Financial Report Capital Market & Investment Trends

BRI Berkontribusi 91,1% untuk KUR Nasional

BRI Berkontribusi 91,1% untuk KUR Nasional

Dukungan Pemerintah pada pembiayaan modal usaha mikro dan kecil dibuktikan dengan diberikannya Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui bank-bank BUMN, salah satunya BRI. Melalui penyaluran program KUR, BRI berkontribusi terhadap pemerataan dan kemudahan akses bagi pelaku usaha untuk memperoleh pembiayaan. Tercatat sampai dengan akhir tahun 2016, BRI mampu menyalurkan KUR sebesar Rp 69,4 triliun kepada 3,9 juta debitur atau tumbuh 328% dari tahun sebelumnya.

Dengan capaian tersebut, BRI berkontribusi 91,1% dari total penyaluran KUR nasional. Tahun 2017, target KUR nasional Rp110 triliun, BRI mendapatkan kepercayaan dengan mendapatkan porsi penyaluran sebesar Rp 71,2 triliun atau 65% dari total KUR nasional di tahun 2017. Selama hampir 3 bulan, dari awal tahun 2017 hingga pertengahan Maret 2017, BRI berhasil menyalurkan KUR Rp 11,8 triliun kepada lebih dari 646 ribu debitur. Total kredit yang telah disalurkan BRI hingga Maret 2017 sebesar Rp 653,1 triliun atau naik 16,4% dibandingkan dengan penyaluran kredit di akhir Maret 2016 sebesar Rp 561,1 triliun. Untuk kredit, perseroan menargetkan pertumbuhan antara 12-14%.

Kenaikan ini didorong oleh penyaluran kredit di sektor UMKM senilai Rp 471 triliun atau 72,1% dari keseluruhan portofolio kredit BRI. Dari penyaluran tersebut, kredit mikro masih memegang porsi terbesar dari seluruh segmen kredit BRI, yakni 33% atau senilai Rp 216,1 triliun dari seluruh kredit yang disalurkan. “KUR masih menjadi fokus BRI di tahun ini, di mana selama tiga bulan di awal tahun BRI mampu menyalurkan KUR senilai Rp 14,11 triliun kepada lebih dari 763 ribu debitur baru. Dari penyaluran tersebut, 30% diantaranya disalurkan ke sektor produktif,” ungkap Suprajarto. Tahun ini, BRI mematok minimal 40% penyaluran KUR kepada sektor produktif sesuai dengan arahan Presiden.

Suprajarto menambahkan, dengan pertumbuhan kredit yang signifikan, BRI berhasil menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Pada kuartal I tahun 2017 rasio NPL gross BRI sebesar 2,16% atau turun dibandingkan dengan NPL gross kuartal I tahun 2016 sebesar 2,22%. “Khusus untuk segmen mikro, rasio NPL gross sebesar 1,35% di akhir Maret 2017,” imbuh Suprajarto.

Hingga akhir Maret 2017, BRI mampu meraup laba bersih sebesar Rp 6,47 triliun atau meningkat 5,5% dibanding laba periode yang sama tahun 2016 yakni sebesar Rp 6,1 triliun. “Kenaikan ini didorong oleh penyaluran kredit yang tumbuh di atas rata-rata industri serta kenaikan fee based income,” kata Direktur Utama Bank BR,I Suprajarto memaparkan kinerja keuangan Triwulan I tahun 2017. BRI optimistis mampu mencapai target yang telah ditetapkan di akhir tahun 2017: laba bersih naik 3-5% dibandingkan pencapaian di Desember 2016.

Pertumbuhan laba BRI didukung oleh kenaikan fee based income. Tercatat sepanjang kuartal I 2017 BRI mampu meraup fee based income senilai Rp 2,5 triliun atau naik 29,3% dibandingkan di kuartal I 2016 yang hanya senilai Rp 2 triliun. Penyumbang fee based income terbesar adalah dari simpanan sebesar 39% dan fee terkait e-banking sebesar 23%. Secara keseluruhan, fee based income berkontribusi sebesar 9,2% dari total seluruh pendapatan Bank BRI di kuartal I 2017. Jumlah ini mengalami peningkatan dari sebelumnya.

Reportase: Herning Banirestu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved