dipetakan seperti layaknya kontainer, yakni jenis kargo umum dan kargo khusus. Tujuannya agar kapasitas dan berat dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam pengelompokan jenis barang, termasuk pengawasan dan pengaturan di jembatan timbang.

Sebagai info, Pura Trans adalah unit bisnis Grup Rajawali. Perseroan melayani pengiriman building material dan infrastruktur, seperti batu bata ringan, semen putih, asbes serta aneka komoditas, antara lain pupuk, semen, minyak goreng, hingga barang jadi. Hingga kini, total truk Puratrans mencapai 145 unit, dengan jangkauan operasi Jawa hingga Sumatera.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved