Management Trends

BKPM Menyasar Diaspora Amerika

BKPM Menyasar Diaspora Amerika

Keinginan Franky SIbarani, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, untuk menangkap potensi diaspora dibuktikan dengan keberangkatannya ke Chicago pada hari Kamis 30 Juni 2016. Rencananya, ia akan melakukan berbagai pertemuan dengan diaspora Indonesia yang berada di New York. Juga, akan melakukan kunjungan ke produsen coklat asal AS kemudian bertemu dengan diaspora New York.

Franky melihat bahwa posisi New York sebagai pusat kota finansial di Amerika Serikat sangat penting untuk bertemu dengan diaspora profesional yang ada. Ia juga akan memaparkan berbagai langkah kemudahan yang dilakukan oleh pemerintah bagi diaspora serta mendengar feedback dari para diaspora sendiri.

Franky SIbarani Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal

Franky SIbarani Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal

Ada 12 paket kebijakan yang sudah dikeluarkan termasuk revisi daftar negatif investasi (DNI) dan layanan izin investasi 3 jam. Kepala BKPM selaku wakil ketua Pokja I Kampanye dan Diseminasi Kebijakan Satgas Implementasi Paket Kebijakan, memiliki tugas untuk menyampaikan langkah-langkah perbaikan yang telah dilakukan oleh pemerintah termasuk kepada diaspora di luar negeri.

Menurut Franky, diaspora memiliki potensi yang besar untuk dimanfaatkan meningkatkan aliran investasi yang masuk ke Indonesia. ”Jika ada 1 juta diaspora melakukan investasi Rp 100 juta ke Indonesia, maka bila diakumulasikan maka terdapat Rp 100 triliun investasi yang masuk ke Indonesia,” jelasnya.

Pertemuan dengan diaspora di New York merupakan pertemuan kedua dengan diaspora Amerika Serikat setelah sebelumnya di San Fransisco. Ia juga akan bertemu dengan 30 diaspora profesional. Dalam pertemuan dengan diaspora profesional di San Fransisco tersebut, Kepala BKPM berhasil mengidentifikasi beberapa minat investasi yang disampaikan oleh diaspora Indonesia di San Fransisco.

Selain pertemuan dengan diaspora di New York, Franky juga dijadwalkan untuk melakukan kunjungan ke produsen coklat di Amerika Serikat yang telah menanamkan modalnya di Indonesia. Kunjungan tersebut bertujuan untuk melihat langsung fasilitas produksi perusahaan serta berdiskusi mengenai kelangsungan operasional perusahaan di Indonesia.

Franky akan bertemu dengan Chamber of Commerce di New York yang rencananya dihadiri oleh 40 partisipan terdiri dari perwakilan perusahaan-perusahaan private equity dan jasa keuangan, asosiasi bisnis, lembaga think tank serta media. Ia optimis bahwa perusahaan-perusahaan private equity dan jasa keuangan tersebut, akan menjadi calon investor untuk investasi di indonesia.

Saat di Chicago, Franky pernah bertemu dengan 52 perusahaan di San Fransisco serta 25 perusahaan berbasis Chicago yang terdiri dari berbagai sektor. Bidang usaha perusahaan yang hadir termasuk dalam sektor-sektor utama di antaranya kelistrikan, farmasi, transportasi, jasa keuangan dan konsultan.

Amerika Serikat tergolong negara prioritas pemasaran investasi, dari data yang dimiliki oleh BKPM pada tahun 2015, nilai realisasi investasi AS mencapai US$ 893 juta terdiri dari 261 proyek dengan didominasi oleh sektor-sektor pertambangan. Dari sisi komitmen, tercatat masuknya komitmen US$ 4,8 miliar terdiri dari 76 proyek.

Tahun 2016 BKPM menargetkan capaian realisasi investasi bisa tumbuh 14,4% dari target tahun 2015 atau mencapai Rp 594,8 triliun. Realisasi ini dikontribusi dari PMA sebesar Rp 386,4 triliun atau naik 12,6% dari target PMA tahun lalu, serta dari PMDN sebesar Rp 208,4 triliun naik 18,4% dari target PMDN tahun lalu.

Untuk mencapai target tersebut, BKPM pada menetapkan 10 negara prioritas termasuk di antaranya Amerika Serikat, Australia, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, RRT, Timur Tengah, Malaysia, dan Inggris. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved