Business Research

Gelembung Bisnis Properti Sydney dan Melbourne

Oleh Dibi
Gelembung Bisnis Properti Sydney dan Melbourne

Bisnis properti di Sydney dan Melbourne terus mengalami peningkatan harga hingga melebihi 15 % per tahun dalam 3 tahun terakhir. Peningkatan ini melebihi pasar lain di Australia dan merupakan indikasi terciptanya gelembung ekonomi, menurut Prof. Vernon L. Smith, peraih penghargaan nobel untuk ilmu ekonomi.

vernon smith1

Prof. Vernon Smith

Sebagai pembicara pada acara makan malam yang diadakan oleh Macquarie Graduate School of Management, Prof. Smith mendiskusikan masa depan dan kondisi saat ini tentang harga properti dunia dan menyatakan bahwa adanya indikasi gelembung seperti ini adalah normal dalam kegiatan ekonomi.

“Di Sydney dan Melbourne, Anda akan menemukan pertumbuhan regional yang lebih secara signifikan lebih cepat dibandingkan area lain. Mungkin ada spekulasi bahwa pertumbuhan ini berlebihan tetapi pada umumnya, gelembung seperti ini adalah fungsi normal dari ekonomi,” jelas Prof. Smith. “Hanya sedikit yang regulasi bisa lakukan untuk mencegah gelembung ekonomi in terjadi karena sebagian besar dari fenomena ini adalah akibat dari sifat alami manusia, yaitu berinvestasi dalam apa yang mereka lihat sebagai pertumbuhan pasar,” katanya.

Menurut Investopedia, gelembung ekonomi atau yang biasa hanya disebut dengan “bubble” dalam ranah ekonomi, memiliki penjelasan yang kuran lebih berarti suatu kondisi di mana ada perubahan cara para pemain dalam melakukan bisnisnya. Mereka membeli suatu jenis barang dengan harga yang tinggi dengan adanya harapan bahwa nanti mereka bisa menjual barang tersebut dengan harga yang tinggi juga. Fenomena ini akan membuat harganya naik melebihi harga asli barang tersebut.

Ada risiko bahwa kondisi pasar yang berkelanjutan seperti ini akan berakhir dengan harga barang turun drastis saat harganya sudah naik dan berada di puncak sehingga para pemain yang berinvestasi besar-besaran di pasar ini akan merugi jika belum balik modal sebelum harga barangnya turun. Kondisi pasar yang supply dan demand nya terus menerus naik hingga akhirnya turun drastis ini dianalogikan sebagai gelembung yang terus membesar hingga akhirnya pecah pada titik tertentu.

“Riset kami selama bertahun-tahun menunjukan bahwa bahkan jika investor bisa melihat bahwa mereka berinvestasi di pasar real estate saat pasar tersebut berada di puncaknya, mereka memiliki mentalitas yang sudah terbiasa dengan peningkatan aktivitas ekonomi seperti ini dan tetap berkomitmen,” jelas Smith. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved