Trends Economic Issues

Baja Ringan Tatalogam Sokong Pemulihan Ekonomi Tahun 2021

Sebagai mother of industry, sektor industri logam, termasuk baja ringan di dalamnya, berpotensi memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal Kemenperin, Achmad Sigit Dwiwahjono dalam siaran persnya di Jakarta (17/12/2020). Ia menjelaskan, industri logam merupakan salah satu sektor yang prospektif untuk ke depannya karena kebutuhan domestik yang cukup besar.

Lebih lanjut Sigit menjelaskan, selama ini industri logam berperan penting dalam mendongkrak nilai tambah bahan baku serta membawa efek yang luas bagi perekonomian, di antaranya sebagai penghasil devisa dari ekspor dan menyerap banyak tenaga kerja. “Jadi, sektor ini akan menjadi faktor pendorong bagi peningkatan daya saing ekonomi bangsa,” imbuhnya.

Menanggapi hal itu, para pelaku usaha industri baja ringan nasional pun tak tak tinggal diam. Berbagai inovasi dilakukan untuk meningkatkan utilitas dan produksinya. Hal yang sama dilakukan oleh produsen genteng metal dan baja ringan, PT Tatalogam Lestari. Bahkan untuk meningkatkan daya saingnya, Tatalogam merilis produk baja ringan yang telah diekspor dan diakui kualitasnya di Australia dengan sertifikat AS 97 (Australian Standard).

Presiden Direktur Grup Tatalogam, Yarryanto Rismono mengakui, pada 2021 menjadi tahun penuh harapan dan optimisme dalam proses pemulihan ekonomi, tidak hanya di Indonesia tapi juga secara global. Semua sektor diharapkan dapat pulih dan memberikan kontribusi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa. Salah satu cara yang dilakukan Tatalogam adalah n terus berinovasi. Untuk itu, menyambut tahun 2021, Tatalogam memperkenalkan dua produk baru yaitu, rangka atap baja ringan Taso Premium dan genteng metal Kusuka.

“Produk Taso Premium ini telah diekspor ke Australia dan mendapat respons positif. Produk atap metal solid resin warna yaitu Kusuka. Produk ini yang pertama kalinya di Indonesia menggabungkan kekuatan solid resin dan memiliki baja dasar yang lebih tebal. Sehingga semua kalangan masyarakat dapat memiliki atap yang kuat, indah dan berwarna,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Vice President Grup Tatalogam, Stephanus Koeswandi menerangkan, selain inovasi, pihaknya berfokus pada kualitas. Karena itu, kedua produk yang dilincurkan ke pasaran kali ini juga sudah dibekali dengan sertifikat Standar Nasional Indonesia dengan nomor SNI 8399:2017 dan AS1397 serta memiliki sertifikat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Untuk itu ia berharap 2 produk terbaru mereka ini dapat menjadi duet maut ditahun 2021 nantinya.

“Target produksi kedua produk ini akan menyumbang 20-30% dari volume produksi total sebesar 180.000 ton per tahun. Lalu untuk mendukung proyek-proyek berbasis APBN dan APBD, Taso Premium dan Kusuka juga sudah punya sertifikat TKDN. Sementara untuk saat ini, komposisi ekspor memang masih dibatasi sebesar 5-10% dari kapasitas. Karena pasar domestik harus dipenuhi terlebih dahulu,” terang Stephanus.

Ia menambahkan, setiap tahun Grup Tatalogam mengeluarkan produk barunya. Dan setiap produk yang diluncurkan, memiliki keunggulan dan spesifikasi tersendiri yang menunjang untuk penggunaan di seluruh Indonesia. Untuk Taso Premium sendiri diakuinya dikembangkan bersama dengan konsumen ekspor mereka di Sidney, Australia. Penggunaan lapisan AZ150 yang cukup tangguh sendiri diperuntukkan untuk penggunaa di wilayah pesisir pantai yang memiliki tingkat korosivitas tinggi.

“Seperti diketahui, Indonesia memiliki garis pantai terpanjang nomor 2 di dunia. Di wilayah ini tingkat korosivitas sangat tinggi. Dengan lapisan AZ 150 pada Taso Premium, risiko korosi bisa diminimalisir. Ini (Taso Premium-red) bisa menjadi opsi bagi konsumen yang memerlukan baja ringan yang lebih tahan karat dibanding baja ringan biasa dengan lapisan AZ70,” terang Stephanus lagi.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved