Management Trends

Bungasari Bangun Pabrik ke-2 di Cilegon Senilai US$43 Juta

Bungasari Bangun Pabrik ke-2 di Cilegon Senilai US$43 Juta
Dengan pabrik terigu kedua Bungasari di Ciilegoon, kapasitas produksi meningkat 3.000 ton per hari

Untuk meningkatkan kapasitas produksi tepung terigu, PT Bungasari Flour Mills Indonesia meluaskan pabriknya tahap kedua di Kawasan Berikat Cilegon seluas 11 hektar. Nilai investasi yang dibenamkan mencapai US$43 juta.

“Dengan adanya pabrik Bungasari kedua di Cilegon ini, maka kapasitas produksi yang tadinya 1.500 ton per hari bisa meningkat 100% menjadi 3.000 ton per hari,” ujar Budianto Wijaya, Presiden Direktur PT Bungasari Flour Mills Indonesia di lokasi Pabrik Bungasari 2, Cilegon (9/10/2019).

Menurut Budianto, pabrik terbaru ini ini memiliki fasilitas paling modern di Indonesia, dengan mengadopsi sistem pengolahan gandum yang canggih dan telah beroperasi di Cilegon sejak Agustus 2014.

“Sejak kali pertama didirikan pada tahun 2012, komitmen kami tetap konsisten, satu di antaranya adalah terus mengembangkan kapasitas pabrik dalam rangka memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Kini, pabrik tahap pertama tersebut telah mencapai utilisasinya yang maksimal,” kata Budianto.

Budianto menjelaskan, dengan diresmikan pabrik kedua ini, Bungasari menggenapkan janjinya dengan mewujudkan visi untuk menjadi produsen terigu terkemuka di Indonesia. Sebuah tonggak bersejarah bagi Bungasari dalam perjalanannya, dengan keberhasilan menyelesaikan pembangunan pabrik Cilegon tahap kedua pasca-pelaksanaan ground breaking tahap kedua ini pada Juli 2018.

“Kapasitas tepung terigu per tahun kini menjadi sekitar 500.000 MT per tahun dan kapasitas gandum menjadi 660.000 MT per tahun,” Budianto, menambahkan.

Pengembangan pabrik juga mencakup peningkatan kapasitas penyimpanan gandum. Sebelumnya, pabrik yang berlokasi di Kawasan Industri Krakatau tersebut mempunyai kapasitas penyimpanan gandum sebesar 79.000 MT, yang kemudian ditingkatkan menjadi 140.000 MT. “Sehingga memungkinkan kami untuk bisa melakukan pembelian gandum yang kompetitif serta lebih fleksibel, serta mampu menyimpan lebih banyak jenis gandum, agar dapat berproduksi dengan lebih efisien,” tuturnya.

Di sisi lain, Bungasari juga menambahkan proses pengolahan gandum dengan instalasi Roller Mill model teranyar. Mesin yang digunakan mengacu pada konsep desain terbaru dengan tingkat akurasi tinggi, sehingga menghasilkan tepung terigu berkualitas terbaik. Selain itu, Roller Mill ini juga dilengkapi dengan proses pembersihan dan sanitasi yang sangat mudah.

“Kami juga mengaplikasikan Box Plan Sifter terbaru yang menggunakan lapisan teflon presisi tinggi dan berkualitas. Produk yang dihasilkan Bungasari pun, menjadi lebih higienis dan rendah kontaminasi, untuk memenuhi meningkatnya standar keamanan pangan yang tinggi di masa mendatang,” Budianto, menjelaskan.

Dengan lokasi pabrik strategis, yakni di antara dua koridor kawasan utama Indonesia, sangat menunjang pendistribusian produk-produk yang diproduksi Bungasari. Aplikasi Direct Loading System digunakan untuk mempercepat pengiriman, menekan kontaminasi serangga saat transfer produk, serta meningkatkan efisiensi sumber daya.

Pada kesempatan yang sama, Bungasari juga memperkenalkan rangkaian produk premix terbarunya, yakni Golden Eagle Donut Mix, Golden Eagle Multi Grain, Hana Chiffon, Hana Sponge Cake, dan Hana Swiss Roll Cake. Dengan lima produk baru ini, Bungasari memperluas ragam produknya di pasar Tanah Air, tidak hanya tepung terigu tetapi premix untuk olahan industri makanan, food service, dan bakery.

“Dengan masuk ke pasar produk premix, Bungasari semakin memperkuat jangkauan dan penetrasi pasar di segmen bakery dan industri makanan, dengan ragam produk berkualitas yang dapat dinikmati oleh para pelanggan,” ujar Commercial Director PT Bungasari Flour Mills Indonesia Jon Quek.

Meski pemain baru di industri terigu, Bungasari saat ini sudah mengantongi marke share 6%. Bungasari didirikan pada Februari 2012, merupakan hasil sinergi pemegang saham, yakni Grup FKS (Indonesia), Toyota Tsusho Corp (Jepang), dan Malayan Flour Mills Berhard (Malaysia).

“Ke depan, setelah kehadiran pabrik kedua Bungasari Cilegon ini, kami akan meresmikan pabrik di Medan tahun 2020 dengan nilai investasi US$80 juta. Dengan demikian total pabrik Bungasari ada 4 pabrik jika digabung dengan pabrik sebelumnya,” jelas Budianto seraya mengatakan size market industri terigu di Indonesia mencapai Rp1 triliun.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved