Trends

Bumi Suksesindo Dorong Peningkatan Produksi Emas dengan Green Mining

Bumi Suksesindo Dorong Peningkatan Produksi Emas dengan Green Mining

Penambangan emas Tujuh Bukit di Banyuwangi

Mengawali produksi pada Maret 2017 dan berhasil mencapai kapasitas produksi emas secara penuh pada kuartal III 2017, PT Bumi Suksesindo (BSI), perusahaan pengelola tambang emas Tujuh Bukit di Banyuwangi, anak perusahaan PT Merdeka Copper Gold, Tbk menargetkan produksi emas di tahun 2018 meningkat hingga sebesar 155.000 oz – 170.000 oz, atau naik dari produksi tahun 2017 yang sebesar 142.468 oz emas dan 44.598 oz perak dan meraih penjualan sebesar US$ 132,71 juta dengan laba bersih US$ 43,1 juta.

Sampai Semester I 2018, dari 2 pit yang sudah beroperasi (dari rencana 5 pit), BSI sudah memproduksi emas sebanyak 83.713 oz dan perak 48.226 oz. “Target peremukan bijih, penumpukkan dan pengolahan emas sebanyak 6,2 juta ton dari rencana semula 4,8 juta ton. Ini sejalan dengan ekspansi lapisan oksida sebesar dua kali lipat menjadi 8 juta ton per tahun yang akan rampung pada kuartal pertama 2019,” ungkap Corporate Communications Manager PT BSI, T Mufizar Mahmud, seraya menambahkan sebagai perusahaan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) dengan kegiatan utama produksi emas dan tembaga, PT BSI memiliki Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) seluas 4.998 ha di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur yang berada di Tujuh Bukit Operation (Tumpang Pitu) yang memiliki rencana usia tambang selama 9 tahun dengan total produksi 1,90 juta oz emas dan 2,8 juta oz perak.

Dalam melakukan eksplorasi, BSI menurut Mufizar mengedepankan penerapan konsep green mining yang didukung teknologi penambangan dengan menggunakan metode pengolahan low energy heap leach (pelindihan) yang sangat memperhatikan aspek lingkungan. Dengan menggunakan metode heap leach system Semi Autogenius Grinding (SAG) mill ini, BSI mampu melakukan efisiensi produksi karena jarak pengangkutan bahan baku emas yang lebih dekat dan konsumsi sianida dan listrik yang lebih rendah.

Walau ditetapkan sebagai Obyek Vital Nasional, semua aktivitas di tambang Tujuh Bukit terbuka untuk kepentingan publik sesuai batasan peraturan perundang-undangan. “Produk tambang dibutuhkan untuk mendukung kehidupan sehari-hari. Dengan mining tour diharapkan akan memberikan pemahaman yang benar tentang keberadaan tambang yang bisa memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.”

Dan, sebagai wujud ketaatan terhadap aturan perundang-undangan yang berlaku, BSI secara rutin melakukan kegiatan pemantauan lingkungan operasionalnya secara berkala yang meliputi kualitas air permukaan, kualitas air tanah, kualitas air laut, kualitas udara, tingkat kebisingan, debu, keanekaragaman hayati, kualitas tanah, aquatic biota, tanaman hasil reklamasi, metereologi lokal dan timbulan limbah.

Menurut Mufizar lagi, kurang lebih 2.000 tenaga kerja yang terlibat dalam proyek tambang ini 99% merupakan warga negara Indonesia yang 60% diantaranya berasal dari Kabupaten Banyuwangi, termasuk 38% berasal dari Kecamatan Pesanggaran. “Kami komitmen mengoptimalkan sumber daya lokal khususnya masyarakat di sekitar areal tambang.”


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved