Trends

Bali Bangkit, BPR Lestari Salurkan Kredit Rp 1,2 Triliun

Ki-ka: Ketua Umum Kadin Provinsi Bali I Made Ariandi ; Direktur Utama PT BPR Lestari Bali Pribadi Budiono dan Ketua Umum BPD HIPMI Bali Pande Agus Permana Widura.

PT Bank Perkreditan Rakyat Lestari Bali akan menyalurkan kredit senilai Rp1,2 triliun kepada pelaku usaha pariwisata di Bali sebagai dukungan upaya pemulihan pariwisata yang sudah lebih dari setahun terpuruk akibat pandemi Covid-19.

Direktur Utama PT BPR Lestari Bali Pribadi Budiono mengakui walaupun tidak sebagus tahun sebelumnya, aset BPR Lestari tetap tumbuh positif, size bisnis berkembang, kinerja usaha tumbuh positif dan mencatat profit yang signifikan. “Sebagai BPR yang tumbuh dan menjadi besar di Bali, kini saatnya kami lebih aktif membantu menggerakkan ekonomi dan kegiatan sosial masyarakat untuk Bali Bangkit”.

Lewat Program Bali Bangkit, BPR Lestari Bali akan menyalurkan kredit untuk usaha-usaha yang berhubungan dengan pariwisata, seperti perhotelan, restoran, transportasi. Pemberian premi kredit akan disesuaikan dengan jejak rekam debitur yang mengajukan kredit.

Menurut Pribadi lagi, hingga Februari 2021, penyaluran kredit BPR Lestari naik 0,46 persen, menjadi Rp3,9 triliun. Pada akhir 2020, penyaluran kredit tercatat tumbuh 10,02 persen secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhan penyaluran kredit ini diikuti kenaikan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Bila tahun-tahun sebelumnya, NPL tercatat di bawah 1 persen, seiring pandemi 2020 meningkat di level 2,4 persen, namun optimistis mampu menjaga rasio kredit bermasalah di tengah upaya mendorong penyaluran kredit.

Debitur akan dikenakan bunga yang relatif rendah, 14 persen, dibandingkan bunga industri BPR biasanya yang mencapai 24 persen. Walaupun apabila dibandingkan dengan bank umum bunga kredit yang ditawarkan BPR Lestari terhitung tinggi. “Ini sudah sangat rendah dengan

memperhitungkan biaya operasional yang rata-rata sebesar 2 persen hingga 5 persen dan biaya dana (cost of fund/CoF) bank perkreditan rakyat yang lebih tinggi, berkisar antara 8 sampai dengan 10 persen, dibandingkan dengan bank umum, ” ujar Pribadi seraya menambahkan, “Bunga 14 persen ini beda tipis antara dapat atau tidak dapat margin, tapi bukan jadi masalah karena ini dalam rangka bangkitkan ekonomi Bali.”

Pribadi optimistis mampu menjaga rasio kredit bermasalah di tengah upaya mendorong penyaluran kreditkredit dan memastikan biaya pencadangan yang telah dibentuk masih sesuai dengan ketentuan regulasi. Biaya pencadangan yang dibentuk diyakini masih cukup untuk menghadapi risiko pemburukan kualitas kredit dan sesuai regulasi.

Rencana BPR Lestari untuk memberikan kredit dengan bunga yang rendah disambut baik Ketua Umum Kadin Provinsi Bali I Made Ariandi dan Ketua Umum BPD HIPMI Bali Pande Agus Permana Widura.

Ariandi berharap BPR Lestari mampu menekan bunga hingga lebih rendah lagi dengan memanfaatkan penempatan uang negara dan memberikan grace period atau masa tenggang pembayaran kredit yang berlaku hingga kondisi ekonomi sudah benar-benar pulih.

Hal senada disampaikan Ketua Umum BPD HIPMI Bali Pande Agus Permana Widura yang berharap kredit bisa lebih fleksibel dari sisi pengembalian dan tidak menekan debitur di saat pelaku usaha sama sekali tidak memiliki sumber pendapatan, dan mendapatkan subsidi bunga dengan memperpanjang masa pembayaran.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved