Business Research

Industri Penerbangan Indonesia Tumbuh 20%

Oleh Admin
Industri Penerbangan Indonesia Tumbuh 20%

Industri penerbangan nasional terus bertumbuh. Salah satunya terlihat dari adanya lonjakan penumpang yang signifikan belakangan ini. Karena itu, industri ini terus berbenah. Perbaikan dilakukan juga demi menghadapi ASEAN Open Sky yang akan bergulir mulai tahun 2015. Indonesia Aviation Forum Series: Airlines & Airports 2013 Conference and Exhibition pun akan digelar demi menelaah apa saja yang harus diperbaiki demi industri penerbangan nasional yang lebih baik.

Kepada sejumlah wartawan, di Jakarta, Kamis (22/11/2012), Herry Bhakti, Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan sekaligus Ketua Panitia Pengarah IAFS 2013, mengatakan, “Ekonomi kita tumbuh sudah 6 persen, (pertumbuhan) penerbangan kita sudah dua digit antara 15-20 persen.”

Memang, pertumbuhan jumlah penumpang angkutan udara sebesar 15,96 persen pada periode 2010-2011. Kondisi ini sejalan dengan kondisi ekonomi Indonesia yang terus bertumbuh, tepatnya di atas angka 6 persen.

Pertumbuhan jumlah penumpang yang didorong oleh kondisi ekonomi juga diamini oleh Andi Alisjahbana, Direktur PT Dirgantara Indonesia. Selain itu, ia berpendapat, penumpang transportasi udara akan meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi. “Memang untuk wilayah sebesar Indonesia dengan ciri khas archipelago seperti ini penerbanganlah, transportasi yang dapat berkembang,” katanya.

Akan tetapi, infrastruktur di industri penerbangan belum memadai. Karena itu, sekarang ini sejumlah bandara pun sedang direnovasi dan ditingkatkan kapasitasnya. Salah satunya adalah Bandara Internasional Soekarno-Hatta, di Cengkareng, Banten. Ini karena sejumlah maskapai terus mendatangkan armada pesawat yang baru. Selain itu, pihak maskapai pun terus melakukan penambahan rute ataupun frekuensi penerbangannya.

Berdasarkan kondisi tersebut, Herry berujar, salah satu tujuan ajang yang akan diselenggarakan di dua tempat, yakni di Hotel Grand Hyatt dan Bandara Halim Perdanakusuma pada 22-24 April 2013 ini, memang akan mendiskusikan isu-isu kunci dalam memfasilitasi investasi pembangunan bandara. Diskusi juga mencakup usaha meminimalkan resiko investasi.

“(IAFS 2013 juga) mendiskusikan situasi kondisi ekonomi terkini dan ketersediaan dana investasi pembangunan bandara dan airlines,” lanjut dia.

Berbenahnya industri aviasi nasional juga untuk menyambut berlakunya ASEAN Open Sky 2015. Akan ada liberalisasi penerbangan di kawasan Asia Tenggara mulai saat itu. Persaingan antarmaskapai bisa jadi semakin kompetitif. Akan tetapi, ini bukan ancaman bila industri penerbangan nasional sudah siap.

Melihat hal itu, Pemerintah juga tak akan tinggal diam. Pemerintah akan berupaya melindungi pemain lokal dengan sejumlah regulasi dan kebijakan. Dalam IAFS mendatang, hal ini juga akan menjadi salah satu bahan diskusi.

Intinya, IAFS mendatang akan mengadakan sejumlah pokok diskusi untuk mendukung pembenahan dan pengembangan industri penerbangan domestik. Sejumlah pemangku kepentingan dari luar negeri pun akan dihadirkan, diantaranya Ralph Boyce, President Boeing Southeast Asia dan Dean Dacko, Group Head of Marketing Malaysia Airlines.”Sebisa mungkin kita himpun juga dari organisasi penerbangan dalam dan luar negeri,” tutup T Gultom, Ketua Panitia Penyelenggara IAFS 2013. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved