Management Trends zkumparan

BRI dan Bukalapak Tambah Layanan Fasilitas Perbankan

Ahmad Zaky, CEO Bukalapak dan Direktur Kelembagaan BRI Sis Apik Wijayanto, saat penandatangann MOU. (Photo: Anastasia/SWA)

Industri e-commerce dalam 10 tahun terakhir tumbuh sekitar 17% dengan total usaha mencapai 26,2 juta usaha. Pemerintah memperkirakan kontribusi yang diberikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) adalah sebesar 10% pada 2020 mendatang.

Hal ini seiring dengan target pemerintah yang akan menjadikan Indonesia sebagai pusat e-commerce ASEAN. Perkembangan e-commerce yang begitu massif membuat BRI ikut andil dalam ekosistem e-commerce tanah air, salah satunya bekerja sama dengan Bukalapak.com untuk menyediakan fasilitas perbankan.

Dalam kerja sama ini, Bank BRI menyediakan layanan Brivia Online, CMS Payment Priority, E-pay, dan WS Overbooking. Brivia merupakan virtual account BRI yang dapat digunakan oleh pelanggan untuk melakukan transaksi pembayaraan melalui seluruh jaringan BRI dan ATM bank lain. sedangkan E-pay adalah sarana pembayaran online dengan menggunakan internet banking BRI.

Direktur Kelembagaan BRI, Sis Apik Wijayanto, mengatakan, Bank BRI akan terus mendukung akselerasi ekonomi digital di Indonesia dengan menjalin kerja sama dengan para pelaku e-commerce. “Kerja sama ini, kami anggap strategis, karena kami sama-sama memiliki core bisnis yang sama, yakni UMKM,” kata dia. “Layanan ini tentunya akan melancarkan bisnis UMKM di Indonesia,” dia menambahkan.

Saat ini, tercatat, Bank BRI memiliki 16 juta pengguna internet dan sms banking yang bisa dimanfaatkan untuk berbelanja online. “Kami berharap 52 juta costumer BRI melakukan pembayaraan di agen Brilink, sehingga dapat menambah omset para pelapak,” ujarnya.

Sementara itu, Achmad Zaky, CEO Bukalapak, optimis dengan adanya kerja sama ini. Ia bilang sinergi ini akan menambah fasilitas layanan perbankan yang akan mampu menjangkau dan memberikan akses kepada para pelapak. “kami memiliki 13 juta pengguna dan 2 juta pelapak yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, tentunya ini akan sangat membantu memperlancar usaha dan transaksi mereka,” kata Zaky.

Zaky mengakui, masih banyak kostumer yang membatalkan transaksi pembayaran ketika akan menyetor lewat ATM. “Mereka banyak yang berubah pikiran dan akhirnya tidak jadi membeli barang. Ada sekitar 50%an yang cancel. Mereka bisa berubah pikiran, salah satunya akses menuju ATMnya yang sulit dan jauh,” kata Zaky. “Untuk itu kami berupaya untuk meminimalisir hal itu dengan menerapkan teknologi e-pay milik BRI,” dia menambahkan.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved