Business Research Trends zkumparan

BNI Konsisten Jaga Fundamental Bisnis Perusahaan

Untuk meningkatkan kepercayaan investor, PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BNI) menjaga fundamental perusahaan. Salah satu caranya, melakukan analyst meeeting secara regular untuk melihat proyeksi ke depan serta menganalisa kinerja saham, kondisi bursa saham, perekonomian plus industri perbankan.

Menurut Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk., Achmad Baiquni, kunci utamanya adalah meskipun kecendurangan pasar bisa gonjang-ganjing, namun kewajiban perusahaan adalah menjaga fundamental, khususnya consumer banking. “Sebab, consumer banking masih yang paling menguntungkan. Kami tetap menjaga portofolionya secara baik supaya kami bisa mendapatkan hasil yang optimal,” tambahnya.

Dengan kehadiran financial technology, Baiquni menganggap hal itu bukanlah ancaman bisnis dan kinerja BNI. Bank BUMN itu secara berkesinambungan berusahan menciptakan produk baru berbasis teknologi informasi (TI), antara lain aplikasi Yap.“Memang belum tergarap secara optimal. Hingga akhir tahun kami akan dorong Yap dengan menambah merchant dan user. Melalui apalikasi Yap pastinya ada penyerapan dana,” jelasnya.

Pada paruh pertama tahun 2018, BNI mampu menunjukkan kinerja yang baik di tengah ketidakpastian kondisi makro ekonomi. Hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan laba bersih yang mencapai 16%, yaitu dari Rp6,41 triliun pada Semester I/2017, menjadi Rp7,44 triliun pada Semester I/2018. Kenaikan laba bersih tersebut didorong oleh kuatnya pertumbuhan pendapatan bunga bersih BNI yang disertai perbaikan kualitas aset. BNI optimistis akan terus meningkat di Semester II – 2018.

Pada Semester I/2018, BNI mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 13,5%, didominasi oleh dana murah (CASA) yang komposisinya mencapai 63,8% dari total dana yang terhimpun. Ruang bagi BNI untuk menyalurkan kredit pun masih terbuka lebar, ditandai dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang mencapai 87,3% pada Semester I/2018. Seluruh kondisi itu memberikan keyakinan bahwa BNI mempunyai likuiditas yang baik dan ruang yang cukup untuk melanjutkan ekspansi kredit pada Semester II tahun 2018.

Dari sisi kredi BNI, pada Semester I/2018, BNI mampu mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar Rp45,6 triliun atau sebesar 11,1% yoy, dari posisi Rp412,18 triliun pada Semester I/2017 menjadi Rp 457,81 triliun pada Semester I/2018. Pertumbuhan tersebut dikontribusi oleh kredit korporasi swasta yang meningkat 11,6% yoy, terutama dikontribusi oleh industri Manufaktur, Transportasi, dan Komunikasi, Konstruksi, dan Perdagangan.

Adapun kredit kepada BUMN tumbuh 8,6% year on year dan kredit segmen kecil juga mencatatkan pertumbuhan yang baik yaitu 14,0%. Sementara untuk kredit segmen medium, BNI menjaga pada pertumbuhan yaitu 8,5% yoy. Payroll loan masih menjadi prioritas BNI dalam menumbuhkan segmen konsumer, yang mana semester I – 2018 mencatatkan pertumbuhan 50,8%.

Dari sisi digitalisasi, pengembangan e-banking BNI dengan tumbuhnya branchless banking atau Agen46 BNI. Jumlah Agen46 BNI meningkat dari sekitar 54.543 pada medio tahun 2017 menjadi sekitar 93.765 pada akhir Juni 2018, meningkat 72%. Jumlah ini bisa terus meningkat karena program promosi kemitraan agensi terus dilakukan.

Pengembangan e-banking BNI juga dapat dilihat dari pertumbuhan pengguna mobile banking menjadi lebih dari 2 juta pengguna atau tumbuh 173%, dengan nilai transaksi yang mencapai Rp46,5 triliun pada Semester I/2018, tumbuh 308% dibandingkan periode yang sama tahun 2017 yaitu Rp11,4 triliun. Nominal transaksi cashless melalui kartu BNI TapCash juga tumbuh pesat sebesar 361%, sehingga totalnya mencapai Rp406,2 miliar.

“Kinerja keuangan BNI ini tidak terlepas dari pencapaian kinerja anak-anak perusahaan, yaitu BNI Syariah, BNI Life, BNI Multifinance, BNI Sekuritas, dan BNI Asset Management. Kelima anak perusahaan ini pada Semester I – 2018 mampu berkontribusi 7,7% terhadap total laba bersih BNI secara konsolidasi,” jelasnya.

Reportase: Sri Niken Handayani

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved