Business Research

BMI Prediksi Belanja Online Tumbuh 57% Tahun 2015

BMI Prediksi Belanja Online Tumbuh 57% Tahun 2015

Sebuah lembaga penelitian marketing, Brand Marketing Institute (BMI) Research, baru saja melakukan penelitian tentang tren belanja online di tahun 2014 yang ditujukan pada 1.213 internet user, di mana 24% dari partisipan memiliki tendensi untuk melakukan belanja online. Adapun partisipan tersebut diambil secara acak berdasarkan rentang usia antara 18 – 45 tahun, dan tersebar di 10 kota besar di Indonesia.

rsz_img_20150122_144711

“Alasannya adalah karena dengan melakukan belanja online, buyer tidak hanya bisa menghemat waktu, melainkan mereka juga bisa mendapatkan opsi terbaik dalam berbelanja,” ungkap Yoanita Shinta Devi, Head of BMI Research.

Dari rentang usia tersebut, kemudian dirincikan lagi, didapatkan hasil di mana rentang usia antara 24 – 30 tahun mendapat porsi sebesar 33%, diikuti rentang usia 18 – 23 tahun yakni 23% dan sisanya terbagi atas rentang usia 31- 35 tahun dan 36 – 40 tahun dan 41 – 45 tahun dengan masing – masing sebear 20%, 16% dan 8%.

Diprediksi pada tahun 2015 yang akan datang, akan terjadi perpindahan usia dari rentang 18 – 23 tahun menuju 24 – 30 tahun sehingga jumlah untuk rentang usia tersebut menjadi besar. “Fenomena tersebut bisa diasumsikan bahwa tiap tahun pertumbuhan tendensi masyarakat untuk berbelanja online semakin meningkat. Salah satu faktornya adalah karena besarnya usia muda di Indonesia yang setiap tahun semakin membesar,” tambah Yoanita.

Prediksi tersebut juga didukung oleh data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dimana pada tahun 2015 pengguna internet mencapai 150 juta jiwa, atau sekitar 59% dari total penduduk Indonesia. Jika dibandingkan tahun lalu, jumlah ini naik sebesar 5%.

Berdasarkan data tersebut, BMI memperkirakan pasar belanja online di Indonesia akan tumbuh hingga 57%, atau meningkat dua kali lipat lebih dibandingkan tahun lalu, yakni sebesar 24%.Ditilik dari perputaran uangnya, hasil riset BMI mengungkapkan total nilai belanja online per orang selama satu tahun belakangan ini mencapai Rp 825 ribu, atau jika diakumulasikan mencapai Rp 21 triliun.

Jika didasarkan pada prediksi pertumbuhan sebesar 57%, maka jumlah transaksi yang terjadi pada tahun 2015 ini diperkirakan mencapai Rp 50 triliun.”Ini merupakan kondisi yang positif bagi pertumbuhan bisnis pasar belanja online di Indonesia. Sehingga bisa disimpulkan pasar belanja online 2015 mendatang merupakan pasar yang seksi,” jelas Yoanita.

Suharjo Nugroho, Managing Director Imogen PR, mengungkapkan alasan masyarakat cenderung memilih belanja online daripada offline. Alasannya antara lain adalah pertama, karena belanja online cukup simple di mana pembeli tidak perlu repot – repot datang ke toko dan membawa barang ke rumah, karena semua sudah ada yang mengurus. Kedua, banyak opsi yang bisa ditemukan untuk satu jenis barang yang ditawarkan. Ketiga, mereka bisa mensortir mana yang paling murah, karena beberapa marketplace sudah memprovide sistem tersebut. Keempat, mereka bisa mendapatkan barang yang secara kualitas bagus, baik impor maupun lokal.

Namun, di sisi lain, menurut Suharjo, ada pula alasan masyarakat yang masih enggan melakukan pembelian secara online, misalnya belum percaya akan online shopping, masih mencintai pembelian secara offline, ingin mencoba terlebih dahulu produknya, dan masih bingung bagaimana memulai dan menjalankan prosedurnya.

Ditengarai Suharjo, jumlah pembeli yang masih melakukan transaksi secara offline dengan alasan tersebut tidak terlalu memengaruhi prospek pasar belanja online di 2015 ini.Adapun tendensi pembeli untuk melakukan belanja online, di tahun 2015 ini, diperkirakan masih akan didominasi oleh segmen fashion, di mana segmen ini menarik perhatian partisipan sebanyak 40%. Sementara sisanya adalah gadget 11%, electronik 11%, kendaraan 5%, games 4%, groceries 4%, dan tiket & hotel 2%. Sementara dari sisi gender, masih akan tetap didominasi oleh kalangan perempuan dengan perbandingan 57% : 43%. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved