Business Research

Manulife Aset Manajemen Indonesia Ajak Penabung Lirik Reksa Dana

Oleh Admin
Manulife Aset Manajemen Indonesia Ajak Penabung Lirik Reksa Dana

manulife logoLaporan terbaru dari serangkaian penelitian “Aging Asia” yang dilakukan oleh Manulife Asset Management memperkenalkan sebuah ukuran eksklusif ‘Bona Fide Real Return.’ Alat ukur ini mengungkapkan bagaimana dampak inflasi, pajak atas bunga, dan risiko kredit, dalam mengurangi tingkat pengembalian deposito perbankan. Hasil penelitian, deposan di 8 dari 10 negara Asia yang diteliti mengalami tingkat pengembalian deposito riil yang negatif.

Dari ukuran Bona Fide Real Return yang disetahunkan terlihat bahwa selama 10 tahun terakhir, tingkat pengembalian deposito berkisar dari sedikit positif, yaitu sebesar 0,6% di Malaysia dan 0,4% di Jepang, hingga serendah -2.3% di Indonesia, senada dengan tingkat pengembalian -2,2% di Vietnam dan -2.3% di Filipina.

The Asian cash drag: Alternatives for a more diversified portfolio adalah laporan riset keempat dari serial “Aging Asia” yang disusun berdasarkan temuan dari laporan riset ketiga dalam serial, Asset rich, income poor: Key components of retirement income security for aging Asia. Laporan hasil riset serial ketiga tersebut mengungkapkan bahwa dalam rumah tangga di lima negara terkaya di wilayah Asia pun ternyata mengalami risiko pensiun dengan jumlah aset yang berlimpah atau kaya tetapi miskin dari segi pendapatan, karena sumber daya penghasilan mereka tidak dikerahkan secara efisien. Sebagai contoh, dari riset ini ditemukan bahwa sekitar 50% kekayaan finansial di negara-negara ini dialokasikan di deposito.

The Asian cash drag (riset terbaru) memperluas penelitian ini ke 10 negara: Indonesia, Cina, Hong Kong, Jepang, Malaysia, Singapura, Filipina, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Hasilnya, ditemukan bahwa tingkat kepemilikan kas yang tinggi tidak hanya terjadi di negara maju, dan tantangan yang berkaitan dengan rendahnya tingkat pengembalian riil deposito yang rendah atau negatif secara serupa terjadi di seluruh wilayah. Tidak terkecuali di Indonesia, di mana penelitian ini mengungkapkan bahwa pada rumah tangga yang diteliti mengalokasikan sekitar 94% dari kekayaan finansial mereka di deposito meskipun deposito memiliki tingkat pengembalian riil yang rendah.

Michael Dommermuth, President, International Asset Management, Manulife Asset Management, menjelaskan, “Banyak orang Indonesia yang sadar bahwa pajak penghasilan menurunkan penerimaan bunga mereka. Namun, tidak banyak yang mempertimbangkan faktor-faktor seperti inflasi dan risiko kredit. Faktor-faktor ini memberi dampak serius terhadap tingkat pengembalian deposito, namun dampaknya bervariasi untuk setiap wilayah. Hal ini menegaskan pentingnya perusahaan manajer investasi yang berpengalaman dengan kondisi pasar lokal, ketika memberi nasihat untuk rencana pensiun serta solusi investasi yang tepat bagi para investor.”

Manulife Asset Management menggunakan masukan dari tim investasi profesional di seluruh kantor wilayahnya di Asia untuk mengembangkan ukuran Bona Fide Real Return, yang mengukur dampak dari faktor-faktor ini terhadap tingkat pengembalian deposito di berbagai negara, seperti Indonesia:

# Pajak penghasilan atas bunga. Penghasilan dari bunga di Indonesia secara final dibebankan pajak 20%, yang secara signifikan mengurangi tingkat pengembalian deposito. Hal ini menjelaskan mengapa angka Bona Fide Real Return di Indonesia menjadi yang terendah di antara negara-negara yang diteliti. Penabung di Singapura dan Vietnam, misalnya, tidak dikenakan pajak atas penghasilan dari bunga.

# Risiko kredit, adalah potensi bank untuk gagal bayar, baik pembayaran bunga maupun pengembalian dana deposan, dan hal ini erat kaitannya dengan kualitas skema jaminan deposito pemerintah. Indonesia menghadapi tantangan dalam kategori ini. Dua dari tiga besar lembaga pemeringkat kredit memberikan “investment grade” atau layak untuk berinvestasi bagi negara Indonesia. Sementara itu sistem perbankan di Indonesia memiliki peringkat kredit anchor standalone ‘bb’. Peringkat ini berarti bahwa potensi risiko yang lebih tinggi harus diperhitungkan ketika mempertimbangkan tingkat pengembalian deposito di negara-negara ini.

# Inflasi. Pendapatan bunga di sebagian besar negara tergerus oleh inflasi. Di Indonesia, tingkat suku bunga simpanan yang telah disesuaikan dengan inflasi di akhir tahun 2012 adalah 1,2% (sebelum pajak), yang mencerminkan tingkat pengembalian positif tetapi kurang dari angka nominal yang diiklankan oleh lembaga perbankan.

Dommermuth menuturkan, “Dengan semakin bergesernya tanggung jawab penyediaan jaminan penghasilan pensiun ke individu-individu di seluruh Asia, Bona Fide Real Return memperlihatkan keadaan yang mengkhawatirkan bagi orang-orang yang menyimpan dana untuk masa pensiun, maupun rumah tangga yang sudah berusia lanjut, yang sangat mengandalkan simpanan di deposito dan tabungan untuk memenuhi kebutuhan biaya sehari-hari. Bona Fide Real Return secara jelas menggambarkan mengapa rekening tabungan seharusnya tidak dipergunakan sebagai kendaraan investasi jangka panjang di Indonesia dan di negara-negara lain yang kami teliti. ”

Sementara itu, Legowo Kusumonegoro, Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, menjelaskan, “Para penabung dan pensiunan di Indonesia harus mempertimbangkan alternatif investasi lain yang berpotensi untuk memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi daripada deposito. Reksa dana dapat menjadi solusi investasi bagi penabung yang mengharapkan tingkat pengembalian tinggi dan sekaligus menyediakan arus kas untuk kebutuhan bulanan.”

“Reksa dana berpotensi untuk memberikan imbal hasil yang optimal dalam jangka panjang dan sangat cocok untuk investor yang tidak memiliki banyak waktu untuk mengikuti perkembangan pasar secara terus-menerus. Melalui reksa dana, investor bisa mendapatkan pandangan dari 16 profesional di Manulife Aset Manajemen Indonesia yang ahli di bidang investasi dan sangat mengerti kondisi pasar di Indonesia. Para profesional ini didukung oleh lebih dari 120 orang yang ahli di bidang saham, pendapatan tetap, dan alokasi aset yang bekerja di 9 negara lainnya di wilayah Asia.” (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved