Business Research

Ekonomi Indonesia Turun 2% dari Rata Rata

Ekonomi Indonesia Turun 2% dari Rata Rata

Riset terbaru dari Grant Thornton International Business Report (IBR), sebuah survei pada lebih dari 2.500 pemimpin bisnis di 36 negara, mengungkapkan sejauh mana penularan akibat perlambatan ekonomi global menyebar ke bisnis di seluruh dunia, termasuk Indonesia .

kasus-hukum-ekonomi

Optimisme bisnis di Indonesia turun 24% ke angka 36% di Kuarta 3 tahun 2015. Penurunan tertinggi terdapat pada ekspektasi pendapatan, ekspor, investasi pada pabrik serta mesin, serta harga penjualan. Sedangkan ekspektasi lapangan kerja masih tetap menunjukkan optimisme dengan kenaikan yang cukup signifikan yakni sebanyak 14% di kuartal ke 3 ini. Meski demikian, IBR menyatakan bahwa kondisi bisnis Indonesia tidak lebih optimis dibandingkan rata rata karena prosentasinya berada sebanyak 2% di bawah rata rata pertumbuhan bisnis global. Angka ini menempatkan Indonesia berada di posisi 15 diantara 36 ekonomi dunia.

Di wilayah APAC sendiri, optimisme dilaporkan di angka 20%, turun sebanyak 22% dibandingkan kuartal ke 2 tahun 2015. Namun meski demikian, beberapa negara mengalami pertumbuhan yang signifikan dan lebih positif dibandingkan Indonesia seperti India (87%), Filipina (86%), New Zealand (62%), dan Australia (39%). Sementara secara mengejutkan, level optimisme beberapa negara turun dari net balance positif ke negatif di kuartal terakhir, termasuk di antaranya Thailand (-8%), Singapura (-14%), dan Jepang serta Malaysia (-28%).

Johanna Gani, Managing Partner Grant Thornton Indonesia, menjelaskan, setiap negara mengalami masalah internal yang berbeda-beda sebagai akibat dari ketidakpastian ekonomi secara global. Seperti yang diketahui sebelumnya, pada September 2015, rupiah merosot ke level yang hampir tidak pernah kita lihat selama hampir dua dekade terakhir. Fakta ini tidak memungkiri untuk berkontribusi terhadap menurunnya kepercayaan terhadap ekonomi Indonesia di kuartal 3 tahun 2015.

“Kita semua tentu berharap bahwa empat paket ekonomi yang diumumkan oleh Presiden Joko Widodo di kuartal keempat tahun ini. Contoh, menjaga stabilitas fiskal dan moneter negara , yang meliputi inflasi yang terkendali , kawasan berikat dan impor pajak dipotong, keuangan mikro dan diesel dan listrik yang lebih murah, dan kesejahteraan tenaga kerja, diikuti oleh tindakan yang diambil oleh bank sentral dengan merilis paket rupiah stabilisasi nilai tukar , akan membantu pelaku bisnis dan investor untuk memperlancar kemudahan melakukan bisnis di Indonesia sehingga diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan bisnis Indonesia di Q4 2015.” ujar Johana menutup pernyataan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved