Management Trends

Bank Jatim Tuan Rumah Panen Rejeki Bank BPD Periode I/2016

Bank Jatim Tuan Rumah Panen Rejeki Bank BPD Periode I/2016

Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) kembali menggelar program customer rewards yang dikemas dalam paket program Panen Rejeki Bank BPD. Surabaya dipilih selain merupakan kota pahlawan juga kota metropolitan terbesar di provinsi Jawa Timur. Lebih dari itu, Bank Jatim yang berpusat di Surabaya juga merupakan salah satu BPD dengan jumlah tabungan Simpeda terbesar.

Perhelatan Panen Rejeki Bank BPD berupa penarikan undian nasional tabungan Simpeda dengan total hadiah Rp6 miliar (diundi 2x setahun) atau Rp3 miliar pe periode. Undian in diperuntukkan bagi 584 penenang dengan hadiah utama Rp500 juta, hadiah kedua Rp100 juta untuk 4 pemenang, hadiah ketiga Rp50 juta untuk 26 pemenang. Hadiah keempat Rp5 juta untuk 26 pemenang, hadiah kelima Rp2,5 juta untuk 26 pemenang, hadiah keenam Rp2 juta untuk 52 pemenang, hadiah ketujuh Rp1,5 juta untuk 104 pemenang, dan hadiah kedelapan Rp1 juta untuk 345 pemenang.

Ketua Umum Asbanda yang juga Direktur Utama Bank DKI, Kresno Sediarsi,mengungkapkan, tabungan Simpeda merupakan salah satu produk yang mempersatukan BPD seluruh Indonesia, selain produk-produk dan layanan perbankan lainnya.

Asbanda Jatim

Ki-ka: Sebagai narasumber dalam seminar ini antara lain : Kasubdit Kerjasama Kemitraan Ditjen Pajak Kementerian Keuangan, Yeheskiel Minggus Tiranda; Direktur Konsumer Bank BJB Fermiyanti; Kepala Departemen Pengawas Perbankan 1 OJK Pahala Santoso dan moderatori komisaris Bank Jatim Dr. Rudi Purwono

Tabungan Simpeda sebagai produk penghimpunan dana masyarakat, dalam perkembanganya terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat kita lihat pada penarikan undian Simpeda tahun ke-26, periode 1 – 2015 di Balikpapan, jumlah penabung sampai dengan akhir Juni 2015 berjumlah 7.069.345 penabung dengan jumlah saldo Simpeda Rp 32,48 triliun. Kemudian pada penarikan undian Simpeda tahun ke-27 periode 1 – 2016 di Surabaya, jumlah penabung sampai dengan akhir Juni 2016 berjumlah 7.036.600 penabung dengan jumlah saldo Simpeda Rp 41,37 triliun.

Apabila dilihat dari penarikan undian Simpeda di Balikpapan sampai dengan di Surabaya, dari sisi penabung mengalami sedikit penurunan sebesar 0,46% atau turun sebanyak 32.745 penabung, sedangkan saldo Tabungan Simpeda mengalami peningkatan sebesar 27,38% atau meningkat sebesar Rp 8,89 triliun.

“Dapat kami sampaikan di sini, bahwa yang paling banyak menghimpun tabungan Simpeda sejak lebih dari 10 tahun terakhir, yaitu Bank Jatim, sampai dengan posisi Juni 2016 telah menghimpun Simpeda sekitar Rp10,05 triliun atau sebesar 24,28% dari tabungan Simpeda nasional. Ke depan, kami akan terus meningkatkan kualitas produk dan layanan Simpeda ini, sehingga akan memasyarakat serta menjadi pilihan masyarakat Indonesia dalam menabung. Program ini adalah bagian dari Transformasi BPD, yakni penguatan produk dan layanan BPD agar semakin bersaing,” ujar Ketua Umum Asbanda.

Seperti periode-periode sebelumnya, rangkaian perhelatan Undian nasional tabungan Simpeda atau Panen Rejeki Bank BPD ini diawali dengan prosesi penyegelan tabung undian, welcome party, dan seminar nasional BPD-SI. Memenuhi permintaan dari beberapa BPD terkait dengan Undang-Undang tentang Pengampunan Pajak yang saat ini tengah diaplikasikan, maka Asbanda mengadakan seminar dengan tema “Tax Amnesty, Sebuah Tantangan sekaligus Peluang bagi BPD.”

Dalam road mad-nya, Program Transformasi BPD diharapkan dapat diwujudkan akhir tahun 2024. Untuk menuju Transformasi BPD tersebut, BPD telah meluncurkan 6 Workstream Transformasi BPD menuju Regional Champion, yang terdiri dari:Strategic Holding BPD, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengembangan Produk dan Layanan, Peningkatan Good Corporate Governance dan Manajemen Risiko, Pengembangan Teknologi dan Sistem Informasi Manajemen, dan Pengembangan SyariahBanking.

Jika dilihat dari laporan keuangan BPD seluruh Indonesia, perkembangan usaha BPD cukup baik, terutama jika dibandingkan dengan kinerja bank umum secara keseluruhan, namun kontribusi terhadap perekonomian daerah masih terbatas.Hal ini tercermin dari porsi kredit produktif yang masih relatif kecil, yaitu sebesar 30,12%. Saat ini kredit BPD masih pada sektor kredit konsumtif.Pangsa kredit produktif masih relatif kecil (30,12%) dengan trend statis, bahkan menurun antara lain dikarenakan pengurangan ekspansi terkait adanya kenaikan NPL kredit produktif.Ketergantungan pada dana Pemda masih relatif cukup besar, yang mencapai 27,10% pada akhir Desember 2015. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved