Business Research

Global Innovation Barometer 2014: Kolaborasi Dorong Inovasi

Global Innovation Barometer 2014: Kolaborasi Dorong Inovasi

photo(2)

General Electric (GE) kembali menggelar survei GE Global Innovation Barometer. Ini adalah tahun keempat survei tersebut dilakukan dan untuk pertama kalinya Indonesia menjadi salah satu dari 26 negara yang disurvei. Selain Indonesia, Aljazair, Italia dan Kenya juga menjadi negara yang turut serta untuk pertama kalinya dalam survei ini. Survei ini dilakukan terhadap 3209 eksekutif senior di negara-negara tersebut melalui wawancara via telepon selama 35-45 menit.

Dalam survei tersebut, menurut Handry Satriago, CEO GE Indonesia, responden ditanya mengenai tiga hal, yakni proses inovasi, negara dan kebijakan publik serta perannya. Secara global, survei ini melihat adanya pergeseran dari penelitian Global Innovation Barometer tahun 2013 lalu yang mengungkapkan tingkat kecemasan tinggi di antara para pemimpin eksekutif yang menyebabkan ketidakpastian dalam melangkah lebih maju. Namun, menurut survei yang digelar tahun ini, mereka telah mulai mempersiapkan diri untuk beradaptasi dengan perubahan pasar yang tak terduga.

Lebih lanjut mengenai potret di Indonesia, Handry mengungkapkan, 76% responden percaya bahwa negara ini lebih dapat lebih maju karena adanya inovasi. Mereka merasakan kondisi saat ini lebih baik dibanding 10 tahun yang lalu. Pendapat ini sesuai dengan yang terjadi di tingkat global yang jumlahnya mencapai 80%.

Kemudian mengenai perkembangan teknologi saat ini, Handry menyebutkan ada empat tren yang terjadi. Pertama, tren kolaborasi dengan UKM dan start-up. Kedua, mengenai konvergensi teknologi, bersatunya software dan hardware. Ketiga, big data. Big Data dinilai sebagai hal yang penting untuk memaksimalkan efisensi dalam menjalankan bisnis. Keempat, industrial internet yang dipercaya akan berdampak positif atau netral di bursa kerja. Sayangnya, perusahaan-perusahaan yang mempersiapkan diri untuk menghadapi tren-tren tersebut masih sedikit.

Salah satu tren yakni adanya kolaborasi antara perusahaan dengan UKM dan start-up dipercaya akan memberi lebih banyak keuntungan dan membuka berbagai peluang. Demikian pula di Indonesia. Sebesar 76% perusahaan di Indonesia memercayai hal tersebut. Kolaborasi akan mendorong kesuksesan berinovasi. Dalam inovasi, start-up dinilai sebagai pemenang, disusul kemudian perusahaan multinasional.

Dalam presentasinya, Handry juga menyebutkan beberapa tantangan yang kerap dialami para pelaku bisnis di Indonesia. “Kemampuan untuk men-scale-up. Ini tantangan terbesar yang dihadapi. Kedua, dengan ide radikal, kemudian dukungan finansial dan kelangkaan sumber daya, dan sebagainya,” papar Handry.

Untuk mengatasi tantangan dan mendorong kemajuan tersebut, pemerintah memiliki peran yang penting. Di antaranya adalah pelayanan birokrasi yang baik sehingga menciptkan kenyamanan dalam melakukan bisnis. Isu HAKI, pengadaan infrastruktur dan dukungan terhadap inovasi merupakan hal-hal yang terkait dengan hal tersebut. Selain itu, kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha juga dinilai penting.(EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved