Management Trends

Bank DBS Hidupkan Atmosfer Wirausaha Sosial di Asia

Bank DBS Hidupkan Atmosfer Wirausaha Sosial di Asia

Konsep wirausaha sosial atau social entrepreneur sudah berkembang di Asia sejak sepuluh tahun lalu. Menurut UKM Center FEB UI, social entrepreneur merupakan bagian dari kewirausahaan. Kewirausahaan ini memiliki ciri khas yaitu menekankan kepada masalah sosial ekonomi yang terjadi di masyarakat.

Menciptakan keseimbangan antara menghasilkan kinerja bisnis yang maksimal dan dampak sosial masyarakat bukanlah hal mudah. Sebut saja beberapa wirausaha sosial yang sustain di Indonesia yaitu Maasril Koto yang mendirikan Lembaga Keuangan Mikro Agrobisnis Prima Tani, lalu Alfatih Timur dengan Kitabis.com, Dinny Jusuf membuat Toraja Melo untuk memberdayakan para penenun perempuan agar memiliki penghasilan, dll.

UKM Center FEB UI pun membuat 7 hal yang harus dimiliki oleh setiap (calon) wirausaha sosial. Pertama, memanfaatkan prinsip bisnis atau kewirausahaan untuk mengatasi masalah sosial menjadi suatu konsep yang realistis, bagi mereka masalah sosial adalah peluang. Kedua, jangan ragu memulai hanya karena ekosistem di negara tersebut belum mendukung. Ketiga, social enterprise adalah sebuah organisasi yang memiliki orientasi berkelanjutan, bukan sekedar proyek.

Keempat, hal yang membedakan social enterprise dan organisasi bisnis biasa adalah adanya misi sosial, pemberdayaan, pengalaman prinsip bisnis yang etis, dan monitoring dampak sosial. Kelima, social enterprise di Indonesia memiliki corak yang beragam, pahami sumber daya yang ada dan misi sosial yang ingin dicapai, dan pilih tipe yang paling sesuai. Keenam , jangan tergesa-gesa menyusun perencanaan bisnis. Ketujuh, gagasan solusi yang tepat belum dapat menjamin keberhasilan dalam menggalang dukungan.

Direksi Bank DBS Singapura

Direksi Bank DBS Singapura

Perhatian besar terhadap para wirausaha sosial tersebut datang dari Bank DBS melalui DBS Foundation. Yayasan tersebut bekerja sama dengan wirausaha sosial dan wirausahawannya di Singapura, India, Indonesia, Cina, Taiwan, dan Hong Kong dengan berbagai program. Mulai dari pelatihan dasar hingga lokakarya untuk meningkatkan inkubasi bisnis,dukungan pendanaan program, pengembangan forum-forum untuk berbagi pengetahuan, juga pendampingan dari senior manajemen perusahaan.

Untuk mencakup wirausaha sosial di Asia, DBS Foundation bekerja sama dengan beberapa partner, yaitu Hong Kong Council of Social Service melalui DBS Social Enterprise Advancement Grant, lalu UKMC Universitas Indonesia membuat bootcamps & handbook for social enterprises, Impact HUB Singapore , Singapore Centre for Social Enterprise, National University of Singapore, dll.

Patsian Low, Head DBS Foundation, mengatakan, “Wirausaha sosial, secara hakiki adalah organisasi dengan tujuan komersial yang memiliki misi sosial, dan membutuhkan pendanaan untuk bertumbuh. Kami menemukan adanya kesulitan dalam mengakses permodalan dan kapabilitas dalam menyelesaikan dampak sosial hingga masalah yang terbesar.”

Pada tahap awal, para pelaku wirausaha sosial cenderung mencari modal berisiko yang berdampak sosial, atau pendanaan jangka pendek yang mungkin menemui bergagai tantangan.

Hal ini berdampak pada perusahaan yang sudah siap untuk mendapatkan investasi.Untuk mendukung wirausaha social lebih lanjut, inisiatif DBS-NUS Social Venture Asia terbentuk. Para pelaku wirausaha sosial baru yang berpotensi untuk menciptakan dampak sosial yang berkelanjutan akan diidentifikasi dan diberikan pendampingan. Program ini sudah berjalan ke tahun ketiga dan sudah mencatat lebih dari seribu pendaftar dari 25 negara pada bulan Mei lalu.

Lebih dari SGD 175 ribu dalam bentuk pendanaan akan dihadiahkan kepada para tim teratas, dengan hadiah spesial yaitu Syngenta Agriculture Social Enterprise Awards and raiSE VentureForGood Grant Award yang akan diberikan kepada sektor pemenang tersebut. Babak awal penjurian ikuti oleh 250 juri yang mendedikasikan waktu mereka.

Dari 120 wirausaha sosial yang telah terpilih, 12 finalis wirausaha akan terpilih oleh panel ahli. Para finalis wirausaha tersebut akan bersaing di Singapura untuk babak final di bulan September. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved