Technology Trends zkumparan

Astra Bangun Perusahaan Fintech Senilai US$ 21 Juta

PT Astra International (Astra) memperluas portfolio digitalnya dengan membangun perusahaan pada bidang financial technology (fintech) bernama PT Astra WeLab Digital Arta (AWDA). Pembentukan perusahaan baru tersebut dilakukan melalui anak perusahaannya PT Sedaya Multi Investama (SMI) yang bekerja sama dengan WeLab, perusahaan teknologi keuangan asal China.

Suparno Djasmin, Direktur Astra, mengatakan, AWDA bertujuan menyediakan produk solusi finansial yang menggunakan teknologi big data terkini untuk membantu konsumen yang belum memiliki akses terhadap pinjaman untuk mencapai kebebasan finansial melalui akses yang lebih efisien.

“Astra melakukan joint ventures dengan WeLab untuk menyediakan produk finansial berbasis big data untuk menghasilkan pemahaman secara mendalam dan penilaian kelayakan konsumen,” ujar Suparno. Ia mengungkapkan, pendirian fintech ini menelan investasi sebesar US$ 21 juta. Dalam hal ini Astra memiliki porsi saham 60% dan WeLab sebesar 40%.

Pada langkah pertamanya, AWDA merilis aplikasi mobile bernama MauCash. Rina Apriana, Presiden Direktur AWDA, mengatakan, fasilitas pinjaman yang disediakan MauCash adalah pinjaman Rp 1 – 3,5 juta dengan tenor 10-30 hari (MauCepat), dan pinjaman installment sebesar Rp 2- 8 juta dengan tenor 3 – 6 bulan (MauRingan).

“AWDA menawarkan empat diferensiasi keunggulan, yakni 100% online, mudah & cepat, fleksibel, dan terpercaya,” tutur mantan Direktur PT Syariah Multifinance Astra tersebut. Ia menambahkan, pada dasarnya AWDA menargetkan segmen anak-anak muda yang digital savvy yang senang mencari kemudahan dalam transaksi. “Sumber lender bisa dari perorangan maupun institusi,” ujarnya.

Dengan kekuatan brand Astra yang telah memiliki banyak lini bisnis dan jaringan distribusi yang luas, Rina melanjutkan, tentu AWDA akan mensinergikan pergerakannya dengan Astra Financial maupun grup Astra lain. “Astra juga memiliki multifinance FIF, juga ada Bank Permata ya tidak tertutup kemungkinan akan bersinergi. Selain itu juga bisa menutup solusi pembiayaan yang tidak bisa tertangani oleh FIF dan Spektra,” tambahnya.

Sementara itu, Simon Long, CEO WeLab, mengatakan bahwa WeLab menyokong teknologi kredit proprietary dan fintech know-how bagi AWDA. Ia juga mengatakan Indonesia adalah pasar ketiga yang dimasukinya setelah China dan Hong Kong.“Kami sudah melihat peluang di Indonesia sejak 2016. Kami tertarik karena pasar Indonesia memiliki kecenderungan untuk mengadopsi teknologi terkini,” ujar Simon.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved