Business Research

BP Energy Outlook 2035: Negara Berkembang Dorong Permintaan Energi Global

BP Energy Outlook 2035: Negara Berkembang Dorong Permintaan Energi Global

BP Energy Outlook memprediksikan bahwa permintaan energi global terus meningkat rata-rata 1,5% per tahun hingga 2035. Selama periode ini, pertumbuhan diprediksikan meningkat dengan rataan 2% per tahun hingga 2020, lalu 1.2% per tahun hingga 2035. Sebanyak 95% dari pertumbuhan tersebut diperkirakan berasal dari negara-negara non-OECD, di mana Cina dan India mengambil separuhnya.

Bob Dudley, BP Group Chief Executive, sumber foto : http://en.wikipedia.org/wiki/Bob_Dudley

Bob Dudley, BP Group Chief Executive, sumber foto : http://en.wikipedia.org/wiki/Bob_Dudley

Sementara minyak diprediksi akan mengalami pelambatan pertumbuhan hingga 2035. Permintaannya sendiri berkembang rata-rata 0,8% per tahun. Namun demikian, masih akan ada permintaan untuk minyak dan bahan bakar cair lain (termasuk biofuel) sebesar 19 juta barel per hari yang kebanyakan datang dari Amerika dan Timur Tengah.

Outlook melihat bahwa 50% pertumbuhan tersebut berasal dari sumber-sumber non-OPEC. Meningkatnya produksi tight oil AS, pasir minyak Kanada, laut dalam Brasil dan biofuel dirasa cukup untuk mengimbangi penurunan lapangan minyak mature di tempat lain. Peningkatan produksi dari sumber daya tight oil yang baru ini diharapkan dapat mendorong AS untuk menyalip Arab Saudi sebagai produsen terbesar bahan bakar cair pada tahun 2014.

Setelah minyak, batubara juga diperkirakan akan mengalami pelambatan pertumbuhan. Permintaannya meningkat hanya sebesar 1,1% per tahun hingga 2035. Dalam periode tersebut, pertumbuhan melandai hingga 0,6% per tahun setelah 2020. Sebanyak 87% pertumbuhan permintaannya diperkirakan akan datang dari Cina dan India. Di kedua negara tersebut, porsi gabungan konsumsi batubara globalnya akan meningkat dari 58% pada 2012 menjadi 64% pada 2035.

Beda dengan minyak dan batu bara, gas alam diperkirakan akan mengalami pertumbuhan tercepat. Permintaannya meningkat rata-rata 1,9% per tahun. Kebanyakan, permintaan tersebut berasal dari negara-negara non-OECD. Pasalnya, ekspor LNG diperkirakan berkembang lebih cepat dari konsumsi gas, dengan rata-rata 3,9% per tahun.

Sementara pasokan shale gas diperkirakan memenuhi 46% pertumbuhan permintaan gas yang mencakup 21% gas dunia dan 68% gas AS pada 2035. Pertumbuhan produksi shale gas Amerika Utara diperkirakan melambat setelah 2020 dan produksi dari wilayah lain meningkat. Namun pada 2035, Amerika Utara diperkirakan akan tetap menyumbang dalam porsi yang cukup besar yakni 71%.

Lalu output tenaga nuklir diperkirakan meningkat sekitar 1,9% per tahun hingga 2035. Gabungan Cina, India dan Rusia mencakup 96% dari pertumbuhan tenaga nuklir global, sementara AS dan Uni Eropa menurun akibat perkiraan penutupan kilang. Adapun pertumbuhan tenaga hidroelektrik diperkirakan mencapai 1,8% per tahun hingga 2035, yang 50%-nya berasal dari Cina, India dan Brasil.

Sementara itu, energi terbarukan diperkirakan akan terus mengalami perkembangan tercepat dengan peningkatan pangsa pasar rata-rata 6,4% per tahun hingga 2035. Energi terbarukan ini, termasuk biofuel, diperkirakan akan memperoleh pangsa energi primer yang lebih tinggi daripada nuklir pada 2025.

Bob Dudley, BP Group Chief Executive mengatakan bahwa Outlook menyoroti kekuatan persaingan dan pasar bebas dalam membuka teknologi dan inovasi untuk memenuhi kebutuhan energi dunia.

“Tren teknologi global, investasi, dan kebijakan meyakinkan kami bahwa produksi akan mampu mengejar permintaan. Bentuk-bentuk energi baru seperti shale gas, tight oil, dan energi terbarukan akan menyumbangkan bagian yang signifikan dalam pertumbuhan pasokan global,” ujarnya.

Ditambahkan oleh Dudley bahwa di antara negara-negara importir energi saat ini, Amerika Serikat berada pada jalan menuju swasembada energi, sementara ketergantungan impor di Eropa, Cina dan India akan meningkat. Asia diperkirakan akan menjadi kawasan importir energi dominan.

“Hal ini tidak perlu menjadi masalah apabila pasar diperbolehkan untuk melakukan tugasnya, dengan rantai pasokan baru membuka diri terhadap wilayah-wilayah dengan permintaan yang tinggi ini,” tukasnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved