Trends

Begini Cara Crown Group Gaet Pembeli Properti dari Indonesia

Iwan Sunito, Komisaris dan Group CEO Crown Group. (kiri)

Crown Group, pengembang properti hunian dan komersial yang didirikan oleh Iwan Sunito dan Paul Sathio, akan meluncurkan proyek terbarunya di Sydney Australia yaitu EastLakes Live by Crown Group. Proyek dengan nilai total Rp 10 triliun itu, telah berhasil mengumpulkan tanda jadi Rp 1,3 triliun dan 30% dari nilai tersebut berasal dari Indonesia. Tidak mudah menarik pembeli properti Indonesia yang dikenal ‘rewel’, tapi di setiap proyek-proyek Crown Group, selalu laris manis, termasuk oleh pembeli properti asal Indonesia.

Iwan Sunito, Komisaris dan Group CEO Crown Group, mengungkapkan rahasia bagaimana proyek-proyeknya selalu laris manis terutama oleh pembeli properti Indonesia saat bertemu media di kantor Crown Group di The Plaza lantai 29 Jakarta (04/05/2018) malam.

Menurutnya, ada empat tipe pembeli properti Crown Group di Australia. Pertama mereka yang menginginkan rumah lebih kecil atau downsizer, karena jumlah anggota keluarga yang tinggal berkurang merasa mengurus rumah besar lebih repot dan biaya tinggi. “Istilahnya mereka sudah memasuki empty nester, orang tua di Australia yang anak-anaknya sudah menempati tempat tinggal sendiri. Mereka memilih membeli tempat tinggal lebih kecil, yang dekat dengan shopping center, agar tidak perlu menyetir mobil ketika membeli kebutuhan sehari-hari,” ujar Iwan.

Kedua adalah generasi muda, yang membutuhkan rumah tinggal dan investasi sebagai bagian dari membangun kekayaannya. “Pertumbuhan nilai properti di Australia sangat menarik sekitar 10 persen per tahun, mereka yang membeli proyek properti Crown Group di Parramatta senilai 500 ribu dolar Australia di parramatta dalam 3 tahun naik menjadi 800 ribu dolar Australia,” tuturnya.

Lalu pembeli dari luar Australia yang membeli untuk anak-anaknya yang akan sekolah di Australia. “Daripada mereka menyewa, lebih baik membeli, mengingat bunga bank di Australia rendah hanya 4 persen per tahun, sedangkan menyewa kenaikannya 3% per tahun, jadi lebih baik membeli,” ia menambahkan.

Kemudian, tipe global investor, yaitu mereka yang sangat paham Australia, generasi milenial, membeli tanpa melihat produknya karena dia berselancar di internet dan mereka ini membeli karena orang tuanya kaya atau dari koceng orang tuanya. “Mereka membandingkan dengan Singapura, yang satu bedroom bisa di atas Rp 10 miliar dengan pajak yang sangat tinggi,” tuturnya. Iwan menyebut untuk East Lake Live di Sydney, proyek properti terbaru Crown Group untuk satu bedroom dijual ‘hanya’ Rp 6 miliar, lalu dua bedroom Rp 9-13 miliar, sedangkan penthousenya Rp 23 miliar.

Tidak heran jika tanda jadi untuk Eastlakes Live ini sudah cukup besar terkumpul Rp 1,3 triliun dari total investasi Rp 10 triliun yang ditanamkan Crown Group di proyek yang berada 6 km dari Sydney CBD dan 3 km dari University New South Wales dan Bandara Sydney. “Proyek terbaru seluas 2,5 hektar dengan total 586 unit apartemen ini merupakan milestone secara nilai proyek untuk Crown Group sejak berdiri. Untuk tahap awal 134 unit kami jual, ini laris manis, dan stage ke dua 452 unit,” kata Iwan sambil menyebut proyek ini akan selesai pada 2021.

Dari total tanda jadi yang sudah diterima Crown Group untuk proyek East Lake Live sekitar 30% dari investor Indonesia. “Properti kami ini dekat dengan Konsulat Jenderal Indonesia, ada banyak restoran khas Indonesia didekatnya, dan bagi yang konsern pada makanan halal, ada toko daging sapi halal di daerah ini,” tuturnya.

Kekuatan proyek Crown Group ia akui memang pada lokasi yang bagus. Karenanya pembeli asal Indonesia selalu tertarik. Menurut Iwan, saat ini pembeli Indonesia berada di posisi teratas untuk pembeli asing menggeser investor dari Cina, setelah Pemerintah Cina memperketat uang keluar dari negaranya.

“Pembeli dari Indonesia biasanya worth of mouth atau ketok tular, menggaet teman dari yang sudah membeli proyek Crown Group sebelumnya. Contohnya pembeli apartemen V by Crown Group di Parramatta, Australia merasa kenaikannya nilainya bagus, dia mengajak temannya membeli proyek lain dari Crown Group.

“Maka itu kami selalu memastikan pembeli puas agar kembali invest atau membawa rekannya, we do well, setidaknya Rp 30 triliun nilai pembeli yang terus mengikuti proyek-proyek kami, karena merak yakin lokasi yang kami pilih akan bagus nilainya di masa depan atau meningkat terus,” katanya. Menurutnya, setiap proyeknya memiliki yield 3,5-4,5% per tahun dengan kekosongan apartemen jika disewakan 1,6%.

“Lalu harga setiap proyek kami sangat fair, dengan kualitas produk selalu lebih bagus dan unik,” katanya. Crown Group selalu menggunakan desainer papan atas untuk setiap proyeknya. Untuk Eastlakes Live misalnya, desain unik dari fjmt, arsitek berbasis di Sydney yang berhasil memadukan tempat hunian modern yang indah dengan keunggulan ritel modern plus pusat kuliner, pusat medis dan taman bermain anak. Di Australia tidak banyak proyek mixused seperti ini dengan desain unik.

Era media sosial juga dimanfaatkan Iwan, ia sangat aktif mengkomunikasikan produk-produk Crown Group di akun pribadinya di Instagram, bahkan sangat komunikatif menjawab. Selain tentunya Crown Group memiliki akun sendiri di media sosial. Video dan detail proyek disampaikan di media sosial tentu menjadi gaya menarik bagi para investor milenial.

Prisca Edwards, CEO Global Capital Crown Group, menambahkan, pengalaman grup properti ini di Austalia selama 22 tahun yang dikenal sejak awal sebagai grup properti dengan desain dan produk berkualitas menjadi keunggulan juga sehingga setiap proyek-proyeknya laris manis. “Reputasi kami selama 22 tahun itu selalu kami jaga, Brand kami terbesar di Sydney dan kuat,” katanya.

Selain itu dengan adanya kantor Crown Group di Jakarta, menjadi kelebihan juga, sehingga para investor Indonesia bisa dengan leluasa bertanya dengan bahasa Indonesia. “Penetrasi pasar Indonesia juga menjadi lebih mudah, membangun kepercayaan,” imbuh Iwan. Untuk meningkatkan awareness proyek-proyek terbarunya, ia kerap pengadakan acara khusus seperti untuk Eastlakes Live akan ada di La Moda Restaurant Jakarta. Iwan menargetkan total penjualan untuk Eastlakes Live Rp 300 miliar di Indonesia.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved