Marketing Trends

Bisnis Tiga Sekawan di Warung Mamayo

Andra Lesmana

Bisnis kuliner di Yogyakarta memang masih dilirik oleh banyak pengusaha. Hal ini seperti dilakukan oleh Andra Lesmana dengan dua orang rekannya, yakni Renaldy Pujiansyah dan Taslim Rachim, membuka Warung Mamayo.

Andra bercerita, awal menu makanan yang dibuatnya ini sebenarnya sudah terkenal di Bali. “Ini berawal dari jalan-jalan ke Bali, saya dan teman-teman kepikiran untuk membukanya di Pulau Jawa karena menu makanan ini belum ada. Lalu, terpilihlah kota Yogyakarta karena memiliki banyak mahasiswa. Kami ingin memperkenalkan makanan ini kepada generasi milenial,” sebut Andra tentang menu masakan jatuh dari surga yang diandalkan ini.

Warung Ikan Mamayo menawarkan 1 paket lengkap dari masakan dari surga berupa nasi, sup ikan dan ikan goreng dengan harga Rp30.000. Andra dkk mematok harga terjangkau di Yogyakarta. Sehingga masyarakat tak perlu jauh-jauh lagi ke Bali jika ingin memakan menu makanan ini. “Nantinya kami juga akan ekspansi ke seluruh Indonesia,” jelas dia.

Perbedaan menu masakan di Warung Ikan Mamayo dengan rumah makan yang telah tersedia di Bali yaitu rasa dan harganya. “Kalau di Yogyakarta, rasa sambalnya lebih agak manis sedikit jika dibandingkan di Bali karena menyesuaikan dengan lidah lokal di Yogyakarta. Dari segi harga, di Yogyakarta harganya lebih murah 50 persen dibandingkan di Bali,” tuturnya.

Penggunaan bahan Ikan Giant Trevally dipilih karena merupakan komoditi ekspor yang dicoba dimanfaatkan karena memang rumah makan di Yogyakarta yang cukup jarang menggunakan ikan tersebut. “Mungkin di Yogyakarta ini untuk pertama kalinya,” ucap Andra mengklaim.

Menurutnya, ikan Giant Trevally mengandung protein omega paling tinggi jika dibandingkan dengan ikan air tawar dan ikan laut jenis lainnya. “Kami juga ingin memberikan warna baru di dunia kuliner, karena saat ini pilihan makanan hanya ayam dan daging saja dimana-mana. Padahal ikan ini salah satu hasil milik Indonesia dan sangat penuh gizi,” imbuh dia.

Diakuinya, ia pun memiliki kendala menghadirkan kuliner ini ke Yogyakarta. “Kendala di awal adalah karena menu makanan kami ini bertema keluarga, sementara pasar yang akan kami bidik adalah generasi milenial. Kami berusaha mengubah image makanan keluarga menjadi makanan kekinian,” dia menegaskan.

Soal bisnis, bagi tiga sekawan Andra, Renaldy dan Taslim ini bukanlah bisnis pertama mereka. Renaldy, misalnya, ia telah sukses membangun perusahaan bernama Insaf Digital Agency yang bergerak di bidang Digital Marketing. Sementara Andra telah berpengalaman dengan sejumlah bisnis seperti Se’i Sapi Kana, Warung Papeda Jogja, dan Sego Sambel Iwak Pe. Bisnisnya tersebut umumnya bergerak di bidang kuliner. Lalu, Taslim juga dikenal sebagai pengusaha kuliner yang memiliki brand Se’i Sapiku.

“Setelah grand opening, kami menargetkan omzet hingga Rp60 juta sehari. Hal ini berdasarkan pengalaman kami sebelumnya. Semoga hal ini bisa tercapai,” ucap Andra berharap.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved