Business Research

Mocaf Olahan Asli Asal Indonesia

Mocaf Olahan Asli Asal Indonesia

Singkong bagi sebagian orang adalah makanan kelas dua. Strata sumber karbohidrat ini terasa menjadi begitu jatuh. Akan tetapi, bagi Prof. Achmad Subagio, singkong sudah sangat dekat dan menjadi bagian hidupnya di masa kecil.

20150128_153335_500x281

Sebelum menjadi peneliti dan pengajar di Universitas Negeri Jember, Subagio tumbuh dari keluarga pedagang. Ketika masih duduk di bangku sekolah, dia ikut membantu keluarganya menjual ‘getuk’, pangan khas dari singkong. Melalui kakaknya, dia belajar memilih singkong terbaik dan mengolahnya.

Tumbuh dewasa, Subagio tidak serta merta mulai serius dengan singkong. Ketika mengenyam pendidikan lanjutan di Jepang, penelitiannya justru tentang pigmen bunga seruni yang dapat diekstrak menjadi pewarna alami.

“Tetapi ketika saya pulang ke Indonesia, saya pikir Indonesia belum membutuhkan penelitian itu,” ujarnya.

Perjalanan kemudian membawanya ke Belanda, ke sebuah pabrik pengolahan kentang untuk menjadi pati atau tepung yang memberinya inspirasi. Sejak saat itulah, di tahun 2004 dia bertekad untuk meneliti dan mengolah sumber pangan lokal, lalu pilihannya jatuh pada singkong.

“Kenapa singkong, karena sumber pangan ini mudah dan banyak ditemukan di Indonesia,” tambahnya.

Namun, hanya dengan penelitian saja akan sulit membuat perubahan, oleh karena itu Subagio tidak berhenti dengan jas lab nya saja. Dia lepaskan jas putih itu dan turun ke lapangan, ke masyarakat, dan ke pihak swasta. Hasilnya di menggagas pembuatan MOCAF (Modified Cassava Flour) sebuah olahan tepung dengan bahan dasar singkong.

Pada tahun 2006, Guru Besar Universitas Jember ini mulai membuat pabrik MOCAF di Trenggalek, Jawa Timur. Pabrik itu sudah mampu memproduksi ratusan ton tepung MOCAF setiap bulannya.

Sayang, pabrik tersebut kurang berkembang karena terkendala beberapa masalah. Beberapa tahun kemudian, dia memulai lagi membuat pabrik di Solo dengan menggaet investor. Hasilnya, pabrik tersebut menjadi berkembang.

Pengembangan Subagio tidak berhenti pada tepung saja, dia mengolah tepung MOCAF itu menjadi beragam produk. Tentu saja untuk dapat melibatkan lebih banyak orang dan akhirnya mampu memberdayakan lebih banyak orang. Tepung unik tersebut diolah menjadi beragam kue-kue kering, brownies, sampai menjadi mie ayam. Melalui gerai Mister Te, dia menjual produk-produk tersebut. Tidak lupa dengan berbekal tepung MOCAF, pria kelahiran Kediri ini juga menciptakan beras cerdas sebagai pengganti beras dari padi.

Melalui upaya mengelola singkong dari hulu sampai hilir, Subagio sebenarnya telah memberikan pilihan terhadap terwujudnya kedaulatan pangan Indonesia. Esensi kedaulatan adalah mandiri, yaitu menggunakan produk lokal sehingga tidak bergantung pada impor. Saat ini MOCAF sudah dipasarkan di hampir seluruh wilayah di pulau Jawa dengan harga yang cukup terjangkau, Rp8.500 setiap kilonya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved