Business Research Strategy

Ini 6 Sektor Prospektif untuk Investasi Infrastruktur 2016

Ini 6 Sektor Prospektif untuk Investasi Infrastruktur 2016

Ketua Kamar Dagang Indonesia (KADIN), Suryo Bambang Sulisto, mengatakan, ke depan ada beberapa sektor infrastruktur di Indonesia yang prospektif bagi para investor. Pertama, sektor kelautan dan pelabuhan laut. Kedua, transportasi. Ketiga, power generation. Keempat, suplai air bersih. Kelima, manajemen limbah dan sampah. Keenam, manufaktur dan infrastruktur perangkat lunak.

“Bidang-bidang tersebut diyakini akan menggerakkan perekonomian dalam jangka menengah dan panjang,” ujar Suryo saat membuka Pameran Indonesia Infrastructure Week 2015 di Jakarta.

Menurut Suryo, lewat ajang tersebut, pihaknya ingin meyakinkan kepada para investor yang hadir, bahwa Indonesia sedang mengalami perubahan mendasar dalam pembangunan ekonomi, sehingga Indonesia membutuhkan dukungan para investor khususnya yang tertarik pada investasi jangka menengah dan panjang.

Selama 2015 ini sudah berjalan 43 proyek infrastruktur yang didanai dari swasta (private) sebasar US$ 52 miliar dan dari publik sebesar US$ 23 miliar. Selanjutnya pembangunan infrastruktur di Indonesia akan diterapkan dengan skema Public-Private Partnership,

IMG20151104111542

“Dengan skema ini maka investasi oleh pihak swasta akan lebih terjamin dengan kemudahan-kemudahan,” kata Suryo.

Dalam kesempatan itu, sebuah lembaga survei independen Saatnyadidengar.org memaparkan hasil surveinya yang dilakukan sejak Oktober 2014 – Oktober 2015 mengenai sektor infrstruktur yang diharapkan masyarakat menjadi prioritas pembangunan di masing-masing daerahnya.

Survei dilakukan terhadap 4.500 responden, 84 % responden berada di Pulau Jawa dan berusia 19-36 tahun (generation Y). Sebanyak 45 % responden menjawab sektor transportasi adalah yang paling penting untuk dibangun, sisanya 21 % menjawab pengolahan limbah dan sampah adalah sektor yang terpenting untuk menjadi prioritas pemerintah.

Selanjutnya lembaga tersebut juga melakukan survei di masing-masing daerah beradasarkan pulau dan kepulauan. Di sumatera, 33 % responden menjawab sektor transportasi diharapkan yang menjadi prioritas. Di Jawa, 47 % responden juga berharap transportasi menjadi prioritas. Di Kalimantan, suplai air bersih dan pasokan listrik diharapkan menjadi prioritas. Masyarakat di Sulawesi, berharap pengolahan limbah dan sampah menjadi infrastruktur prioritas. Sedangkan masyarakat di Bali dan NTT menempatkan suplai air bersih dan transportasi menjadi infrastruktur prioritas. Terakhir, masyrakat di Maluku dan Papua berharap transportasi, telekomunikasi dan listrik menjadi infrastruktur prioritas bagi daerahnya.

Menanggapi hasil survei tersebut, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, mengatakan, pihaknya tengah membangun Trans Papua, sepanjang 8.000 km, dan ditargetkan akan selesai pada tahun 2018 nanti. Demikian juga Tol Trans Sumatera, diantaranya Indralaya-Palembang, Medan – Binjai – Tebingtinggi serta Tol Trans Jawa, salah satunya Solo-Kertosono.

“Kami menargetkan di tahun 2018 nanti jalan tol akan bertambah 1060 km dari sebelumnya yang baru mencapai 850 km,” ujar Basuki. Jalan nasional juga diperkirakan akan bertambah menjadi 2600 km di tahun 2018 nanti.

Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang membuka acara tersebut, mengatakan, bisnis infrastruktur adalah bisnis yang tidak akan mati dan berkembang sangat cepat sesuai kebutuhan manusia.

“Perkembangan teknologi mengubah hidup manusia dan segala kebutuhannya, akibatnya kebutuhan akan infrastruktur lebih cepat dari gerak pembangunannya sendiri,” ujar JK “Tetapi kondisi itu justru harus kita lihat sebagai peluang investasi dan bisnis, misalnya infrastruktur listrik dan telekomunikasi yang masih kurang saat ini harus dilihat sebagai peluang investasi,” dia menambahkan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved