Trends

Bank of China Tawarkan Kerja Sama Pembiayaan RMB

Bank of China (Hongkong) cabang Jakarta terus berkembang di Indonesia. Kali ini bank tersebut lebih serius garap peluang kerja sama dengan perbankan Indonesia melalui pembiayaan RMB (Reminbi).

Pembiayaan ini bisa dijadikan alternatif selain pembiayaan lain yang telah ada saat ini.”Keistimewaan dari RMB adalah sejak peluncurannya pada tahun 2003, nilai tukar RMB terhadap US$ tetap liberal. Dan sejak tahun 2005, nilai tukar RMB terhadap US$ cenderung naik,” ujar Zhang Chao Yang, Country Manager Bank of China (Hong Kong) cabang Jakarta (BOCHK).

Ditambahkan Zhang, Bank of China merupakan penyedia utama uang kertas dan logam langsung dari Hongkong ke Indonesia sekaligus mengumpulkan uang kertas RMB dari tangan kedua. Bahkan RMB menjadi satu-satunya mata uang di pasar yang sedang berkembang yang berada didalam lingkup IMF. RMB juga berada di urutan ketiga setelah US$ dan Euro (€), dan menyisihkan Yen (¥) dan Sterling (£).

Tidak heran, GDP di China tumbuh cukup tinggi yaitu dibawah 7%. Perekonomiannya sendiri didominasi oleh bidang jasa sebesar 51,6%, manufaktur di 40,5% dan pertanian sebesar 7,9% (Sumber: National Bureau of Statistic, BOCHK Research).

Di Indonesia, BOCHK juga turut mendukung proyek konstruksi infrastruktur, proyek interkoneksi dan lainnya. Selain itu BOCHK juga turut mendukung ekspor produk Indonesia dan pengembangan sektor mata pencaharian masyarakat, perusahaan Konsumer termasuk bidang pertanian, retail, penyulingan minyak sawit dan proyek lainnya.

BOCHK mempunyai beberapa layanan seperti Diversifikasi Produk Pembiayaan dan Jasa (pinjaman sindikasi dan komersial) seperti: Pinjaman sindikasi, Pinjaman Berjangka dan Pinjaman Berdasarkan permintaan.

Sebagai tempat penyelesaian transaksi RMB lintas batas terbesar di dunia, BOCHK dapat mendukung kebutuhan likuiditas RMB di pasar dan sangat aktif di pasar antar bank seperti FX dan Pasar Uang terkait RMB, USD dan HKD.

Menurut statistik dari laporan SWIFT International pada 2017, jumlah uang RMB yang beredar di Indonesia mencapai RMB 215 miliar. Bank of China cabang Jakarta mengkalkulasi 60 persen dari total transaksi RMB di Indonesia mencapai sekitar RMB 125 miliar.

Sebagai penyalur utama RMB di Indonesia, Bank of China melalui Bank of China cabang Jakarta mengadakan seminar dengan tema Pengembangan Kerjasama Layanan Perbankan Antara Indonesia dan China Sebagai Alternatif Pembiayaan.

Perwakilan dari 50 lembaga keuangan dari bank-bank lokal, bank asing dan bank-bank Joint Venture ikut ambil bagian dalam acara ini. Bank Mandiri, BNI, BCA, BRI, CIMB Niaga, JP Morgan, HSBC, Standard Chartered, Deutsche Bank, PT Bank KEB Hana Bank, Bank Shinhan Indonesia, Panin Bank, Bank Sinarmas, Bank Bukopin, Bank Multiartha Sentosa dan lainnya melalui senior manajemen mereka melakukan transfer knowledge tentang bisnis dan kemitraan secara mendalam di hotel Grand Hyatt belum lama ini.

Zhang Chao Yang, Dr. Dino Patti Djalal (mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat ), pendiri FPCI (Foreign Policy Community of Indonesia) hadir sebagai pembicara. Pembicara lainnya, perwakilan dari Bank Of China (Hong Kong) Ltd Tristan Zhuo, Senior Economist Johnny Chow (dari Global Market Department) dan Lo Pui Hang (Head of RMB Clearing Services).

Sebagai tempat penyelesaian transaksi RMB lintas batas terbesar di dunia, Bank of China Group beroperasi di 1.600 kota di seluruh dunia. Hal ini menjadikan satu-satunya saluran utama untuk internasionalisasi RMB. “Kami yakin hubungan antara Indonesia dan China akan terus berlanjut dan semakin kuat. Khususnya dengan adanya pembiayaan RMB ini selain dari USD, Bank, BUMN, dan perusahaan swasta lainnya dapat saling memfasilitasi untuk keberlangsungan bisnisnya,” ujar Zhang.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved