Trends

Bali Ekspor 12 Ton Kakao di Tengah Pandemi

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace)

Bali di tengah masa pandemi Covid – 19, berhasil mengekspor 12 ton biji kakao fermentasi organik asal Jembrana ke pasar Belanda. Acara pelepasan ekspor perdana biji kakao oleh IKM Kertha Semaya Samania dihadiri Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) secara virtual dari ruang kerjanya, Senin (19/10).

“Sektor pertanian harus dibangun dengan baik dengan menggali lebih dalam potensi yang ada sehingga pertanian maju, dan Bali tidak hanya bertumpu pada sektor pariwisata,” ungkap Cok Ace, seraya menambahkan agar bisa terus meningkatkan ekspor produk serupa maupun produk – produk pertanian lainnya yang memiliki kualitas unggul dalam mewujudkan ketahanan pangan masyarakat Bali serta menjadi sektor yang mampu memberikan penghidupan bagi para pelakunya dan minat masyarakat menjadi petani pun meningkat.

“Pertanian yang maju adalah pertanian yang memberi nilai lebih, para petani memperoleh pendapatan yang lebih baik, sehingga animo untuk mengolah lahannnya pun meningkat,” tambah Cok Ace

Produk pertanian Bali, salah satunya kakao yang bijinya bernilai sangat tinggi, menurut Kepala Kantor Bea Cukai Denpasar, Kusuma Santi, sangat diminati

Untuk itulah Bea Cukai ikut mendorong peningkatan budaya kakao, terutama dalam kaitan ekspor yang bisa memberikan pendapatan bagi Negara.

Melalui program Klinik Ekspor, Bea Cukai mendorong para IKM untuk melaksanakan proses ekspor – impor secara mandiri tanpa pihak ketiga sehingga mampu mengurangi biaya produksi. Bea Cukai juga berupaya mendukung usaha masyarakat seperti asistensi dan pembahasan dengan para petani mengenai peningkatan kualitas coklat, pendaftaran koperasi KSP sampai dengan memperoleh ide untuk melakukan kegiatan ekspor dan impor.

“Tujuan program ini supaya masyarakat menyadari bahwa prosedur ekspor maupun impor secara mandiri prosesnya tidak rumit,” tutur Kusuma Santi.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved