Management Trends zkumparan

Bungasari Ekspansi Pabrik Terigu ke Medan

Potensi pasar tepung terigu di Indonesia masih sangat tinggi. Saat ini, rata-rata konsumsi terigu di negara kita baru mencapai 25 kilogram/tahun per kapita. Salah satu faktor penting yang meningkatkan tingkat konsumsi tepung terigu lantaran mudah diolah menjadi berbagai makanan seperti mie, roti, biskuit, cake, martabak, dan sebagainya.

Kemudahan pengolahan tepung terigu ini mampu menggairahkan industri makanan baik yang besar maupun kecil, terutama sektor UKM. Pertumbuhan pasar tepung terigu juga ditopang oleh peningkatan pendapatan masyarakat di mana faktor ini menciptakan kebutuhan masyarakat akan makanan yang lebih bervariasi.

“Permintaan tepung terigu di Tanah Air diperkirakan bakal terus tumbuh ke depannya,” tutur Sales & Marketing Director PT Bungasari Flour Mills, Budianto Wijaya, ditemui di sela-sela gelaran BIFHEX 2018 di Grand Ballroom Sudirman, Bandung melalui rilis yanh terima hari ini (09/04/2018). Menurutnya, pertumbuhan industri pengolahan makanan dan kuliner seperti kafe, bakery, atau restoran di Indonesia yang sangat cepat, membuat kebutuhan tepung terigu terus tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan populasi. Selain itu, Indonesia mulai dikenal sebagai salah satu poros ekspor industri pangan di antaranya produk biskuit yang berbahan baku terigu.

Bertumbuhnya industri terigu Indonesia telah diyakini Bungasari sejak kali pertama menancapkan bisnisnya di Indonesia pada tahun 2012. Memulai pembangunan pabrik canggih di Kawasan Industri Krakatau, Tegalratu, Ciwandan, Kota Cilegon, Banten, pabrik ini memiliki fasilitas paling modern di Indonesia. Perusahaan mengadopsi sistem pengolahan gandum yang canggih dan modern. “Keberadaan pabrik ini juga kami anggap sebagai fase atau penanda bagi Bungasari masuk ke pasar tepung terigu nasional,” kata Budianto.

“Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, kapasitas produksi pabrik Bungasari di Cilegon sudah terpakai dalam kondisi maksimal. Dikarenakan tingginya permintaan pasar yang saat ini tidak bisa diimbangi oleh kapasitas produksi di pabrik Bungasari yang ada, maka ekspansi tidak terelakkan lagi,” jelas Budianto.

Tahun 2018, Bungasari — perusahaan hasil sinergi dari FKS Group (Indonesia), Toyota Tsusho Corp (Jepang) dan Malayan Flour Mills Berhad (Malaysia)– memasuki tahap awal dari periode ekspansi perusahaan. Belum lama ini, perusahaan melakukan ground breaking untuk perluasan pabrik di Cilegon, dengan membangun fasilitas produksi dan silo (penyimpanan) fase kedua di lahan pabriknya. “Perluasan ini akan membuat kapasitas produksi Bungasari meningkat dua kali lipat.” kata Budianto.

Langkah ekspansi lanjutan setelah melakukan perluasan kapasitas pabrik di Cilegon adalah membangun sebuah pabrik baru di kawasan Medan, Sumatera Utara. “Rencana ini dilandasi untuk memenuhi tingginya permintaan terigu di berbagai daerah terutama di dareah Sumatera bagian utara serta Kepulauan Riau,” ujarnya. Pertimbangan pemilihan lokasi di Medan ini juga dikarenakan masih belum banyak produsen tepung terigu yang mampu melayani permintaan dalam kapasitas besar di kawasan ini. Diharapkan pada 2020, fasilitas produksi Bungasari di Medan sudah rampung dan mulai beroperasi,” katanya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved