Technology Trends zkumparan

BRI Mulai Wujudkan Digitalisasi UMKM

BRI Mulai Wujudkan Digitalisasi UMKM

BRI mampu menangani micro banking secara konsisten sejak awal berdiri. Di era digitalisasi ini, ia mampu mensinergikan ekspertisnya tersebut dengan perubahan zaman sehingga semakin lebih maju lagi. Satelit komunikasi BRIsat yang ia luncurkan memberikan dampak positif yang semakin memperkuat layanan mikro BRI. Terobosan ini menjadikan dirinya sebagai bank terbesar dalam transaksi perbankan sekaligus menguasai segmen micro banking.

Melalui inovasi ini BRI akan semakin mudah melayani nasabah mikro yang menjadi segmen utamanya dan menjadi pencetak pengusaha UMKM yang tumbuh dan naik level melalui digitalisasi. Beberapa inovasi yang telah BRI lakukan untuk membuat UMKM Go Digital di antaranya melalui platform e-Pasar BRI yang berfungsi memperluas akses dan mendapatkan informasi produk-produk yang dijual di pasar tradisional mitra BRI di Indonesia. Selain itu, BRI membangun co-working space untuk berkolaborasi dengan pelaku start-up dalam membentuk ekosistem digital. Kerja sama dengan pemerintahan dalam hal ini Kementrian Kominfo juga dilakukan dengan membagikan 1 juta domain gratis bagi nasabah UMKM BRI.

Tak hanya itu saja, BRI melalui Innovation Centre mengembangkan produk dan fiturnya untuk meningkatkan micro banking BRI. “Kami mengembangkan perangkatnya, alat yang diperuntukan nasabah maupun di bank. Kami ada agen BRILink Mobile salah satunya bagian dari pengembangan ini,” kata Sis Apik Wijayanto, Direktur Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. BRI Digital mampu mengintegrasikan beberapa layanan perbankan secara terpadu dengan menyediakan fasilitas Transparent Glass Interactive (Oled), Hybrid Machine, Smart Table, Cash Recycle Machine, Video Banking, E-UMKM Interactive, E-Board, Media Wall Interactive, dan Online Banking.

Khusus untuk UMKM, E-UMKM Interactive menjadi aplikasi teknologi layar sentuh untuk mengakses informasi produk-produk UKM mitra BRI dari seluruh provinsi di Indonesia. Lewat E-UMKM nasabah memungkinkan untuk melakukan transaksi jual beli secara online dan display produk UKM secara virtual menggunakan teknologi video mapping. “Ini menunjukkan BRI sudah sangat lekat dengan digital untuk memperluas layanan. Tantangannya adalah kami terus mendorong agar nasabah melek digital, membangun kultur digital pada nasabah dan juga internal BRI,” ungkap Sis Apik.

Kultur kredit mikro yang memiliki kekhasan tersendiri memang ada kalanya harus ada human touch, disadari prosesnya tidak dapat sepenuhnya melalui online. Digitalisasi ini mampu menciptakan aplikasi yang membuat prosesnya lebih pendek. Harapan ke depan, kredit mikro dan UMKM BRI dapat lebih konsisten untuk memenuhi porsi 80 persen dari total portofolio BRI.

Reportase: Herning Banirestu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved