Business Research Management

Industri Perbankan Seharusnya Tidak Berkarakter Rentan

Industri Perbankan Seharusnya Tidak Berkarakter Rentan

Merayakan hari ulang tahun ke-8 yang jatuh pada tanggal 22 September 2013, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), menggelar seminar dua hari, 23-24 September di Ballroom Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta.

IMG_0484Tema dari seminar internasional ini adalah “The Future of Finance: Axis of Stability and Profitability”. Tema ini diambil mengingat pentingnya stabilitas sistem keuangan dalam menciptakan industri keuangan yang sehat profitable khususnya pasca krisis 2008.

“LPS sebagai bagian dari regulator merasa perlu menginisiasi dan terlibat langsung dalam menciptakan stabilitas keuangan, salah satunya melalui pertukaran ide dan pandangan mengenai isu-isu penting sistem keuangan terkini,” ujar Ketua LPS, Mirza Adityaswara, yang segera dilantik sebagai Deputi Gubernur Seniuor Bank Indonesia (BI).

Menurut Mirza, sektor keuangan/perbankan adalah tulang punggung pertumbuhan ekonomi. Sejarah menunjukkan bahwa sektor ini sangat rentan terhadap gejolak ekonomi, seperti yang terjadi pada 1997, 2005, 2008 dan saat ini.

“Untuk meningkatkan daya tahan perbankan, maka kebijakan seharusnya tidak hanya berorientasi mikro tetapi juga struktural. Indonesia harus memperbaiki struktur makro ekonomi yang lebih resilent terhadap turbulensi, misalnya manufaktur, orientasi ekspor dan barang modal. LPS sendiri memiliki peran penting dalam meningkatkan daya tahan perbankan melalui skema dan premi penjaminan serta resolusi bank,” papar Mirza.

Sementara itu, pembicara lainnya yakni Prof Anat Adminati dari Stanford University, menyampaikan beberapa persepsi yang salah tentang industri perbankan. Menurutnya, industri perbankan tidak seharusnya memiliki karakter rentan jika saja bank mau menyisihkan modal yang memadai.

“Norma permodalan (CAR) yang berlaku saat ini (Basel III yakni 10,5%) sangat tidak memadai. Bank seharusnya memiliki permodalan 20-30%,” tegas Anat.

Anat menjelaskan, hal lain yang dapat dilakukan oleh bank agar tidak dianggap rentan adalah penerapan akutansi yang lebih proper dan transparan terutama dalam memperhitungkan risiko.

Pada hari ke-2 seminar internasional ini, yakni 24 September, akan digelar workshop stabilitas sistem keuangan dan akutansi.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved